Rendah Diri yang Kadang Menyebalkan - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Rendah Diri yang Kadang Menyebalkan

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
23 November 2018
0
A A
rendah diri
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Rasanya selalu menarik menyimak pernyataan-pernyataan calon presiden kita, Prabowo Subianto. Tentu saja bukan sekadar karena ia tokoh penting yang (mungkin, bila jadi) kebijakannya akan memengaruhi hidup saya dan banyak orang lainnya, lebih dari itu, pernyataan-pernyataan Prabowo belakangan ini memang layak simak sebab selalu sukses memancing keributan.

Kita tentu masih ingat dengan pernyataannya tentang wartawan yang jarang masuk mal, tampang boyolali, sampai pernyataannya tentang pemindahan kedutaan Australia baru-baru ini.

Nah, yang paling anyar, pernyataanya yang cukup menyita perhatian adalah saat Prabowo seakan menggambarkan bahwa dirinya bukanlah anak orang kaya.

Pernyataanya itu ia sampaikan saat membuka acara pembekalan relawan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Istora Senayan pada Kamis, 22 November lalu.

Dalam pernyataannya, ia menyebut ia bukan anak orang kaya. Prabowo menyebut bahwa ayahnya yang seorang guru besar adalah sosok dengan gaji tidak besar, sampai-sampai ayahnya itu tak kuat beli mobil.

Baca Juga:

Ganjar Pranowo: Dihindari Partai, Disayang Publik dan Lembaga Survei

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

Dahsyatnya Nasida Ria hingga Koalisi Prabowo-Cak Imin

“Ada yang mengatakan Prabowo anak orang kaya. Babe gue dulu guru tau enggak, guru besar. Tanya gajinya berapa? Iya karena enggak punya duit. Anak-anaknya Pak Mitro yang beliin mobil Pak Mitro,” ujar Prabowo.

Lebih lanjut, ia juga menyebut bahwa dirinya tidak pernah hidup dalam kemewahan, sungguhpun ia pernah menyandang pangkat letnan jenderal.

“Jenderal gajinya berapa? Kalau jenderal hidupnya mewah-mewah, perlu kita pertanyakan juga duitnya dari mana.” Kata Prabowo.


Tentu saja pernyataan Prabowo tersebut mengundang banyak komentar nylekit dari para netizen.

Maklum, menyebut ayah Prabowo sebagai sosok yang bahkan tak kuat membeli mobil memang hal yang cukup mengherankan. Maklum saja, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo merupakan ahli ekonomi pilih tanding. Ia aktif dalam dunia investasi. Lebih dari itu, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Riset (yang saat ini menjadi Menristek).

Pernyataan Prabowo yang mengaku tak pernah hidup mewah juga jauh lebih bikin mengherankan lagi.

Lha gimana, Prabowo merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Nilai kekayaannya menurut LHKPN mencapai lebih dari 1,6 triliun.

Prabowo punya kompleks rumah yang luasnya mungkin mengalahkan luas sebuah kampung.

Ia punya banyak kuda peliharaan yang sering ia jadikan teman di saar senggang. Harga kuda-kudanya sangat mahal. Bahkan konon sampai ada yang harganya mencapai 3 miliar rupiah per ekornya.

Kalau yang seperti itu tidak disebut mewah, lalu yang mewah itu yang kayak gimana?

Usut punya usut, apa yang dikatakan oleh Prabowo memanglah sebuah kebiasaan bagi banyak orang yang akrab disebut dengan merendah diri.

Bagi banyak orang, ia adalah sifat yang baik. Karenanya, hal tersebut cukup banyak dilakukan oleh banyak orang, tak terkecuali Prabowo.

Tentu saja Prabowo bukan yang pertama. Sebelum dia, ada banyak tokoh yang juga melakukannya.

Yang paling saya ingat tentu saja adalah SBY.

SBY, dalam sebuah kesempatan, pernah mengupload foto masa mudanya bersama Ibu Ani di Facebook dengan caption yang begitu dramatis.


“Dengan Ibu Ani, saat saya menjadi seorang letnan, bersama-sama tidak punya apa-apa, susah kehidupan kami, tapi kami saling memperkuat agar kuat, tegar, sabar dan terus berikhtiar,” begitu tulis SBY.

Tentu saja saat melihat unggahan foto tersebut, tangan saya tak tahan untuk tidak berkomentar.

Lha gimana, di punya pangkat letnan. Orang tua dan mertuanya sama-sama orang besar. Ayah SBY, Raden Soekotjo merupakan prajurit sekaligus seorang bangsawan yang hidup berkecukupan. Sementara mertua SBY, Sarwo Edhie Wibowo boleh jadi merupakan salah satu jenderal paling terkenal dalam sejarah kemiliteran Indonesia.

Dan SBY bisa bilang kehidupannya susah.

Ya, orang memang cenderung suka dengan kisah-kisah kesederhanaan, kisah-kisah perjuangan from zero to hero, kisah-kisah keberhasilan yang dimulai dari kemelaratan dan ketidakmampuan.

Mangkanya, banyak orang yang kemudian mencitrakan diri sebagai sosok yang sederhana, sungguh pun hidupnya tak pernah sederhana.

Penggambaran kesederhanaan memang senjata yang paling ampuh untuk memancing simpati banyak orang.

Saya jadi ingat dengan film Habibi & Ainun.

Dalam film biopik B.J Habibie, tersebut, ada adegan di mana Habibie digambarkan sebagai sosok yang secara “finansial” tampak rendah.

Saya ingat betul dengan adegan seorang kawan Habibie yang menyindir Habibie atas keberaniannya mengapeli Ainun.

“Rud, kamu harus hati-hati, Mbak Ainun kan banyak yang suka, yang datang kepadanya itu orang-orang hebat semua, ada pejabat, tentara, sampai jaksa. Sedangkan kamu teh siapa?”

Blaik. ((( Kamu teh siapa? )))

Saat nonton adegan tersebut, ingin rasanya saya masuk ke layar bioskop kemudian ngremus wajahnya temennya Habibie.

Habibie itu Insinyur jempolan, Cuuuuuk, ahli mesin pesawat, pendidikan Jerman. Bapaknya kepala jawatan pertanian Indonesia bagian timur. Ibunya seorang terpelajar. Kakeknya adalah seorang pemilik sekolah. Bagaimana mungkin orang dengan riwayat pendidikan dan riwayat keluarga seperti itu masih dibilang “kamu teh siapa?”

Ah, persetan dengan kerendahdirian.

Tags: prabowosby
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Ganjar Pranowo Dihindari Partai, Disayang Publik dan Lembaga Survei MOJOK.CO

Ganjar Pranowo: Dihindari Partai, Disayang Publik dan Lembaga Survei

17 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
Dahsyatnya Nasida Ria hingga Koalisi Prabowo-Cak Imin

Dahsyatnya Nasida Ria hingga Koalisi Prabowo-Cak Imin

22 Juni 2022
Jokowi Widodo Prabowo Subianto

Rayakan Lebaran, Jokowi Ajak Prabowo Makan Opor Sambil Ngobrol Santai

2 Mei 2022
Terawan Tidak Salah, Kita Lebih Suka Testimoni Ketimbang Metode dan Bukti Ilmiah

Terawan Tidak Salah, Kita Lebih Suka Testimoni Ketimbang Metode dan Bukti Ilmiah

30 Maret 2022
Anies Baswedan dengerin Cek Sound Nidji versi Non-Giring Itu Beneran Kocak Sih

Anies Baswedan Dengerin Cek Sound Nidji versi Non-Giring Itu Beneran Kocak Sih

17 Januari 2022
Pos Selanjutnya
Maulid Nabi: Alasan Saya Sebagai Umat Katolik Mengagumi Nabi Muhammad

Lord Edy Rahmayadi, Maaf Jika Kami Kurang Baik Jadi Wartawan

Komentar post

Terpopuler Sepekan

rendah diri

Rendah Diri yang Kadang Menyebalkan

23 November 2018
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
Es Putr Pak Sumijan Lasem

Warung Es Puter Pak Sumijan Lasem: Kemewahan di Balik Uang Rp5 Ribu

15 Agustus 2022
kadisdikpora diy mojok.co

Rekomendasi Satgas Selesai, Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan 

18 Agustus 2022
Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang MOJOK.CO

Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang (Bagian 1)

18 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022

Terbaru

pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

19 Agustus 2022
Kominfo masih dalami kebocoran data 17 pelanggan PLN.

Lebih dari 17 Juta Data PLN Diduga Bocor, Kominfo Masih Mendalami 

19 Agustus 2022
kebocoran data

21.000 Perusahaan di Indonesia Diduga Mengalami Kebocoran Data, Dijual 50 Ribu Dollar AS

19 Agustus 2022
Investasi jangka pendek, pakar sarankan hal ini.

Anak Muda Suka Investasi Jangka Pendek, Pakar Sarankan Konsistensi

19 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In