Sebelum Kasih Piala Kebohongan, PSI Harusnya Belajar Dulu ke Nurhadi-Aldo - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Sebelum Kasih Piala Kebohongan, PSI Harusnya Belajar Dulu ke Nurhadi-Aldo

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
5 Januari 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Satu-satunya yang berhak negur calon pemimpin rakyat yang keliru adalah Partai Untuk Kebutuhan Iman (PUKI) dengan capres-cawapres nomor urut 10; Nurhadi-Aldo, bukan PSI.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali bikin heboh dunia politik Indonesia. Usai ramai soal isu penolakan praktik poligami untuk kadernya, beberapa waktu lalu Partai yang diketuai Grace Natalie ini membuat guyonan yang—yah agak garing-garing gimana gitu.

Dengan cukup percaya diri, PSI mengirim piala “penghargaan” sekaligus piagam untuk Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, dan Andi Arief sebagai tiga tokoh oposisi yang pantas menerima piala kebohongan. Piala sebagai ejekan tentu saja.

Tiga piala ini diberikan dengan kategori masing-masing untuk ketiga tokoh oposisi. Dari Piala Kebohongan ter-lebay untuk Prabowo Subianto karena pernyataan keliru Prabowo soal selang darah RSCM. Kebohongan ter-HQQ untuk Sandiaga Uno, soal Tol Cipali yang disebut dibangun tanpa utang—meski ternyata ada pinjaman dari beberapa bank. Dan terakhir Piala Kebohongan ter-Halu, diberikan Andi Arief soal hoax 7 kontainer surat suara.

Sebagai partai baru yang akan berlaga pertama kalinya dalam Pemilu, PSI memang doyan bikin manuver-manuver yang mengejutkan—beberapa kali malah cenderung mengarah ke kontroversi. Meski begitu, sebagai sebuah partai baru dengan kader muda potensial yang berlimpah, PSI harus diakui memberi warna baru dalam dunia politik Indonesia.

Hal yang kemudian bisa dipahami, sebagai “pemain baru” jika kamu biasa-biasa saja dalam mencitrakan diri, maka kamu bakalan digerus oleh partai-partai senior yang sudah lebih dulu punya basis massa. Dan PSI melakukan semua manuver out of the box tersebut dengan agresif—bisa dibilang sedikit caper.

Baca Juga:

jejak media sosial kandidat capresa

Jejak Netizen di Media Sosial Para Kandidat Capres 2024, Bagaimana Sentimennya?

15 Maret 2023
siapa cawapres untuk ganjar

Siapa Cawapres yang Paling Cocok Mendampingi Ganjar Pranowo?

23 Februari 2023

Untuk apa? Ya biar rakyat melirik ke mereka.

Apalagi soal gebrakan terakhir mengirim Piala Kebohongan kepada Prabowo, Sandi, dan Andi Arief rasanya terlalu berlebihan dan tak sepantasnya dilakukan oleh partai politik sekelas PSI. Sekali pun memang betul tiga tokoh dari oposisi tersebut menciptakan polemik persoalan dengan menyebarkan kabar hoax, tapi langkah PSI ini malah jadi langkah yang “berbahaya” untuk mereka sendiri.

Sebab, mau bagaimana pun PSI berada di arena yang sama dengan Prabowo, Sandi, dan Andi Arief. Tidak ada jaminan di masa depan, mereka tidak akan tersandung persoalan yang sama. Tidak etis rasanya sesama peserta Pemilu mengejek peserta Pemilu lain—dengan cara yang “serius” lagi. Sebab urusan ejek-mengejek seperti itu sebaiknya dilakukan oleh rakyat saja—tidak perlu pakai baju partai.

Kalau pun mau menggunakan baju partai, satu-satunya partai yang berhak mengejek adalah Partai Untuk Kebutuhan Iman (PUKI) yang mengusung capres-cawapres nomor urut 10; Nurhadi-Aldo yang disingkat Dildo. Sebab, PUKI dan Dildo merupakan gambaran betapa banyak yang muak dengan dunia politik di Indonesia. Hm, with PUKI and Dildo we trust.

Semakin kencangnya polarisasi antara cebong dan kampret, lalu lintas hoax yang tiada henti, sekaligus permainan identitas keagamaan yang makin kencang bikin banyak rakyat benar-benar menaruh harapan ke Dildo. Dengan guyon-guyon yang sebenarnya receh—tapi karena Dildo tidak mungkin mengkhianati rakyat, segala macam ide kampanye mereka justru jadi begitu renyah dan mashoook.

Keberadaan Dildo dan PUKI benar-benar memberi angin segar, usai PSI semakin hari semakin sok-sokan menilai diri terlalu tinggi. Sikap percaya diri memang penting, tapi tidak ada yang suka kalau caranya kelewatan.

Seperti pemberian piala kebohongan ini misalnya, PSI secara tidak langsung mencitrakan diri sebagai partai yang paling tidak bisa terpapar hoax, paling suci, paling bersih, sampai paling progresif. Hal yang justru memberi beban yang kelewat berat untuk mereka sendiri.

Akan sangat mengerikan jika misalnya—semoga tidak—kalau mereka terkena kasus yang sama di masa depan. PSI seolah tidak belajar dari Partai Demokrat pada Pemilu 2004 yang mencitrakan diri sebagai partai paling anti dengan korupsi.

Kenyataannya? Partai Demokrat justru menjadi partai yang tersandung mega-skandal korupsi Hambalang. Citra negatif yang sampai sekarang sulit dilepaskan dari mereka. Semoga saja PSI tidak bernasib sama.

Padahal ketimbang PSI, hanya PUKI dan Dildo saja yang pantas merasa paling suci dan paling nggak mungkin nyebar hoax—karena betulan bebas kepentingan.

Kalau PSI mah sudah jelas-jelas ingin Jokowi menang dan Prabowo nyungsep. Kritik-kritiknya nggak bakal bisa netral dong. Beda dengan PUKI dan Dildo dengan memberi wajah politik yang jebul bisa menyenangkan kalau bebas kepentingan, atau kepentingannya cuma satu: hiburan.

Hal ini bisa dibuktikan dengan postingan Dildo di Facebooknya, yang sempat dimintai tolong oleh timses salah satu capres untuk ikut mendukung. Tapi dengan elegan, Dildo membalas dengan cara: mem-posting percakapan tawaran itu. Kurang ajar brilian memang cara membalasnya.

Independensi PUKI dan Dildo benar-benar canggih sekaligus mempertontonkan betapa politik bikin para timses sudah tidak peduli rakyatnya mau bahagia atau tidak. Semuanya kok ya mau dikuasai dengan kemaruk untuk kepentingan sendiri. Satu-satunya hiburan rakyat ini saja kok ya tetep mau diambil juga. Kurang ajar sekali memang.

Uniknya, dengan bukti utuh seperti itu pun, Dildo tetap menyembunyikan identitas pihak yang menawari “proyek” tersebut. Nggak ada kok kemudian bikin piala atau piagam terus ditandatangani ketua partai lalu diberikan ke pihak yang nawari. Soalnya memang Dildo ini sudah tiada lawan politik yang sepadan. Karena mereka memang sudah berhasil memenangkan hati rakyat.

Benar-benar jauh lebih elegan ketimbang cara receh PSI.

Terakhir diperbarui pada 5 Januari 2019 oleh

Tags: andi ariefNurhadi-AldoPiala KebohonganPrabowo SubiantopsiPUKISandiaga Uno
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

jejak media sosial kandidat capresa
Kotak Suara

Jejak Netizen di Media Sosial Para Kandidat Capres 2024, Bagaimana Sentimennya?

15 Maret 2023
siapa cawapres untuk ganjar
Kotak Suara

Siapa Cawapres yang Paling Cocok Mendampingi Ganjar Pranowo?

23 Februari 2023
prabowo bertemu khofifah
Kotak Suara

Prabowo Merapat ke Khofifah, Bakal Dijadikan Cawapres? 

17 Februari 2023
tips memilih politisi baik
Kotak Suara

Tsamara Bagikan Empat Tips Mengenali Politisi yang Baik

14 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
benci feminis peyorasi feminis makna peyoratif misoginis misandrists misandris feminis radikal kesetaraan gender feminis menyebalkan antifeminis mojok.co

Bagi Saya Feminisme Bukan Paham, Tapi Filosofi Hidup

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Resolusi 2019 KPK Memborgol Koruptor Itu Melanggar HAM

Sebelum Kasih Piala Kebohongan, PSI Harusnya Belajar Dulu ke Nurhadi-Aldo

5 Januari 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023
Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang MOJOK.CO

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang

16 Maret 2023
unair mojok.co

10 Prodi UNAIR yang Sepi Peminat dan Persaingannya Tidak Ketat

15 Maret 2023

Terbaru

massa mengambang jelang pemilu

Jelang Pemilu, Apa itu Massa Mengambang yang Jadi Rebutan Parpol?

22 Maret 2023
Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

22 Maret 2023
Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu. MOJOK.CO

Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu

22 Maret 2023
RUU PPRT jadi inisiatif DPR

Sah Jadi Inisiatif DPR, RUU PPRT Harusnya Kelar Sebelum Lebaran, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

22 Maret 2023
pelaku mutilasi mojok.co

Terjerat Pinjol, Pelaku Mutilasi di Pakem Sudah Rencanakan Pembunuhan

22 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Jenazah korban mutilasi di rumah duka. MOJOK.CO

Psikolog UGM: Ada Dua Tujuan Orang Melakukan Mutilasi

22 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In