Rumah Jokowi yang berada di Desa Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, masih ramai dikunjungi warga yang ingin berfoto.
Tiga puluh menit berjalan kaki dari kediamannya itu, ada perkampungan yang jadi langganan banjir. Kampung Sambirejo namanya.
Sialnya, Kampung Sambirejo jadi langganan banjir gara-gara proyek pembangunan peninggalan Jokowi.
“Ironis ‘kan. Orangnya udah nggak menjabat, tapi kerusakannya masih kami rasain. Ironisnya lagi, yang kebanjiran ini cuma lima menit motoran dari rumah beliau,” kata Agus (23), warga Banjarsari yang kuliah di Jogja saat ditemui Mojok, Kamis (6/3/2025) malam.
Hujan sebentar saja, air tumpah ke rumah-rumah
Dua puluh tahun lebih tinggal di Banjarsari, Solo, Agus paham betul daerahnya bukan langganan banjir. Ia bercerita, dulu mau hujan dengan intensitas sederas apapun masih aman-aman saja.
“Kalau jalan tergenang gitu wajar. Apalagi kalau hujannya deras. Tapi lima menitan setelah hujan reda, air udah surut lagi,” jelasnya.
Namun, situasi berubah setahun ke belakang ini. Menurutnya, genangan air di jalan-jalan menjadi lama surutnya. Bahkan, ketinggian air pun lebih tinggi dari biasanya.
Puncaknya, memasuki awal musim hujan akhir 2024 kemarin, untuk pertama kalinya Agus dan warga sekitar di kampungnya merasakan banjir. Ia ingat betul, saat itu hujan deras. Tak butuh waktu lama, kira-kira 15 menit, jalanan sudah penuh dengan air.
“Itu baru sebentar saja hujannya, air masuk ke rumah. Pertama kali banget ngerasain itu,” jelasnya.
Ia sempat mengukur, di halaman rumahnya saja air setinggi lututnya. Dan, karena baru pertama mengalami banjir, dia dan warga Banjarsari lainnya tak punya persiapan apa-apa. Alhasil, banyak barang-barang berharga yang rusak karena terendam air bah.
Warga Banjarsari menuding banjir karena proyek peninggalan Jokowi
Agus dan warga Kampung Sambirejo, Banjarsari, Solo lainnya, menuding permukiman mereka jadi rawan banjir karena adanya proyek Simpang Joglo. Tudingan mereka cukup beralasan, sebab sebelum adanya proyek ini warga tak pernah mengalami kebanjiran.
“Tapi sejak ada proyek Simpang Joglo, tiap hujan pasti banjir. Masuk-masuk rumah pula,” kata Agus.
Simpang Joglo sendiri merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) peninggalan Jokowi. Pengerjaan rel layang dan underpass ini dimulai sejak 2022 lalu dan berada di bawah Kementerian PUPR.
Underpass ini diresmikan pada 11 Januari 2025 lalu. Jalur lintas bawah sepanjang 450 meter dan punya lebar 18 meter ini diklaim punya “penerangan modern dan sistem drainase canggih”.
Ia dibangun sebagai solusi atas kemacetan yang selama ini menghambat mobilitas di kawasan Banjarsari, Solo–tempat tinggal Jokowi.
“Bener, jalanan nggak macet. Tapi masalah baru muncul, jadi banjir. Warga sini juga yang kena dampaknya.”
Mengapa Simpang Joglo yang dipermasalahkan?
Agus dan warga Banjarsari, Solo lainnya melihat, sejak adanya pembangunan Simpang Joglo–berupa rel layang dan underpass–tata air menjadi berubah.
Ia menjelaskan, sebelumnya kawasan tersebut punya saluran besar yang bisa menampung sekaligus mengalirkan air saat hujan. Sayangnya, setelah adanya pembangunan itu, saluran air digantikan dengan selokan kecil.
“Warga Kampung Sambirejo, yang tinggal di kawasan yang lebih rendah, kena luapan airnya yang nggak teralirkan dengan baik,” ungkap Agus, menjelaskan mengapa air bah kerap menggenang di kampungnya.
“Kayaknya yang bikin proyek nggak ngitung elevasi air dan selokan, jadinya ya kami kebanjiran terus.”
Setahu Agus, warga Banjarsari sudah beberapa kali memprotes soal dampak dari pembangunan Simpang Joglo. Bahkan, dulu dari pihak proyek sempat ada yang datang buat meninjau langsung.
“Warga minta solusi konkrit. Misalnya besarin saluran air lagi lah biar air nggak meluap ke kampung kami. Tapi kebetulan dari orang proyek datang pas nggak hujan, jadinya mungkin keluhan kita dianggap nggak valid, jadinya dianggurin aja sampai sekarang,” jelas Agus.
Agus sendiri mengaku tak menuntut banyak. Pada intinya ia dan warga Banjarsari, Solo hanya mau banjir teratasi.
“Tolonglah, tolong! Biar nggak ironis, rumah kami dekat sama rumah Pak Jokowi, tapi suara kami nggak didengerin.”
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Alasan Warga Sowan ke Rumah Jokowi hingga Rela Menunggu Berjam-jam atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.