Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Curhat

Ketika Mas G Bilang Cinta dan Ngajak Saya Nikah

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
7 Januari 2017
A A
Ketika Mas G Bilang Cinta dan Ngajak Saya Nikah

Ketika Mas G Bilang Cinta dan Ngajak Saya Nikah

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tanya

Staff mojok yang budiman…

Pertama-tama biarkan saya dengan berani memperkenalkan diri beserta curahan isi hati. Saya Widya, 23 tahun, jomblo, dan korban ditinggal pas udah sayang-sayangan selama lima tahun, dan belum jatuh cinta lagi selama dua tahunan, hingga akhirnya… Saya jatuh cinta dengan seseorang, yang ternyata seorang… Gay. Iya, gay, mas! Sampai sini, sudah terasa njelimet kan?

Jadi begini, dia kepala bagian dari divisi lain yang jadi idola di kantor. Berawal dari meeting bareng, hingga kemudian mulai jalan bareng berdua. Selain berkharisma, dia juga sosok yang baik, ngayomi, sangat pengertian dan perhatian. Pokoknya suamiable lah.

Singkat cerita kami menjalin hubungan —ngacak2in rambut, hingga lendot2an berdua— yang yak itulah namanyaaa…

Hingga suatu hari masnya ngajak makan malam dengan tajuk ‘ada yang mau dibicarakan’. Di restoran, dia minta kertas kosong dan bolpoin ke mbak pelayan, ia lalu menulis “do u love me? I’m G” Duaaaaaaaaaaar. Tentu saja saya kaget tratapan.

Iklan

Saking mak tratap-nya, daku terdiam (sambil menunggu kalau tiba-tiba ada yang nepokin suuurprisee Happy B’day walau aku sedang nggak ultah, atau lagi di acaraaa superrrrtaaarrrp walau sudah bubar acaranya *garingokemaap) sepersekian detik. Ambil sikap !

Saya langsung duduk tegak kaya pas adegan mba cinta dengan rangga. Pengin rasanya saya niru mbak cinta dengan bilang “apa yg kamu lakukan ke saya itu ja…hat!” Tapi aneh rasanya.

Saya bingung gimana mau njelasinnya, maksud saya, “sikapmu ngelus2 sayang2 kemarin itu maksudnya apa, mas?”

Makan malam ala ‘ada yang mau dibicarakan’ itu kemudian berakhir dengan cerita bahwa dia sudah dengan menjalin hubungan dengan seorang ‘mas’ kurang lebih lima tahun (gustii nu agung ! Apalagi ini). Yang ia lakukan kemudian adalah apa yang biasa lelaki lakukan setelah melakukan kesalahan: membuat alasan berisi pembelaan dan pembelaan.

Pada ujungnya, dia bilang sudah ingin mengakhiri hubungan dengan pasangan mas-nya itu, dia ingin aku tahu semua sebenarnya tentang dia karena dia cinta sama saya. Dan yang terakhir… Dia merasa telah yakin dan ingin menikaah! Dengan saya.

*Sek, ta ambegan sek cak*

Kesimpulan:

Cak, aku galau..
Cak Gusmul: Kok bisaa loh?
Caakkk, logikaku di curangi hati… Kadung tresno cak…
Kan kan katanya cinta tak memandang apa-apa, tapi rumah tangga kan butuh logika ya cak? tapi seburuk apapun masa lalu orang, ia berhak punya harapan baik di masa depan, tapi ini masa sekaraang kan ya cak? Tapi… Tapi…

Cak telolet cak!

 

Jawab

Dear Widya.

Ini mungkin akan menjadi nasihat yang jarkoni, alias ngajari tapi ra nglakoni. Tapi ya memang begitulah Curhat Mojok, sebab slogan kami memang “Memberi nasihat, bukan memberi contoh”, jadi tolong dimaklumi.

Begini Widya,

Saya mulia nasehat saya dengan sebuah cerita. Sewaktu bekerja di salah satu daerah di Jawa Barat (sengaja tidak saya sebutkan kotanya, takut ada yang ngerasa), saya pernah punya rekan satu kerjaan yang, boleh saya bilang, cukup mumpuni sebagai seorang pria. Dia flamboyan, cerdas, tampangnya lumayan, makmur-sentosa pula.

Suatu ketika, ia bertemu dengan seorang wanita, sebut saja Eneng. Singkat cerita, kawan saya ini jatuh hati. Mereka berdua lantas mulai akrab dan menjalani hubungan yang semakin dekat. Hingga pada akhirnya, kisah keduanya berada pada titik yang mbak Widya alami.

Si Eneng yang oleh kawan saya begitu dicintai itu ternyata mengaku sebagai seorang lesbian.

Apa yang kemudian terjadi adalah hal yang selalu bikin saya terkagum-kagum. Kawan saya memutuskan untuk menikahi Eneng walaupun ia dibayangi oleh pengakuan yang cukup berat untuk diterima. Dan gayung bersambut, Eneng bersedia.

Kelak, alasan kawan saya untuk menikahi Eneng bakal membuat saya terus mengingatnya. Begini kurang lebih jawaban kawan saya, “Kalau semua lelaki ingin menikahi wanita yang baik, lantas wanita yang tak baik kebagian apa? Terkadang, lelaki perlu juga menikahi wanita yang tak baik, agar ia bisa membimbingnya menjadi wanita yang baik,”

Nah, dari sini, tentu mbak Widya sudah bisa menebak, bahwa nasihat yang akan saya berikan pada mbak Widya ini sedikit banyak berdasar pada kisah kawan saya ini.

Begini, Mbak Widya. Saya selalu percaya pada konsep bahwa Cinta yang luar biasa terbentuk oleh komponen “Walaupun”, bukan oleh komponen “Karena”. Begini, saya contohkan.

Aku cinta X karena dia….

Aku cinta Y walaupun dia….

Cinta untuk X memperlihatkan sebuah kepamrihan, sesuatu yang transaksional, ketidaktulusan, penuh alasan, dan berbau timbal balik. Sedangkan cinta untuk Y memperlihatkan sebuah ketulusan, kebesaran hati, kerelaan, serta menerima apa adanya. Mencintai seseorang karena dia cantik, karena dia kaya, karena dia cerdas, itu sudah biasa. Tapi mencintai seseorang walaupun ia penuh kekurangan, itu yang menurut saya luar biasa.

Posisi mbak Widya sekarang adalah posisi yang sangat berpotensi menciptakan cinta untuk Y. Mbak punya kesempatan untuk bisa mencintai seseorang walau ia punya masa lalu yang mungkin buruk dan berat bagi mbak Widya.

Bahwasanya mas yang mbak Widya cintai itu (selanjutnya, kita sebut saja, Mas Anggar) mengakui bahwa ia Gay, dan menurut saya, itu adalah pengakuan yang maha berat, pengakuan yang membutuhkan banyak nyali dan pertaruhan. Dan ia melakukannya kepada mbak Widya. Itu yang membuat saya yakin, bahwa mas Anggar serius dengan mbak Widya dan benar-benar ingin mengubah diri dengan cara menikah dengan mbak Widya. Setidaknya, itu yang bisa saya tangkap sebagai makhluk yang sama-sama punya telor dan pisang, walau beda preferensi.

Nasihat saya tentu saja, terima tawaran mas Anggar kalau toh selama ini memang mbak Widya suka sama dia. Kebahagiaan kadang terlahir dari pilihan yang sulit.

Lha siapa tahu, kalau setelah menikah (yang tentu saja karena dilandasi dengan niat baik), Mas Anggar berubah menjadi pria yang sebenar-benarnya pria, yang manly, yang telor dan pisangnya berjalan ke arah yang diharapkan. Siapa tahu tho? wong ya tugas kita kan cuma berusaha.

Silakan kalau mbak pengin ngomong “Halah, ngemeng doang mah gampang, nglakuinnya sudah, mas…”, Iyaaaa. Tapi memang begitulah jalannya. Tugas saya disini memang cuma ngomong, sedangkan tugas mbak mendengarkan. Perkara mbak mau mengikuti nasihat saya apa tidak, itu urusan mbak. Pilihan keputusan sepenuhnya berada di tangan mbak Widya, wong sampeyan yang menjalani hubungan, bukan saya.

Silakan kalau ingin melanjutkan hubungan yang lebih serius dengan mas Anggar seperti yang saya sarankan, silakan juga kalau ingin menjauh dari mas Anggar dan mencari pria lain yang menurut mbak Widya dirasa lebih mantap. Sebagai pria yang bukan gay, saya siap menawarkan diri jika mbak berminat. Nanti biar saya kirimkan nomor wasap saya via email, biar mbak bisa berimpovisasi sendiri.

Salam bahagia.

Terakhir diperbarui pada 8 Agustus 2017 oleh

Tags: cintacurhat mojokfeaturedGayNikah
Iklan
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Ngopi Itu Nikmat, Tidak Perlu Diributkan | Semenjana Eps. 9
Video

Ngopi Itu Nikmat, Tidak Perlu Diributkan | Semenjana Eps. 9

25 Maret 2025
Gym di Malang Jadi Incaran Cowok Gay MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Ngeri Nge-Gym di Malang, Jadi Incaran Cowok Gay Agresif hingga Dapat DM Membagongkan

7 Maret 2024
Cerita Mahasiswa Jatim Rela Melepas UGM Demi Masuk Jurusan Kependidikan di UNY, Menyesal Kemudian karena Dapat UKT Selangit dan Lingkungan Kuliah Toksik.mojok.co
Kampus

Cerita Mahasiswa UM Malang Nyaris Gagal Nikah Gara-gara Wisuda Mundur Hampir Setahun, Ada yang Rugi Jutaan Rupiah

29 Februari 2024
Orang-orang yang Ngasih ‘Jatah’ Mantan Sebelum Nikah, Ingin Tuntaskan Rasa yang Tertinggal MOJOK.CO
Ragam

Orang-orang yang Ngasih “Jatah Mantan” Sebelum Nikah, Demi Kepuasan dan Tuntaskan Rasa yang Tertinggal

19 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

terpaksa kerja di Jogja dan menolak tawaran kerja di Dubai. MOJOK.CO

Menolak Kerja di Dubai yang Bergaji Puluhan Juta demi Temani Ibu yang Sedang Sakit dan Bertahan dengan Gaji UMR Jogja

18 November 2025
Menemukan kedamaian batin dari rebahan karpet masjid MOJOK.CO

Rebahan di Karpet Masjid: Sepele tapi Beri Kedamaian Batin dari Dunia yang Penuh Standar, Tuntutan, dan Mengasingkan

12 November 2025
Keakraban dengan montir bengkel beri saya banyak keuntungan MOJOK.CO

Menjalin Keakraban dengan Bengkel Umum nan Biasa Beri Saya Banyak Keuntungan

14 November 2025
Campus League 2025: Gol Detik Akhir yang Bawa Dahlan Muda Raih Peringkat Ketiga MOJOK.CO

Campus League 2025: Gol Detik Akhir yang Bawa Dahlan Muda Raih Peringkat Ketiga

12 November 2025
Semangat pemain dan pelatih Universitas Negeri Malang (UM) sebelum bertanding. MOJOK.CO

Rela Iuran hingga Bawa Beras 1 Kg untuk Amunisi di Laga Futsal Jogja, UM Gagal Jadi Juara Pertama tapi Berhasil Harumkan Nama Kampusnya

13 November 2025
Derita Mahasiswa S3 Sebelum Gila, Tertawakan Diri Sendiri Dulu

Mahasiswa S3 Tertawa di Koridor Kampus Bukan karena Bahagia, tapi Menertawakan Nasibnya Sebagai Pabrik Akademik dan Nasib Jurnal Ditolak 5 Kali

14 November 2025
Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.