Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Uang Pemda 170 Triliun Teronggok di Bank, Saatnya untuk Tidak Irit

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
16 Juli 2020
0
A A
uang pemda sebesar 170 trilliun teronggok belanja daerah penanganan pandemi corona perekonomian jokowi istana kepresidenan belanja modal resesi ekonomi mojok.co

uang pemda sebesar 170 trilliun teronggok belanja daerah penanganan pandemi corona perekonomian jokowi istana kepresidenan belanja modal resesi ekonomi mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jokowi mengatakan ada uang Pemda sebanyak 170 triliun yang teronggok di bank, ini sama sekali bukan berita baik. Negara bukan rumah tangga yang harus pengiritan.

Guru SD saya selalu mengajarkan menabung, katanya sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Lalu saya langsung terbayang bukit koin yang isi tumpukannya adalah uang logam Rp100 bergambar Rumah Gadang. Oleh karena motivasi inilah akhirnya saya beli celengan sapi yang ukurannya sebesar anak sapi beneran. Saya bersiap menumpuk harta.

Bagi saya dulu, irit adalah koentji. Makin banyak uang tertumpuk makin kaya di kemudian hari. Hasil nabung bisa dibelikan sepeda. Sayangnya konsep ini nggak berlaku buat negara. Uang Pemda sebesar 170 triliun itu bukan bagian dari menabung yang kalau pas ‘pecah celengan’ langsung dibelanjain macem-macem. Negara kita mau beli apa? Belanja menteri baru?

Presiden Joko Widodo saat rapat bersama para gubernur di Istana Kepresidenan mengungkapkan bahwa sebanyak 170 triliun uang pemda masih dibiarkan menganggur di bank di tengah penanganan pandemi corona. Padahal seharusnya dana tersebut dipakai untuk memenuhi kebutuhan anggaran penanganan dampak covid-19.

Gini, Mylov, nggak ada gunanya menumpuk uang pemda di bank, kita kan nggak lagi nungguin bunga deposito. Uang pemda sebanyak 170 triliun itu, makin cepat dihabiskan malah makin baik. Asal… yang menghabiskan bukan koruptor-koruptor ya, ih najong!

Dana sebesar 170 triliun itu seharusnya segera dibelanjakan untuk menggerakkan perekonomian negara. Kalau aktivitas ekonomi macet, uang yang beredar di masyarakat mepet, maka bakal terjadi efek domino. Mulai dari rendahnya PDB sampai resesi ekonomi, ngeri lah. Lagian masyarakat kan memang lagi butuh-butuhnya, buat penanganan covid-19 juga, Bos. Jadi sebenarnya nggak heran kalau pemda diminta mempercepat realisasi belanja mereka. Herannya justru kalau ada orang yang disuruh belanja tapi nggak mau.

Hingga sekarang, belum ada provinsi yang sudah membelanjakan anggaran mereka sampai 50%, padahal ini sudah bulan Juli. Tercatat provinsi NTB baru pencapai 44%, Sumbar 44%, dan Gorontalo 43%. Sementara provinsi lain masih di bawah angka ketiga provinsi tersebut.

Kalau bingung mau belanja apa, sebenarnya pemerintah daerah bia melakukan belanja modal dan fokus pada pemulihan ekonomi pasca pandemi, bahkan banyak opsi untuk mengelola dana ini untuk memulihkan dampak covid-19. Kapan lagi disuruh cepat-cepat buat konsumsi, ya kan? Ayo bapak ibu, segera habiskan uang pemda, kalau perlu 170 triliun habiskan aja.

Ini bukan perkara pengiritan dan hura-hura. Bagi negara, APBD bukan semacam uang bulanan atau gajian plus insentif karyawan swasta yang harus dikelola sehemat mungkin buat nabung beli rumah. Justru semakin dana dikelola dengan baik, dibelanjakan tepat sasaran, maka bakal semakin baik. Nggak ada gunanya uang pemda teronggok manja di bank. Dipikirnya hemat pangkal kaya, duh…

Membayangkan uang sebanyak 170 triliun memang otak saya nggak sampai, tapi setidaknya saya ngerti kalau APBD itu nggak sama dengan duit mentah yang bisa saya belikan skincare atau sneakers mahal. Uang pemda sebanyak itu kalau nggak habis berarti nggak beres. Mindset-nya nggak bisa disamakan dengan dana rumah tanggak kalau habis sama dengan ciloko, sesuk mangan opo.

Maka dari itu, dear pemerintah daerah, segerakan belanja dan habiskan uang pemda sebesar 170 triliun itu segera. Tolong belanjanya tepat sasaran ya, bukan belanja tapi sebagian masuk kantong sendiri. Itu ngutil namanya.

BACA JUGA Sebanyak Apa Duit 4,1 Triliun yang Jadi Anggaran Perjalanan Dinas Kementerian saat Pandemi? atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 16 Juli 2020 oleh

Tags: dana APBDpandemi corona
Iklan
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

ilustrasi Apa yang Tidak Boleh dan Boleh Dilakukan Saat Penerapan PPKM Darurat 3-20 Juli 2021 mojok.co
Kilas

Apa yang Tidak Boleh dan Boleh Dilakukan Saat Penerapan PPKM Darurat 3-20 Juli 2021

1 Juli 2021
Prediksi Corona Berakhir 3 Juni Memang Lebih Mirip Ramalan Zodiak mojok.co
Kilas

Prediksi Corona Berakhir 3 Juni Memang Lebih Mirip Ramalan Zodiak

3 Juni 2021
Anakku Ora Pinter Matematika ya Ora Popo, sing Penting Akhlak e Pener MOJOK.CO
Rerasan

Anakku Ora Pinter Matematika Ora Popo, sing Penting Akhlak e Pener

29 Agustus 2020
hadi pranoto anji manji obat covid hadi pranoto ditangkap anji ditangkap gelar dokter profesor panggilan sayang nama hewan nama gelar panggilan kesayangan mojok.co
Pojokan

Next Level Panggilan Sayang ala Hadi Pranoto. Nama-nama Hewan Sudah Kuno!

4 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Melestarikan aksara Jawa ala Kota Yogyakarta biar tidak punah MOJOK.CO

Melestarikan Aksara Jawa Ala Yogyakarta, Bukan Sekadar Nguri-uri tapi Juga Ngurip-urip

2 Juli 2025
Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Brain Rot karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok.MOJOK.CO

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Pembusukan Otak karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok

3 Juli 2025
promo ojol, driver ojol.MOJOK.CO

Cerita Para Penikmat Promo Ojol yang Bertahan Hidup dari Potongan Harga

7 Juli 2025
jurusan pariwisata. mojok.co

Kuliah di Jurusan Pariwisata Tak Semenyenangkan Kelihatannya, Niat Santai Malah Terbantai

3 Juli 2025
Sekolah Kedinasan Disuapi Anggaran 104 Triliun. Negara Gila! MOJOK.CO

Sekolah Kedinasan Dimanjakan dengan Anggaran Rp104 Triliun, Sekolah Formal Cuma Dapat Nasi Bungkus Bukti Negara Ini Memang Udah Gila

9 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.