MOJOK.CO – Lepas dari masa hukuman dua tahun, Ahok diklaim akan merapat ke PDIP. Sikap ini dipandang akan beri dampak positif untuk Jokowi-Ma’ruf Amin.
Jelang bebas dari hukuman dua tahun, arah politik Basuki Tjahaja Purnama begitu ditunggu. Tahun lalu, mantan Gubernur DKI yang tersandung kasus penistaan agama tersebut mengungkapkan dirinya enggan kembali ke dunia politik. Ahok, nama panggilannya, memilih menjadi pembicara saja ketimbang masuk partai atau menjadi staf presiden.
Namun, arah angin nampaknya berubah. Seperti perubahan di dalam politik yang memang serba cepat, sikap Ahok juga berubah. Adalah Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPP PDI Perjuangan mengklaim bahwa mantan pasangannya di Pilgub DKI tersebut sudah menentukan pilihannya. Kelak, setelah bebas dari masa hukuman, Ahok diklaim akan merapat ke PDIP.
Klaim tersebut dilontarkan Djarot di tengah acara konsolidasi pemenangan pemilu 2019 di DPC PDIP Sleman. Alasan merapat ke PDIP adalah karena hanya partai berlambang banteng tersebut yang mau pasang badan, membela Ahok di tengah caci maki dan serangan ketika kasus penistaan agama menjadi topik panas di Indonesia.
“Karena yang berani betul di garis depan, ketika ada yang melawan Pancasila, ketika ada yang menghina seseorang warga negara, mencaci, membenci, dan sebagainya, yang berani paling depan adalah PDI Perjuangan. Ini betul. Makanya dia bilang: ‘Kalau nanti saya masuk politik, saya akan pasti masuk PDI Perjuangan’,” klaim Djarot.
Polemik kabar bergabungnya Ahok ke PDIP mendapat respons beragam. Ardian Sopa, peneliti dari LSI Denny JA memperkirakan bahwa bergabungnya politikus yang film biopiknya tembus satu juta penonton tersebut bakal memberikan dampak positif bagi pasangan Jokowi dan Ma’ruf Amin.
Adrian menyebut bahwa keberadaan pendukung yang solid akan memberikan dampak positif. Terlebih, massa yang menolak pasti tidak sebanyak ketika belum menjalani hukuman.
Politikus PDIP, Charles Honoris juga mengungkapkan bahwa bergabungnya Ahok akan sangat membantu PDIP untuk merumuskan program pro rakyat, terutama di DKI Jakarta.
“Sebagai anggota DPR dari Dapil DKI Jakarta saya melihat rencana bergabungnya Ahok yang seorang mantan Gubernur DKI ke PDI Perjuangan, juga akan membantu parti merumuskan program-program pro rakyat di Ibu Kota Negara,” kata Charles.
Menanggapi polemik bergabungnya Ahok ke PDIP, PKB dan Hanura meragukan klaim dari Djarot. Salah satu alasannya adalah pernah berkata tidak akan masuk politik lagi setelah lepas dari masa hukuman.
Satu hal menarik dari polemik merapatnya Basuki Tjahaja Purnama ke kubu Jokowi adalah keberadaan Kiai Ma’ruf Amin. Keduanya “bertentangan” di kasus penistaan agama. Yah, namanya juga politik. Kawan dan lawan begitu cepat berganti. Sudah seperti gaya pacaran ABG; putus, nyambung, putus lagi. (yms)