Inilah Akibatnya Kuliah di Madinah Gara-Gara Nonton Ayat-Ayat Cinta - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Inilah Akibatnya Kuliah di Madinah Gara-Gara Nonton Ayat-Ayat Cinta

Dinar Zul Akbar oleh Dinar Zul Akbar
28 Desember 2017
0
A A
Inilah Akibatnya Kuliah di Madinah Gara-Gara Nonton Ayat-Ayat Cinta

Inilah Akibatnya Kuliah di Madinah Gara-Gara Nonton Ayat-Ayat Cinta

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – “Kenyataan tak seindah di film Ayat-Ayat Cinta.”

Saya lihat-lihat Mojok jadi mimbar ekspresi beberapa oknum mahasiswa dalam menumpahkan kekesalannya. Mulai dari Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, sampai Sastra Jawa. Saya ingin katakan kepada mereka, tak baik, Kawan, berkeluh kesah dengan keadaanmu itu. Tengok sana, masih banyak, bahkan ada jutaan, pemuda-pemudi di negeri kita yang tidak berkesempatan nelen bangku kuliah kayak kalian-kalian ini. #pesanmoral

Kebalikan dari mereka-mereka, saya justru akan sharing dunia mahasiswa kami di sini. Jadi sekali lagi, biar jelas, saya hanya bercerita, bukan berkeluh kesah. O ya, sebelumnya perkenalkan, saya adalah mahasiswa Jurusan Hadis di sebuah universitas negeri milik Kerajaan Saudi Arabia. Kalau kalian pernah dengar ceramah Ustadz Kholid Basalamah atau pernah milih PKS yang ketua dewan syuranya Ustadz Salim Segaf Jufri, nah itu senior-senior saya. Untuk status sendiri saya single fighter, member dari klub Jomblo Sampai Halal, dan penikmat buku Ustadz Felix Udah Putusin Aja!.

Jujur, bagi saya, ketika film KCB yang merupakan kepanjangan dari Ketika Cinta Bertasbih diputar, tetiba muncul di relung diri saya yang paling dalam keinginan untuk bisa keluar negeri guna menuntut ilmu. Apalagi sebelumnya saya dijejali film Ayat-Ayat Cinta dengan Fahri, Aisyah, dan Maria-nya. Maka, makin mantaplah niat saya harus bisa ke luar negeri.

Alhamdulillah, Allah YME mengabulkan cita-cita saya ini. Sebelum keberangkatan, bayangan-bayangan indah tentang sosok Fahri menggema di pikiran saya. Karakter Fahri serasa begitu dekat dengan saya. Saya kadang membatin, apakah saya akan bisa menjadi the next Fahri? Sosok yang berwibawa, cerdas, tutur katanya yang menghunjam hati, ditambah lagi posisinya sebagai wakil ketua DPR. Eh, Fahri siapa dah yang di Ayat-Ayat Cinta? Ya sudah lupakan.

Baca Juga:

Alasan Orang Kuningan Pilih Bekerja di Warung Makan Indomie

Ali Sadikin dan Catatan Utang Mahasiswa yang Makan Indomie Pakai Nasi

Jadi Marbot Masjid, Siasat Hemat ala Mahasiswa

Sosok Fahri yang ditodong beberapa akhwat untuk menikahinya, dari Aisyah, Maria, Noura, Salmafina, Ya Raaab… inikah yang disebut surga sebelum surga itu? Bayangan-bayangan sosok Azzam tokoh utama KCB yang bertemu jodoh di bumi tempat ia menuntut ilmu juga membuat saya senyum-senyum sendiri di kesunyian malam.

Dan harapan tinggallah harapan. Nyatanya, di kampus kami tidak ada mahasiswi asing (luar Saudi), begitu juga dengan kampus-kampus lain di KSA. Mahasiswi pribumi asli Saudi banyak, tapi yaaa gimana ya ngomongnya…. Intinya, muamalah kami dengan para mahasiswi bisa dibilang nol besar alias nothing. Terlebih di kampus saya sendiri sama sekali blas nggak ada mahasiswi. Baik pribumi, asing, apalagi aseng.

Kami tinggal di asrama dan semuanya itu laki-laki. Ada sih perempuan, tapi itu kucing yang emang lumayan banyak di lingkungan asrama kami. Jadi, buat antum-antum yang berprinsip sambil menyelam nyeduh teh tarik atau sambil belajar juga mencari jodoh dan dikagumi mahasiswi-mahasiswi, baiknya direnungkan kembali niat kuliah di Saudi-nya.

Ada salah satu scene dalam film KCB yang begitu melekat di pikiran saya. Yaitu, momen dalam sebuah bus ketika Ukhti Ana yang kelak jadi istrinya Azzam bilang ke si Azzam pada awal perkenalannya. “Anta Andunisiy? Kamu orang Indonesia ya?”

Aaarrrgh, saya membayangkan sengilu-ngilunya sambil mempersiapkan jawaban-jawaban jika kelak peristiwa demi peristiwa itu terjadi pada diri saya.

Na’am. Saya emang beberapa kali ditanya “Anta Andunisiy?”. Masalahnya, yang nanya bukan Ana, Aisyah, atau siapa pun yang pernah saya harapkan, tapi soal tadi ditanyaken oleh orang Arab, baik yang mukim alias tinggal di sini ataupun jemaah umrah yang lagi berkunjung ke Nabawi.

Salah satunya adalah kek begini. “Anta Andunisiy?” lalu pertanyaan tadi dilanjutkan dengan soal lain, “Ente bisa mijet? Atau ada kenalan yang bisa mijet?” What the hell is going on? Indonesia bangsa yang besar dengan ribuan pulau dan ente cuman nanya bisa mijit apa kagak?

Atau selain mijit tadi, kadang saya ditanya, “Ente Indonesia ya? Yang makanannya Indomie?” Oh, Tuhan, inginku berkata kasar.

Pertanyaan-pertanyaannya adalah,

“Anta Andunisiy? Berapa kira-kira duit yang dibutuhkan perjalanan dari sini ke Puncak?”

“Anta Andunisiy? Saya cari perempuan Indo nih buat jadi istri?”

Rasa-rasanya saya pengin bacain Ayat Kursi di ubun-ubunnya orang-orang model tadi.

Etapi, nggak semua begitu, banyak juga kok yang bilang, “Anta Andunisiy? Masyaallah, Indonesia kuwais (bagus)!” sambil kasih jempol.

Kekerasan verbal tak hanya dilakukan oleh orang-orang Arab, namun juga oleh kaum sendiri. Baik yang di Indonesia ataupun yang mukim di Saudi.

Pas lagi pulang kampung saat liburan musim panas, misalnya. Ketika ada beberapa oknum manusia Indonesia datang ke rumah. Beberapa tamu itu kadang nanya ke daddy setelah ayah saya bilang, “Ini anak saya dari Madinah lagi pulang kampung.” Ekspresi wajar sebagai ayah yang bangga sama anaknya.

“Oooh, kerja di mana, Pak?” kata si tamu.

“Kuliah, Pak, alhamdulillah,” jawab ayah saya.

Aseeem jawaaa, batin saya berbisik.

Ternyata, mindset people kita itu kalau di Saudi ya pasti TKI. Saya bukannya memandang rendah para TKI, tapi saya ini kan emang bukan TKI. Di paspor saya ada visa yang dikasih oleh pemerintah Saudi dan itu tulisannya visa belajar, luuur, bukan visa kerja.

Jemaah umrah asal Indonesia juga kalau nanya persis sama. Kalau udah kek begitu, saya biasanya jawab, “Iya, Pak, ada kerjaan di daerah situ,” sambil menunjuk arah kampus. Biar dia puas dengan dan nggak banyak nanya lagi. Nyatanya, malah kadang ada yang nanya berapa gajinya. What.

Yang orang Indonesia mukimin alias tinggal di sini juga kadang kalau buka obrolan pasti nanya, kerja di mana, Mas? Gajinya berapa? Malah temen saya pas jawab bahwa kita per bulan dapat sekian ratus riyal Saudi tanpa menjelaskan bahwa status kita pelajar, si doi ini malah dengan pedenya bilang,

“Wah kekecilan itu, Mas. Kalau segitu mending kerja ikut saya aja.”

Duh, Gusti, rasanya mau bilang, “Mas belom pernah kelilipan batang korma ya?”

Padahal saya udah nulis buku antologi bareng kawan-kawan Persatuan Pelajar Indonesia a.k.a. PPI Dunia. Padahal juga saya udah masuk grup WhatsApp tim elit Penulis Mojok guna panjat sosial biar dikenal banyak orang. Kemudian saya terhenti pada satu titik perenungan: apa saya harus buat IG terus posting-posting video baca Quran atau ceramah sambil kasih keterangan “mahasiswa Madinah”, lalu nikahin akhwat selebgram biar semua orang pada tahu kalau saya ini mahasiswa? Hah?

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2018 oleh

Tags: aac2ayat-ayat cintaazzametika cinta bertasbihfahrimadinahMahasiswanabawiTKI
Dinar Zul Akbar

Dinar Zul Akbar

Asli Betawi. Sedang menyelesaikan kuliah pascasarjana di Islamic University of Madinah.

Artikel Terkait

Alasan Mengapa Pekerja di Warung Makan Indomie Kebanyakan Orang Kuningan

Alasan Orang Kuningan Pilih Bekerja di Warung Makan Indomie

5 Maret 2022

Ali Sadikin dan Catatan Utang Mahasiswa yang Makan Indomie Pakai Nasi

3 Maret 2022
Jadi Marbot Masjid, Siasat Hemat ala Mahasiswa

Jadi Marbot Masjid, Siasat Hemat ala Mahasiswa

27 Februari 2022
Kampanye Masjid Sunnah dan Gerakan Tidak-tidak

Klaim Masjid Sunnah dan Gerakan Tidak-tidak: Ndak Boleh Gini, Ndak Boleh Gitu

17 Januari 2022
Menjawab Keluhan Megawati terhadap Pengajaran Sejarah di Sekolah

Menjawab Keluhan Megawati terhadap Pengajaran Sejarah di Sekolah

15 Januari 2022
Suara TOA Masjid Harus Pelan, Suara TOA Masjid Harus Keras

Suara TOA Masjid Harus Pelan, Suara TOA Masjid Harus Keras

19 November 2021
Pos Selanjutnya
Derita-Mahasiswa-IT-MOJOK.CO

Derita Anak IT, Kuliah Mahal Cuma Buat Disuruh Servis Laptop

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Inilah Akibatnya Kuliah di Madinah Gara-Gara Nonton Ayat-Ayat Cinta

Inilah Akibatnya Kuliah di Madinah Gara-Gara Nonton Ayat-Ayat Cinta

28 Desember 2017
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022
PPDB SMA/SMK DIY dan sekolah pinggiran kekurangan murid

PPDB SMA/SMK Ditutup, Sekolah Pinggiran di DIY Kekurangan Murid

30 Juni 2022

Terbaru

prambanan jazz mojok.co

Tentang ‘Golden Hour’, Waktu Tersyahdu Nonton Prambanan Jazz

3 Juli 2022
es doger balai yasa mojok.co

Kesegaran Es Doger Balai Yasa dan Kenangan tentang Lapas Cebongan

3 Juli 2022
Wasesa dari Dragon Ball dirikan Hobikoe jual beli barang antik di Indonesia

Berawal dari Dragon Ball, Wasesa Jual Beli 200 Ribu Barang Antik

3 Juli 2022
sai sapi jogja mojok.co

Sei Sapi, Saat Daging Asap NTT Beradaptasi dengan Lidah Jogja

2 Juli 2022
tyrell malacia mojok.co

Tyrell Malacia Resmi ke MU, Target Selanjutnya Lisandro Martinez

2 Juli 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In