Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Uneg-uneg

Surat Cinta untuk Petugas Parkir Liar di Jakarta yang Cuma Modal Peluit

Redaksi oleh Redaksi
10 Maret 2024
A A
Surat Cinta untuk Petugas Parkir Liar di Jakarta yang Cuma Modal Peluit MOJOK.CO

Ilustrasi Petugas Parkir Liar di Jakarta yang Cuma Modal Peluit.

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Datang tak diundang pergi tanpa pamit, itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan kelakuan petugas parkir liar di Jakarta saat ini. Walaupun tidak semua sih, tapi itu yang saya rasakan baru-baru ini. 

Pemicu yang membuat saya menulis uneg-uneg untuk petugas parkir liar di Jakarta 

Cerita ini bermula ketika saya ingin membeli amunisi paru-paru (liquid dan catridge) yang berjarak kurang lebih 3 Kilometer dari rumah saya dan mengharuskan untuk membawa motor. Masak iya dengan jarak segitu saya harus jalan. Macem mau ikut family run event aja harus jalan santai 3K, dapet medali nggak, pegel iya.

Singkat cerita sampailah saya di seberang toko tersebut dan kondisi di jalanan saat itu cukup padat karena ada di jam pulang kantor. Saya harus mengeluarkan kesabaran dan effort lebih untuk dapat menyeberang dan memarkirkan motor saya. 

Setelah dapat parkir saya menuju toko. Soal tempat parkir, sebenarnya itu pun juga tidak bisa dibilang area parkir, karena area untuk parkir tidak cukup dengan panjang motor pada umumnya sehingga dengan sangat terpaksa harus mengambil hak pejalan kaki, yaitu trotoar.

Transaksi di dalam toko tidak berlangsung lama, karena saya sudah menentukan pilihan sedari rumah, kira-kira hanya 1 menit. Setelah itu, pasti kalian tau kan apa yang terjadi? Yak, benar saja, tiba-tiba datang seseorang dengan peluit merah yang bisa Anda dapatkan di toko olahraga terdekat dikalungi lanyard trendi masa kini.

Alhasil saya hanya kasih seribu rupiah saja sambil saya kasih beberapa petuah yang saya dapat dari Plato, Aristoteles, dan juga Plato.

Keluh kesah saya terhadap parkir liar yang ada di Jakarta

Pertama, ini bukan masalah rupiah yang harus saya berikan kepada yang terhormat abang parkir liar. Tapi dimana sisi urgensi-nya kita harus memberi rupiah ketika saya tidak mendapat bantuan atau manfaat dari yang terhormat. Mau kasih tapi kesel sama kelakuannya, nggak ngasih, nanti merengut, purik, nesu, marah. 

Kedua, walaupun kita kasih. Kemana uang itu akan berlabuh? Mengingat itu adalah parkir liar di Jakarta. Cirinya, abang parkirnya tidak memakai rompi biru dongker kelap kelip dari Dinas Perhubungan dan tidak adanya tiket atau karcis retribusi. Yang berarti bahwa pundi-pundi yang ia terima kemungkinan besar hanya akan masuk ke kantong-kantong pribadi tertentu.

Ketiga, beberapa kali setiap saya memarkirkan kuda besi saya, sering kali mendapatkan oleh-oleh berupa goresan indah di body motor akibat terlalu agresifnya petugas parkir. Mungkin negara ini harus punya asosiasi Petugas Parkir Seluruh Indonesia, bisa disingkat PPSI, Persein, atau apalah. Tujuannya untuk membuat suatu Standar Operasional Prosedur dalam menata parkiran yang baik dan benar.

Ya walaupun sudah ada Asosiasi Pengelola Parkir Indonesia (ASPEPARINDO), itu sih cuman fantasi saya aja ya, he..he..he.

Keempat, kadang mematok tarif seenaknya sendiri. Saya jujur-ly tidak tahu apa variabel atau tolak ukur yang mereka gunakan dalam mematok tarif parkir. Sudah jelas parkir liar, berarti bukan arahan dari Pemerintah Daerah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lalu, hanya berdasarkan intuisi kah? atau hanya sebatas karena tempatnya ramai, atau mungkin ada target setoran?

Harapan saya untuk Jakarta yang lebih baik

Sebagaimana kita tahu bahwa pendapatan daerah bisa mereka dapatkan melalui parkir sebagai retribusi daerah. Melihat masifnya penggunaan kendaraan bermotor roda dua (2) dan roda (4) di Jakarta, maka retribusi dari parkir kendaraan merupakan salah satu potensi pendapatan asli daerah yang cukup besar.

Kalau tidak ada kemauan atas hal ini berarti ada yang diuntungkan dong? Untuk yang tahu pihak yang mendapat keuntungan silahkan isi sendiri. Xixixixixi

Andai saja pemerintah DKI Jakarta mau untuk membenahi masalah parkir liar di Jakarta maka dapat membantu pendapatan daerah seperti yang saya sebutkan sebelumnya.

Iklan

Ketika pemerintah mengambil tindakan serius atas hal ini maka tentunya bisa menghasilkan sumber daya manusia yang baik dalam hal pelayanan sebagaimana harapan Indonesia emas 2045 yang selalu beberapa elite partai serta pemerintah gaungkan.

Contoh berhasilnya adalah melihat dari kinerja pasukan Oranye (bukan Persija Jakarta ataupun Jakmania yang saya maksud) Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) yang selalu sigap di setiap harinya menyapu jalanan Ibu Kota.

Jika suatu pihak atau orang mendapatkan pelatihan dan pengawasan, maka dapat menghasilkan kualitas sumber daya manusia baik.

Langkah kecil yang pemerintah lakukan, dapat menciptakan perubahan yang baik di masa depan.

Rexzy Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, DKI Jakarta [email protected]

BACA JUGA Tukang Parkir di Jabodetabek Harus Study Tour ke Jogja  dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Maret 2024 oleh

Tags: jakartaparkirparkir liarparkir liar di jakartauneg-uneg
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO
Ragam

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO
Ragam

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Alumnus ITB resign kerja di Jakarta dan buka usaha sendiri di Bandung. MOJOK.CO
Sosok

Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan

12 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.