Putus Baik-Baik Tidak Lebih Baik Daripada Putus Tidak Baik-Baik - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Putus Baik-Baik Tidak Lebih Baik Daripada Putus Tidak Baik-Baik

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
13 Desember 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Istilah putus baik-baik terdengar aneh. Bukankah putusnya sebuah hubungan menggambarkan keadaan yang tidak baik-baik? Kalau baik-baik, kenapa harus putus?

Lagu Pamit-nya Tulus menarik perhatian saya waktu lagi galau. Soalnya, lagu yang ceritanya tentang orang minta putus cinta ini berbunyi:

“Izinkan aku pergi dulu
Yang berubah hanya
Tak lagi kumilikmu
Kau masih bisa melihatku
Kau harus percaya
Kutetap teman baikmu”

See? Coba dilihat dua baris terakhir: “Kau harus percaya kutetap teman baikmu”. Pada titik ini, tokoh “aku” dalam lagu sedang menenangkan (calon mantan) pacarnya bahwa mereka bakal tetap berteman walau akan berpisah dan putus.

[!!!!1!!!1!!!!1!!!]

Sekarang, coba tunjuk jari—ada berapa banyak dari kita yang langsung berteman dengan mantan setelah putus??? Berapa???

Baca Juga:

Duka Jasa Sewa Pacar: Dari Pelecehan, Baper, hingga Diajak Menikah Pelanggan. MOJOK.CO

Duka Jasa Sewa Pacar: Dari Pelecehan, Baper, hingga Diajak Menikah Pelanggan

26 April 2023
Salah Kalau Gue Jomblo?

Salah Kalau Gue Jomblo?

22 Januari 2023

Putus baik-baik digambarkan dengan kalimat-kalimat pembuka yang halus, misalnya menanyakan kabar, kesibukan, sampai cerita bertele-tele. Keadaan ini diikuti dengan kalimat-kalimat seperti “Ini bukan salahmu, ini salahku”, “Maafin aku”, “Kayaknya kita lebih baik jadi teman dulu aja” hingga kalimat penghiburan “Kita nggak tahu ke depan bakal kayak apa” dan “Kalau kita jodoh, pasti ketemu lagi”.

Seakan tak cukup dengan kalimat, beberapa dari kita pun tak tega melihat (calon mantan) pacar menangis, sampai akhirnya memutuskan untuk memeluknya erat-erat, menghapus air matanya, hingga membelai-belai rambut dan mengecup ubun-ubunnya. Pokoknya, tujuan utama dalam putus secara baik-baik adalah menghindari menyakiti perasaan seseorang, padahal sudah jelas kita tahu bahwa hatinya—atau hati kita—akan patah berkeping-keping.

[!!!!1!!!1!!!!1!!!]

Putus baik-baik, bagi saya, terdengar seperti oksimoron, yaitu dua kata berlawanan yang dipaksa berjejal menjadi satu. Bukankah putusnya sebuah hubungan menggambarkan keadaan yang tidak baik-baik saja? Lagi pula, kalau memang baik-baik, kenapa harus putus?

Putus cinta—apalagi bagi pihak yang diputusin atau bahkan dikhianati—adalah kejadian yang tidak menyenangkan dan berpotensi menyakiti hati. Setidaknya, seseorang di antara sepasang kekasih tentu akan merasa sakit dan nyeri pegal linu saat kata putus terucap. Nah, sudah efeknya bikin kepala dan hati nyut-nyutan, kenapa bisa-bisanya ada istilah putus baik-baik???

FYI aja nih, dear calon-calon jomblo, menurut penelitian yang digelar di Utah, kebanyakan orang ternyata lebih memilih ketegasan saat dihadapkan dengan berita buruk. Daripada kalimat bertele-tele semacam “Aku pengin ngomong sesuatu sama kamu, meski aku harus akui ini berat banget buat aku. Tapi aku rasa kita sudah cukup dewasa karena, yah, ini semua kan awalnya salah kita juga…” yang mengarah ke tahap review ulang segala permasalahan asmara, kalimat tegas dan tepat sasaran seperti “Kita perlu bicara” lebih banyak dipilih. Kalimat “Kita perlu bicara” diyakini dapat memberi kesempatan pada otak dan hati untuk mempersiapkan diri menghadapi berita buruk.

Dalam penelitian yang melibatkan 145 peserta ini, sebagian besar meyakini bahwa semakin buruk kabar putus cinta yang dibawa kekasih, semakin sedikit pula kata-kata yang mereka harapkan untuk dengar. Hasil ini dicapai setelah ke-145 peserta tadi diberi pilihan cara putus cinta: disampaikan bertele-tele atau tanpa basa-basi.

Sebagai analogi, tim peneliti menggambarkan kondisi saat rumah kita kebakaran—tentu kita ingin segera keluar tanpa ba-bi-bu. Dalam adegan putus cinta, semakin bertele-tele kalimat yang disampaikan—meski maksudnya agar menjadi putus baik-baik—hasilnya justru tidak baik-baik bagi “pelaku” dan “korban”. Apalagi, kalau putus cinta ini diikuti dengan upaya “penenang”, misalnya pelukan, pesan teks, hingga panggilan telepon yang dimulai dengan dalih menjaga hubungan dan menjadi teman baik—seperti lagunya Tulus.

Menjaga hubungan, Gundulmu! Lah wong pas masih ada hubungan aja nggak dijaga, kok sekarang sok-sokan mau menjaga hubungan??? Apa? Mau jadi teman baik? Setelah menghancurkan hati sampai krompyang-krompyang dan bernanah??? Uh, no way~

Mylov, kebaikan dari putus baik-baik yang selama ini dielu-elukan nyatanya memang tak sebaik itu. Malah, tak sedikit orang menganggap bahwa putus baik-baik justru meninggalkan perasaan yang mengganjal. Munculnya harapan akibat kalimat sok baik “Nanti kalau jodoh, kita pasti bertemu” juga tak berdampak positif-positif amat. Alih-alih move on dengan segera, mereka yang hatinya patah justru jadi menunggu hingga batas waktu tak terbatas; berharap mantan kekasihnya kembali untuknya, padahal bisa saja ia memang seorang bajingan yang tak perlu dinanti sama sekali.

Jadi, ya sudah. Pergilah sekarang kalau mau memutuskan pacarmu. Pastikan prosesnya cepat dan—ingat—kamu tidak perlu menambahkan sakit hati yang lain baginya.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: berteman dengan mantanjodoh nggak ke manakekasihkita perlu bicarapacarputus baik-baik
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Duka Jasa Sewa Pacar: Dari Pelecehan, Baper, hingga Diajak Menikah Pelanggan. MOJOK.CO
Bertamu Seru

Duka Jasa Sewa Pacar: Dari Pelecehan, Baper, hingga Diajak Menikah Pelanggan

26 April 2023
Salah Kalau Gue Jomblo?
Uneg-uneg

Salah Kalau Gue Jomblo?

22 Januari 2023
Kencan buta online cara mahasiswa dapat jodoh
Geliat Warga

Kencan Buta Online, Alternatif Mahasiswa Cari Jodoh

28 September 2022
Saya Membayar Pacar Virtual untuk Memanggil Saya Sayang
Liputan

Saya Membayar Pacar Virtual untuk Memanggil Saya Sayang

20 April 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
kepala suku

Ulama yang Membela Orang Biasa

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Mengenal PO Pariwisata Bimo, Bus yang Pendirinya Jenderal Bintang Empat dari Piyungan. MOJOK.CO

Mengenal PO Bimo, Bus Pariwisata yang Pendirinya Jenderal Bintang Empat dari Piyungan

26 Mei 2023
Selamatkan Blackpink dari Boikot-Boikot Lucu Club

Putus Baik-Baik Tidak Lebih Baik Daripada Putus Tidak Baik-Baik

13 Desember 2018
Curhat Mahasiswa Baru UGM Nyaris Gagal Kuliah karena Tercekik UKT Mahal. MOJOK.CO

Curhat Mahasiswa Baru UGM Nyaris Gagal Kuliah karena Tercekik UKT Mahal

26 Mei 2023
kampus muhammadiyah mojok.co

Pengalaman Tak Biasa Ketika Berkesempatan Kuliah di Kampus Muhammadiyah

21 Mei 2023
tanah kas desa pakem mojok.co

Sudah Bayar 130 Juta, Konsumen Vila Tanah Kas Desa Pakem Berharap Bangunan Tidak Dirobohkan  

22 Mei 2023
5 iPhone terbaik dan 5 terburuk MOJOK.CO

Rekomendasi 5 iPhone Terbaik dan 5 Terburuk yang Pernah Diproduksi Apple

24 Mei 2023
Jogging Bersama Ganjar Memberi Banyak Manfaat, Masak Pak Anies Nggak Mau Ikut? MOJOK.CO

Jogging Bersama Ganjar Memberi Banyak Manfaat, Masak Pak Anies Nggak Mau Ikut?

26 Mei 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In