Jelang Pilpres dan Tugas Mahaberat Pak RT Sebagai Admin Grup Whatsapp Perumahan - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Jelang Pilpres dan Tugas Mahaberat Pak RT Sebagai Admin Grup Whatsapp Perumahan

Haris Firmansyah oleh Haris Firmansyah
29 Maret 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Sebagai pemimpin di lingkungan terkecil dalam sebuah negara, tugas Pak RT tidak mudah. Apalagi sebagai admin Grup Whatsapp menjelang Pilpres.

Suatu hari, saya sedang mencabuti rumput di depan rumah. Lalu, saya didatangi oleh seorang pria. Beliau memperkenalkan diri sebagai Pak RT. Setelah chit-chat, Pak RT menanyakan nomor hape saya.

Besoknya, saya sudah diundang oleh Pak RT ke grup WhatsApp Perumahan yang beliau kelola. Pak RT jadi admin di grup WhatsApp itu. Saya yang bergabung ke dalam grup tersebut, menandakan telah diakuinya saya sebagai warga.

Saya jadi mikir, apabila suatu hari, saya bikin onar di grup, lalu di-kick oleh Pak RT. Apakah itu sama saja dengan pemuda yang diusir dari kampung?

Berkat grup Whatsapp, warga perumahan merasakan manfaatnya. Pedagang tidak perlu keliling kampung untuk menjajakan jualannya: cukup upload foto di grup, ketemu calon pembeli, lalu bisa COD. Warga yang butuh informasi pun bisa bertanya di grup, lalu dijawab warga lain.

Tugas Pak RT dalam penyebaran informasi menjadi lebih ringkas dan mangkus. Cukup sekali bikin pengumuman di grup Whatsapp, semua warga yang online bisa baca. Sebaliknya, warga yang punya uneg-uneg juga bisa langsung melayangkan protes di grup.

Baca Juga:

Petugas kebersihan Stasiun Tugu Yogyakarta, Sudaryanto mengembalikan tas berisi uang Rp 40 juta lebih ke keamanan. (Yvesta Ayu:Mojok.co)

Temukan Uang Rp40 Juta, Petugas Kebersihan Stasiun Tugu Lakukan Hal Ini

22 Januari 2023
Alasan Emoji WhatsApp Bisa Redam Lahirnya Perang Dunia Ketiga

Alasan Emoji WhatsApp Bisa Redam Lahirnya Perang Dunia Ketiga

21 Desember 2021

Namun, menjadi Ketua RT dan admin grup WhatsApp Perumahan adalah dua hal yang berbeda. Tidak mudah mengatur jari anggota grup yang jumlahnya 250 kontak. Apalagi kalau mereka mengirim pesan bersamaan dalam satu waktu. Kalau yang dipakai install Whatsapp adalah hengpon jadul, bisa nge-hang saat itu juga.

Suatu ketika, pernah terjadi gelombang protes dari beberapa warga. Mereka mempersoalkan tentang masalah sampah yang belum diangkut petugas kebersihan.

Mpok Minah: “Maaf, bukannya mau nuntut, bukannya mau protes. Tapi, maaf, sampah di depan rumah saya kapan diangkut, Pak RT? Maaf, baunya udah kecium sampai ke kampung sebelah.”

Mpok Oneng: “Mpok Minah masih mending dapat tong sampah. Lha saya? Buang sampah aja mesti ke rumah tetangga di blok depan.”

Mpok Leha: “Saran aja nih Pak RT. Sebaiknya setiap warga dapat satu tong sampah. Soalnya tong sampah di rumah saya jadi penuh karena warga lain numpang buang sampah di situ.”

Mpok Hindun: “Iya nih Pak RT. Saya juga belum ada tong sampah. Kapan Pak RT mau ke rumah?”

Pak RT: “Jangan tanyakan apa yang Pak RT berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada Pak RT.”

Mpok Oneng: “Maksudnya, apa itu, Pak RT? Saya nggak ngerti.”

Pak RT: “Ngerasa udah bayar iuran sampah, belum?”

Mpok Oneng: “Saya nggak mau bayar iuran sebelum saya dikasih tong sampah di depan rumah.”

Mpok Leha: “Kalau mikirnya begitu, gimana mau beres ini masalah sampah. Bayar kewajiban dulu, baru meminta hak.”

Mpok Minah: “Maaf, bukannya sok tahu, bukannya sok pinter, tapi maaf saya setuju sama Mpok Leha.”

Mpok Hindun: “Pak RT, saya mau bayar iuran sampah nih. Pak RT bisa ke rumah hari ini?”

Pernah juga ada warga kesurupan yang minta dicarikan ustad. Namun, Pak RT saat itu AFK (away from keyboard).

Mpok Minah: “Maaf, ada yang punya kenalan ustad? Maaf, anak saya, Sahili, kesurupan.”

Ucup: “Ada temen saya yang bisa bahasa Arab, mungkin bisa bantu.”

Ucup mention Sa’id.

Sa’id: “Ane emang bisa bahasa Arab, tapi ane bukan ustad, Cup. Coba Sahili dibawa ke acara ‘Siraman Qalbu Bersama Ustad Dhanu’ aja.”

Seperti Avatar, Pak RT menghilang saat dibutuhkan. Pak RT masih belum nongol juga ketika terjadi sesuatu yang lebih buruk dari warga kesurupan: warga debat tentang pilpres.

Inilah beban berat pemimpin di lingkungan terkecil dalam sebuah negara: mendamaikan warga yang berbeda pilihan capres. Warga yang disatukan Pak RT dalam grup Whatsapp, akhirnya dipisahkan oleh pilpres.

Pak Yanto upload meme tentang nomor 01 dua periode. Pak Yadi membalasnya dengan #2019GantiPresiden. Pak Yadi menuduh Pak Yanto dukung petahana karena takut dipecat. Pak Yanto berkilah karena pilihannya sudah terbukti kerjanya. Pak Yadi menyindir, “Buat apa kerja? Kalau yang nganggur aja nanti digaji.” Kemudian hoaks demi hoaks dilemparkan ke grup Whatsapp. Black campaign pun turut meramaikan.

Seorang warga bernama Mila yang menjadi guru PAUD mencoba mencairkan suasana dengan membagikan foto-foto keseruan muridnya yang belajar sambil bermain di PAUD dekat musala perumahan. Tampak bocah-bocah pakai baju tentara memamerkan kerajinan tangan masing-masing.

Namun, bagi bapak-bapak yang sudah kebelet merayakan capres jagoannya memenangi pilpres, menganggap hal itu sebagai pariwara belaka.

Ucup kesal melihat dua bapak-bapak di atas debat kusir. Saking kesalnya, Ucup sampai mengubah nama grup yang semula “Warga Perumahan” menjadi “Forum Debat Capres”.

Setelah itu, warga berduyun-duyun meninggalkan grup. Mungkin mereka merasa salah kamar.

Ucup: “Tuh kan banyak yang left. Ini gara-gara Pak Yanto sama Pak Yadi ribut copras-capres melulu, sih. Nggak usah bahas politik di grup. Fungsi grup ini sebagai ajang silaturahmi dan berbagi informasi. Makanya, lihat deskripsi grup.”

Sa’id: “Eh, Cup. Nggak ada salahnya bahas politik di grup. Kata paman ane yang di Cisarua, silaturahmi memang penting, tapi melek politik juga penting.”

Ucup: “Ya, tapi karena bahas politik, tali silaturahmi jadi terputus. Bukannya lebih baik kita menghindari pembahasan yang mengundang keributan?”

Sa’id: “Berpolitik itu hak setiap warga negara. Termasuk warga dimari.”

Ucup: “Bedakan berpolitik sama bahas politik. Yang kalian lakukan di atas itu bahas politik. Kalau mau berpolitik, sono nyalon.”

Sa’id: “Ane kan udah botak, Ucup!”

Ucup: “Nyalon jadi caleg, Onta. Bukan nyalon di Salon Mpok Oneng.”

Yang semula hanya debat pemilu di grup, akhirnya perdebatan melebar tentang perlu atau tidaknya membahas politik di grup.

Sementara itu, Pak RT masih offline.

Kalau pun nanti Pak RT online dan melihat keributan itu, tidak banyak yang bisa dilakukannya. Mengeluarkan warga yang debat politik dari grup Whatsapp, bukanlah langkah politis yang populer. Bisa-bisa Pak RT dicap fasis, lalu mulai muncul kampanye di perumahan: #2019GantiKetuaRT.

Terakhir diperbarui pada 28 Maret 2019 oleh

Tags: debat capresgrup whatsapPak RTPetugas Kebersihan
Haris Firmansyah

Haris Firmansyah

Pegawai Bank Ibukota. Selain suka ngitung uang juga suka ngitung kata.

Artikel Terkait

Petugas kebersihan Stasiun Tugu Yogyakarta, Sudaryanto mengembalikan tas berisi uang Rp 40 juta lebih ke keamanan. (Yvesta Ayu:Mojok.co)
Kilas

Temukan Uang Rp40 Juta, Petugas Kebersihan Stasiun Tugu Lakukan Hal Ini

22 Januari 2023
Alasan Emoji WhatsApp Bisa Redam Lahirnya Perang Dunia Ketiga
Esai

Alasan Emoji WhatsApp Bisa Redam Lahirnya Perang Dunia Ketiga

21 Desember 2021
Zainal Arifin Mochtar: Jokowi 3 Periode hingga Coto Makassar Terenak
Movi

Zainal Arifin Mochtar: Jokowi 3 Periode hingga Coto Makassar Terenak

29 Januari 2021
Jokowi, FUI, FPI, PA 212, Sampai GP Ansor Kompak Ajak Masyarakat Datang ke TPS Pakai Baju Putih
Pojokan

Jokowi Nyebelin, Kayak Murid Pintar yang Ngakunya Nggak Belajar Sebelum Ujian

1 April 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Memilih dan Mencintai Orang yang Salah adalah Cara Tuhan Mengerjai Manusia

Perpecahan Islam Terjadi Karena Dalil Dipakai untuk Selalu Menuntut Hak

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Memilih dan Mencintai Orang yang Salah adalah Cara Tuhan Mengerjai Manusia

Jelang Pilpres dan Tugas Mahaberat Pak RT Sebagai Admin Grup Whatsapp Perumahan

29 Maret 2019
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

kip mojok.co

Kecewa dengan Mahasiswa Penerima KIP

26 Maret 2023
utang pinjol mojok.co

Teman Terlilit Pinjol: Dia yang Utang, Saya yang Dikejar-kejar

26 Maret 2023
Tak Berhitung Untung Rugi, Mbah Sri 60 Tahun Jualan Cenil dan Sate . MOJOK.CO

Mbah Sri, 60 Tahun Jualan Sate dan Cenil Keliling di Seputaran UB, Nggak Berhitung Soal Untung Rugi

26 Maret 2023
film korea bertemakan politik

Mau Pemilu, Ayo Lemesin Dulu dengan Nonton 7 Film Korea Bertema Politik Berikut Ini

26 Maret 2023
survei pemimpin ideal menurut anak muda

Pemilih Muda: Daripada Pemimpin Sederhana dan Merakyat, Lebih Suka yang Jujur dan Anti-Korupsi

26 Maret 2023
mengantre mojok.co

Uneg-uneg: Apa sih Susahnya Mengantre? 

26 Maret 2023
perempuan kuliah mojok.co

Uneg-uneg: Dinyinyiri karena Aku Perempuan dan Memutuskan untuk Kuliah

26 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In