Pengendara motor yang selalu kalah, karena kena serobot
Itu pun sering dapat klakson kalau-kalau kita hampir menyenggol spion mobilnya. Saya nggak sekali dua kali mikir, “Lha kalau semua lajur penuh mobil kayak gini, kita yang naik motor harus lewat mana, Gusti!”
Keresahan saya nggak berhenti sampai sini. Yang juga sangat menyebalkan adalah kebiasaan pengemudi mobil di Surabaya yang main serobot. Mobil yang sedari tadi santai di lajur kanan, kagetnya pas sudah dekat tikungan, eh, baru nyalain sein dan motong ke kiri.Â
Akhirnya, kita yang dari belakang mau tidak mau mengurangi kecepatan atau bahkan terpaksa berhenti. Saya sebagai pemotor yang pantang ngerem mendadak (demi menjaga kemaslahatan kampas rem) merasa terzolimi oleh aksi penyerobotan ini. Kalau niat belok kiri, mbok ya dari tadi ambil lajur kiri, to.
Bapak saya sopir truk antarkota antarprovinsi. Sebagai anak sopir truk, saya paham etika berkendara di jalanan, minimal tahu mana yang benar mana yang bisa memicu emosi pengemudi lain.Â
Jalanan itu tempatnya orang capek, sesama pengguna jalan mestinya saling menghargai. Kata bapak saya, di jalanan itu nggak cukup cuma bisa nyetir. Perlu koordinasi yang bagus antara tangan kaki, otak, sama hati. Makanya saya bisa bilang, pengemudi mobil di Surabaya bikin emosi banget. Nggak terbiasa misuh karena saya anak daerah, saya lebih memilih untuk banyak istighfar saja.
Arizqa Novi Ramadhani, Jalan Rungkut Tengah, Gunung Anyar, Kota Surabaya [email protected]
BACA JUGA Surat Cinta untuk Petugas Parkir Liar di Jakarta yang Cuma Modal Peluit dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini.