PSIM Bersama Vladimir Vujovic: Bisakah Mengikis Jejak Manis Erwan Hendarwanto? - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Balbalan

PSIM Bersama Vladimir Vujovic: Bisakah Mengikis Jejak Manis Erwan Hendarwanto?

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
21 Mei 2019
0
A A
vladimir vlado vujovic dan psim MOJOK.CO
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Vladimir Vlado Vujovic punya beban yang besar ketika menerima jabatan pelatih PSIM Yogyakarta menggantikan Erwan Herndarwanto. Bisakah meneruskan?

Dua hari yang lalu, fans PSIM Yogyakarta, untuk kali pertama bisa menyaksikan secara langsung hasil kerja pelatih baru mereka, Vladimir Vujovic, yang akrab disapa Vlado. Yah, kurang tepat juga kalau sudah disebut sebagai “hasil kerja” karena beliau baru empat bulan efektif melatih Laskar Mataram.

Paling tidak, fans PSIM bisa meraba-raba seperti apa rasanya dilatih mantan pemain Persib Bandung itu. Keinginan untuk sesegera mungkin melihat hasil kerja Vlado sudah dipendam sejak lama. Apalagi setelah klub dari Yogyakarta ini seperti sedang “ganti wajah”. Investor baru masuk, diiringi datangnya gerbong pemain dan pelatih baru.

Datangnya banyak pemain baru ini sempat melahirkan riak yang tidak dikehendaki. Sebagian besar pemain PSIM yang musim lalu berdarah-darah mengawali musim dengan minus sembilan, lolos dari lubang jarum itu, hingga berpeluang lolos ke babak sistem gugur. Banyak fans yang merasa “pahlawan” musim lalu tidak mendapatkan penghargaan yang setimpal, termasuk yang paling berjasa: Mas Erwan Hendarwanto.

Pelatih muda itu biasa disapa Mas Erwan, bukan coach, atau pelatih. Ia disapa “mas” karena kedekatannya dengan para pemain dan suporter. Betul, meskipun sudah tidak lagi melatih PSIM, Mas Erwan masih menyisihkan waktu untuk menonton mantan klub asuhannya itu melakoni laga uji tanding melawan Cilegon United lewat layar Youtube.

Mas Erwan pergi meninggalkan jejak yang sangat kentara, terasa sangat manis untuk semua pandemen PSIM Yogyakarta. Namanya memang tidak seterkenal pelatih-pelatih di Liga 1. Namun, Mas Erwan justru yang paling bisa menginjeksikan corak permainan modern ke dalam tubuh sebuah klub Indonesia. Ini sesuatu yang langka.

Baca Juga:

PSIM Utang Sewa Rp 350 Juta, Pemkot Jogja Akan Segel Wisma Soeratin. MOJOK.CO

PSIM Utang Sewa Rp350 Juta, Pemkot Jogja Akan Segel Wisma Soeratin

11 Maret 2023
pasoepati mojok.co

Berangkat ke Jogja, Pasoepati Solo Berharap Perdamaian Terjadi Selamanya

5 Oktober 2022

Banyak pelatih di Liga Indonesia yang belum betul-betul tahu seperti apa sepak bola modern itu. Banyak pelatih pula yang masih menganut mazhab lama, yaitu umpan-umpan, biasanya lambung, tanpa tujuan pasti. Pokoknya kasihkan ke pemain yang kosong, lalu pasrahkan bola kepada teknik individu, yang biasanya mentok, bola hilang, lahirkan caci maki.

Lolos dari kesulitan minus sembilan, gaya permainan yang nggak cuma enak ditonton tapi juga dipelajari, Mas Erwan meninggalkan jejak yang manis. Mengganti pelatih kelahiran Magelang itu bukan pekerjaan yang nisbi mudah. Vujovic, setidaknya bisa menunjukkan kelas yang sama. Kalau melebihi tentu lebih baik.

Sayangnya, performa melawan Cilegon United sangat jauh dari ekspektasi. Sebagai pelatih baru, sangat lumrah untuk diberi kesempatan menunjukkan hasil kerjanya secara lebih konkret. Fans PSIM akan dengan mudah memberi label gagal karena romantisme bersama Mas Erwan. Oleh sebab itu, setidaknya, mari mengenal gaya melatih Vlado.

Gaya melatih Vladimir Vlado Vujovic untuk PSIM?

Bulan lalu, saya sempat melakukan wawancara dengan salah seorang jurnalis yang mengikuti Persib Bandung dari dekat. Sumber saya ini bahkan sempat mewawancarai Vlado secara langsung.

Dari obrolan yang singkat itu, saya mendapat informasi bahwa Vlado ini punya andil yang cukup besar kepada peningkatan level lini pertahanan Persib Bandung dan Bhayangkara FC. Vladimir Vlado Vujovic yang bertanggung jawab dengan drill pertahanan kedua klub itu. Dan hasilnya tidak terlalu buruk.

Persib Bandung menjadi lebih stabil ketika Vladimir Vlado Vujovic turun tangan melatih. Sementara itu, Bhayangkara FC bisa bertahan di lima besar di musim terakhir Vladimir Vlado Vujovic bermain, sekaligus ikut melatih. Salah satu “prestasi” Vlado ketika bersama Bhayangkara adalah memoles ulang Jajang Mulyana dan membantu perkembangan Nurhidayat Haris, bek timnas U23.

Jajang Mulyana adalah satu dari sedikit pemain yang berubah posisi dari striker menjadi bek tengah. Ini jenis perubahan yang gampang gampang susah. Respons striker dan bek tentu beda, pemosisian diri, belajar timing, dan pembacaan pertandingan. Berkat Vladimir Vlado Vujovic, Jajang menjadi bek tengah yang lumayan stabil di tahun Bhayangkara juara.

Jadi, bisa disimpulkan dua hal, yaitu Vladimir Vlado Vujovic jago melatih pemain bertahan secara individu dan punya kemampuan untuk melatih cara bertahan sebuah tim. Oleh sebab itu, ekspektasinya menjadi semakin jelas; di bawah asuhan Vladimir Vlado Vujovic, PSIM, seharusnya punya pertahanan yang lebih baik.

Sekali lagi, ketika melawan Cilegon United, fans PSIM seperti “dikecewakan” dengan cara bermain. Sistem yang ditunjukkan sangat berbeda (konteks negatif) dengan hasil kerja Mas Erwan. Perombakan skuat bisa menjadi faktor paling berpengaruh.

Ketika beberapa pemain lawas turun bermain, mereka masih membawa ide Mas Erwan. Umpan pendek cepat, menggerakkan blok lawan, dan pencarian posisi yang matang kembali terlihat. Sayangnya ide ini tidak konsisten terlihat karena kawan-kawan baru tidak mengenal gaya itu.

Tim yang dibangun Vladimir Vlado Vujovic terlalu dilandasi oleh kemampuan individu. Rossy Noprihanis, banyak terisolasi di sisi kiri. Ia tidak didukung oleh bentuk tim yang ideal, membuatnya mudah dikeroyok pemain lawan. Ichsan Pratama pun terlalu statis di belakang striker, kurang memberikan opsi kepada pemain-pemain di sisi lapangan.

Babak kedua, “sedikit” lebih baik ketika pemain-pemain Cilegon tidak bisa menghentikan Hendrico. Kalau tanpa kelebihan individu Hendrico, PSIM tidak akan bisa membuat gol malam itu.

Vlado perlu belajar lagi soal gaya bermain yang lebih modern. Pep Guardiola pernah berkat bahwa tujuan umpan itu bukan memindahkan bola, tetapi menggeser blok pertahanan lawan untuk menciptakan ruang berbahaya. Ide ini disebut juego de posicion dalam Bahasa Spanyol, disebut positional play dalam Bahasa Inggris, dan diterjemahkan bebas menjadi permainan posisi dalam Bahasa Indonesia.

Mas Erwan sukses mengajarkan anak-anak asuhnya ide permainan ini. Seharusnya, dengan materi pemain yang lebih bagus, Vlado juga mampu.

Lantas, kenapa sih Vlado perlu memikirkan hal ini? Bukankah masing-masing pelatih punya gaya bermain berbeda dan yang paling penting adalah kemenangan?

Argumen itu betul adanya. Masing-masing pelatih punya ide berbeda. Namun, jika kamu fans PSIM pasti tahu konteks yang terjadi, bahwa kepergian Mas Erwan sangat disayangkan. Mas Erwan, yang sukses menjadikan cara bermain modern sebagai “budaya dan identitas”. Sama seperti Barcelona dan Ajax Amsterdam dengan visi Johan Cruyff. Siapa saja pelatihnya, selalu diharapkan mau meneruskan identitas itu.

Game of Thrones mengajarkan bahwa kekuatan paling besar dalam kehidupan adalah cerita. Untuk sepak bola, dan manusia pada hakikatnya, identitas membentuk diri, membedakan dengan person lain. Tanpa identitas, tak ada kebanggaan, tak ada kemenangan yang semanis dulu, tak ada cerita untuk dikisahkan berulang.

Terakhir diperbarui pada 21 Mei 2019 oleh

Tags: erwan hendarwantopsimvladimir vujovicvlado
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

PSIM Utang Sewa Rp 350 Juta, Pemkot Jogja Akan Segel Wisma Soeratin. MOJOK.CO
Olah Raga

PSIM Utang Sewa Rp350 Juta, Pemkot Jogja Akan Segel Wisma Soeratin

11 Maret 2023
pasoepati mojok.co
Kilas

Berangkat ke Jogja, Pasoepati Solo Berharap Perdamaian Terjadi Selamanya

5 Oktober 2022
Polres Sleman merilis para tersangka pengeroyokan suporter PSS Sleman di Mapolres Sleman, Senin (29:08:2022).
Kilas

Kronologi dan Motif Pengeroyokan Suporter PSS Sleman 

30 Agustus 2022
FX Harminanto, Messi dari PSIM Jogja dan Luka di Sepak Bola yang Belum Tuntas
Bertamu Seru

FX Harminanto, Messi dari PSIM Jogja dan Luka yang Belum Tuntas di Sepak Bola

28 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Asus Zenfone 6 Usung Inovasi Kamera Putar, Cocok Buat Kreator Konten

FYI, Ada yang Lebih Urgen daripada Tolak Hasil Pilpres

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
vladimir vlado vujovic dan psim MOJOK.CO

PSIM Bersama Vladimir Vujovic: Bisakah Mengikis Jejak Manis Erwan Hendarwanto?

21 Mei 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023

Terbaru

manfaat puasa mojok.co

Pakar UGM: Berpuasa Baik untuk Kesehatan Mental

23 Maret 2023
rohana kudus pahlawan perempuan

Rohana Kudus: Bermula dari ‘Homeschooling’, Jadi Gemar Bikin Sekolah, Lanjut Jadi Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

23 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
surat pelaku mutilasi mojok.co

Isi Lengkap Surat Pelaku Mutilasi di Sleman Sebelum Tertangkap

23 Maret 2023
massa mengambang jelang pemilu

Jelang Pemilu, Apa itu Massa Mengambang yang Jadi Rebutan Parpol?

22 Maret 2023
Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

22 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In