ADVERTISEMENT
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Kapan Pakai Jilbab? Pertanyaan Setelah Kapan Kawin dan Kapan Punya Anak

Rika Nova oleh Rika Nova
14 Mei 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK – Nuntut perempuan pakai jilbab tapi sama kewajibannya sendiri pura-pura amnesia. Maunya apa?

Di Indonesia, pertanyaan personal yang tak etis untuk ditanyakan, dan paling malesin untuk dijawab, ternyata sudah bertambah. Tak cuma kapan kawin dan kapan punya anak, sekarang tambah lagi; kapan pakai jilbab? Bahkan kalau sudah pakai jilbab, pertanyaannya masih ada lagi; kapan pakai (jilbab) yang syar’i?

Tentu kalian tak boleh marah dan harus bersyukur jika ada yang bertanya demikian, karena pertanyaan semacam ini adalah bagian dari dakwah. Sebagai objek dakwah, kalian harus bangga dan senang bahwa masih ada yang mengingatkan. Artinya, kalian adalah bagian dari komunitas yang saling peduli.

Persoalannya, di mana batas dakwah dan ikut campur kan sudah jelas terlihat?

Misalnya, dalam sebuah edisi mudik lebaran, salah seorang kerabat bertanya, dengan tegas dan jelas, di hadapan banyak kerabat lain, “Pacarnya sudah disunat atau belum? Kalau di agama kita, laki-laki kan harus disunat.”

Betul juga, sih. Tapi, apa faedahnya mengetahui kondisi titit seseorang? Kecuali sedang menawarkan jasa sunat, tolong pertanyaan jebakan semacam ini jangan ditiru dalam setiap kumpul keluarga. Soalnya, kalaupun saya bisa menjawab, pasti langsung dituduh sudah pernah na-na-ni-na dan melanggar norma ketimuran yang adiluhung itu.

Baca Juga:

buruh gendong. MOJOK.CO

Tangis Buruh Gendong Pasar Giwangan di Antara Berat Pikulan Keranjang

14 September 2023
Menjadi Perempuan Gila dalam Lagu Nadin Amizah MOJOK.CO

Menjadi Perempuan Gila dalam Lagu Nadin Amizah

26 Agustus 2023

Akan tetapi, sebelum tersinggung, bagus juga kalau kalian mencoba memahami isi kepala si penanya. Supaya kalian tahu apakah mereka betulan peduli, kepo, atau sekadar enggak punya kemampuan basa-basi yang canggih.

Pertama, mereka bisa jadi memang peduli. Apalagi katanya pakai jilbab adalah kewajiban perempuan. Perempuan yang tidak berjilbab tidak hanya menyebabkan dirinya berdosa, tetapi juga dapat menyeret ayahnya hingga ke api neraka. Mereka yang masuk golongan pertama ini adalah para ahli surga yang sudah punya kapling masing-masing di tujuh kompleks tingkat surga. Mereka mungkin sekadar ingin berkumpul kembali di surga dengan kita. Bersama-sama menikmati sungai air susu dan bidadari. Oleh sebab itu, jangan terlalu curiga pada niat baik mereka.

Kedua, mereka emang kepo dan rese aja. Berbeda dengan jenis penanya pertama, mereka ini belum tentu bisa mengapling surga. Mereka enggak peduli kalian masuk surga atau neraka, mereka enggak peduli bakal ketemu kalian di surga atau enggak. Lah, mereka aja belum yakin punya hak untuk mencium bau surga atau tidak. Mereka sekadar seneng aja gitu nanya-nanya hal yang enggak enak, demi merasa superior sesaat. Mungkin dalam batin orang-orang seperti ini; kapan lagi kan bisa merasa lebih baik dari orang lain?

Ketiga. Nah, seperti penanya tipe pertama, penanya ketiga sebetulnya enggak berniat buruk. Mereka semata enggak paham norma standar dalam kehidupan sosial. Mereka sebetulnya cuma ingin ngobrol dan membahas hal-hal ringan. Namun, saking buruk kemampuan sosialnya, akhirnya yang keluar adalah pertanyaan-pertanyaan canggung macam; kapan mau pakai jilbab? Sekarang gajinya berapa? Kok calon suaminya enggak diajak, kapan dong dihalalin? Ya dimaklumin aja, mungkin bacanya kurang banyak, nongkrongnya kurang jauh, komunitasnya itu-itu aja, atau piknik terjauhnya cuma di sofa depan tipi.

Sekarang sudah paham ya tiga tipe penanya tersebut dan mengapa kita tidak perlu terganggu, tersinggung, apalagi marah kepada para penanya.

Sementara untuk para penanya, ada satu pertanyaan penting lain yang hampir tak pernah terdengar, yang mungkin harus mulai ditanyakan. Pertanyaan ini sebaiknya ditujukan kepada laki-laki, yaitu: kapan kamu akan mulai menjaga pandangan dari perempuan agar tidak berdosa?

Saat perempuan diminta menjaga tubuhnya, laki-laki diminta menjaga pandangannya. Ada kisah yang sering diulang-ulang dalam ceramah agama. Ketika Nabi Muhammad mendapati Al Fadl bin Abbas menatap seorang perempuan tanpa henti, Nabi Muhammad tidak memerintahkan perempuan tersebut untuk mengubah cara berpakaiannya, tapi Nabi Muhammad meminta si lelaki untuk menjaga pandangannya.

Hal ini yang jarang kita dengar. Ratusan tahun lalu, Nabi Muhammad sudah menolak budaya perkosaan dengan menegur si pihak lelaki yang mengobjektifikasi perempuan, alih-alih menegur hak si perempuan dalam berpakaian. Ratusan tahun lalu, Nabi Muhammad sudah menegaskan melalui ucapannya kepada Al Fadl bin Abbas bahwa tubuh perempuan bukanlah otoritas laki-laki. Kalau laki-laki memang takut berdosa dan merasa terganggu, mereka harusnya juga menahan diri dan menahan pandangan.

Nah, kapan kita menanyakan hal semacam ini kepada laki-laki di tengah acara keluarga?

Tentu saja saya tidak mengatakan bahwa perempuan tidak harus berjilbab. Saya mendukung hak perempuan untuk berjilbab. Saya juga mendukung kebebasan berdakwah dan menjalankan perintah agama masing-masing.

Yang tidak saya dukung adalah tekanan sosial bagi perempuan dan tubuh perempuan. Tubuh perempuan adalah otoritas perempuan. Biar perempuan yang memilih, kalaupun berdosa, biar dia tanggung sendiri. Sementara lelaki, mulailah belajar menjaga pandangan jika takut berdosa. Bukan cuma menuntut perempuan menjalankan kewajibannya tapi sama kewajibannya sendiri pura-pura anemia, eh, amnesia.

Terakhir diperbarui pada 14 Mei 2018 oleh

Tags: Al Fadl bin AbbasJilbabKapan Nikahkapan punya anakkawinnabi muhammadotoritasperempuansunatsyar'itititTubuh Perempuan
Rika Nova

Rika Nova

Artikel Terkait

buruh gendong. MOJOK.CO
Liputan

Tangis Buruh Gendong Pasar Giwangan di Antara Berat Pikulan Keranjang

14 September 2023
Menjadi Perempuan Gila dalam Lagu Nadin Amizah MOJOK.CO
Kilas

Menjadi Perempuan Gila dalam Lagu Nadin Amizah

26 Agustus 2023
stigma pelakor mojok.co
Podium

Membongkar Stigma Perempuan Pelakor, kok Laki-laki Nggak Disalahin?

8 Agustus 2023
Apakah Konten Oral Es Krim Oklin Fia Menista Islam? MOJOK.CO
Esai

Apakah Kita Harus Tersinggung dengan Oklin Fia dan Menganggapnya sebagai Penista Agama Islam?

8 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Pertolongan-Pertama-pada-Ereksi-MOJOK.CO

Pertolongan Pertama pada Ereksi (P3E)

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Dokter gadungan Susanto

Dokter Gadungan Susanto Tak Lulus SMA Karena Palsukan Rapor

21 September 2023
Alasan Gen Z Nggak Mau Punya Rumah MOJOK.CO

Alasan Gen Z Nggak Mau Punya Rumah

23 September 2023
Pengakuan Penipu Jual Beli Motor: Modalnya Minta Penjual dan Pembeli Bersumpah Agar Amanah MOJOK.CO

Pengakuan Penipu Jual Beli Motor Bekas: Modalnya Cukup Minta Penjual dan Pembeli Bersumpah Agar Amanah

27 September 2023
4 Kisah Pilu di Balik Gegap Gempita Sumbu Filosofi Jogja Jadi Warisan Budaya Dunia MOJOK.CO

4 Kisah Pilu di Balik Gegap Gempita Sumbu Filosofi Jogja Jadi Warisan Budaya Dunia

26 September 2023
Sepatu sekolah.MOJOK.CO

7 Merek Sepatu Sekolah Terbaik, Tetap Trendi untuk Perempuan dan Laki-laki

21 September 2023
Kaesang Pangarep, Masuk Partai Langsung Jadi Ketua Umum PSI MOJOK.CO

Menelusuri Jejak Kaesang Pangarep, Baru Dua Hari Masuk Partai Langsung Jadi Ketua Umum PSI

26 September 2023
Hotel Tugu, Hotel Tertua Jogja yang Dimiliki Keluarga Soeharto MOJOK.CO

Hotel Tugu, Bekas Hotel Tertua di Jogja yang Diterlantarkan Keluarga Soeharto

25 September 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In