Mengkritik Gal Gadot Dukung Israel Serang Palestina tapi Setuju Militerisme di Papua, kan Aneh - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Politik
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Politik
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Beranda Pojokan

Mengkritik Gal Gadot Dukung Israel Serang Palestina tapi Setuju Militerisme di Papua, kan Aneh

Prima Sulistya oleh Prima Sulistya
13 Mei 2021
0
A A
Mengkritik Gal Gadot Dukung Israel Serang Palestina tapi Setuju Militerisme di Papua, kan Aneh

Mengkritik Gal Gadot Dukung Israel Serang Palestina tapi Setuju Militerisme di Papua, kan Aneh

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Aktris Israel Gal Gadot tengah diserang netizen sedunia karena twitnya yang lunak mengenai kekerasan militer Israel kepada warga Palestina. Bagi orang Indonesia, sikap Gal Gadot bukan hal aneh.

Dunia tengah waswas seiring meningkatnya kekerasan pemerintah Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur, Masjid Al-Aqsa, dan Jalur Gaza. Menurut Al-Jazeera kemarin (12/5), di Jalur Gaza saja sudah 300 orang terluka dan 53 meninggal dalam serangan yang disebut terburuk sejak 2014. Sebanyak 14 orang dari 53 korban tersebut adalah anak-anak.

Tindakan milisteristis ini makin masif sejak akhir April. Bermula dari penggusuran empat keluarga Palestina yang menetap di pemukiman Syeikh Jarrah, Kota Yerusalem Timur, wilayah yang dikuasai Israel. Pengusiran yang dilalukan para fanatis sayap Kanan Israel itu buntut keputusan pengadilan setempat yang menetapkan empat keluarga tersebut tidak berhak atas hunian mereka sendiri. Usaha penggusuran itu dilawan sehingga memicu bentrok.

Tak lama berselang, pada Jumat pekan lalu (7/5) polisi Israel memasuki Masjid Al-Aqsa di malam hari saat sejumlah muslim Palestina tengah iktikaf dalam rangka Lailatul Qadar. Polisi lalu menyerang jemaah menggunakan peluru karet dan gas air mata, yang dibalas dengan lemparan batu. Serangan serupa di masjid tersebut kemudian terulang kembali pada Senin pekan ini (10/5).

Sehari kemudian sayap militer grup pembebasan Palestina Hamas segera mengirim serangan balasan. Mereka menembakkan roket ke arah pangkalan militer Israel di Yerusalem. Menurut laporan The Guardian, militer Israel mendaku telah ditembaki 1.500 roket oleh Hamas. Di hari yang sama, Israel merilis serangan udara di Jalur Gaza, yang menewaskan 26 orang Palestina.

Laporan lain menunjukkan terjadi kekerasan antarwarga Yahudi dan Arab di jalan-jalan, membuat situasi makin mencekam. Utusan Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland telah menyeru kekerasan bersenjata segera dihentikan atau situasi akan mengarah menjadi perang dengan kekuatan penuh. Sementara pemimpin Hamas Ismail Haniya mengatakan siap terus berperang jika Israel menginginkannya.

Baca Juga:

perang nuklir mojok.co

Indonesia Siapkan SDM Nuklir, Waspadai Perang Nuklir Rusia vs Ukraina

16 Oktober 2022
Dugaan kasus korupsi Lukas Enembe capai ratusan miliar rupiah Mojok.co

Selain Gratifikasi Rp1 Miliar, Gubernur Papua Lukas Enembe Juga Terseret Kasus Lain

20 September 2022

“Jika mereka (Israel) ingin memperbesar, kelompok perlawanan siap (meladeninya); dan jika mereka mau berhenti, kelompok perlawanan juga siap,” ujar Haniya, dikutip Al-Jazeera.

Aneksasi di tengah bulan suci umat Islam ini memicu kecaman dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sikap netizen Indonesia ini tergolong wajar, mengingat perang Israel-Palestina bisa dibilang pelajaran politik internasional paling pertama yang diterima sebagian anak Indonesia.

Selain kutukan dan kemarahan pada aksi Israel, situasi Yerusalem ini juga jadi momen bagi sejumlah netizen Indonesia untuk mengingatkan bahwa apa yang dialami warga Palestina saat ini persis dengan apa yang dialami orang Papua.

Namun, pernyataan demikian kemudian memicu penolakan dari netizen Indonesia lain yang meski bersimpati kepada Palestina, tetap tidak mendukung hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua.

Yang menarik, di tengah situasi tersebut, aktris Israel Gal Gadot membuat twit yang kemudian banyak diserang. Twit tersebut terbaca sebagai dukungan pada aksi militeristik “membela diri” yang dilakukan Israel. Dalam derajat tertentu, twit ini bisa mewakili sikap orang Indonesia kebanyakan dalam melihat konflik di Papua. Bahkan orang Indonesia yang kontra soal hak menentukan nasib sendiri bagi orang Papua, dapat berterima kasih kepada Gal Gadot karena sudah dibuatkan template twit untuk diposting ketika ada eskalasi kekerasan di Papua (yang mana saat ini sedang terjadi).

 

? pic.twitter.com/cLgDdn70No

— Gal Gadot (@GalGadot) May 12, 2021

Format twit tersebut seperti ini. Yang disampaikan pertama-tama adalah kekhawatiran atas kondisi saudara sendiri yang sedang terkepung perang (dalam kasus Gal Gadot, merujuk ke sesama orang Israel). Setelah itu baru disampaikan simpati untuk “para tetangga” (orang Palestina)–meskipun jika dicek, nasib mereka yang harusnya paling dikhawatirkan karena saat ini lebih banyak korban jatuh di pihak Palestina.

Setelah kekhawatiran, dilanjut dengan doa agar situasi segera membaik. Terakhir, sebagai penutup adalah ungkapan ala lagu “Idul Fitri”-nya Gita Gutawa, mendoakan para pemimpin agar menemukan “solusi terbaik”.

Di Indonesia, berita eskalasi kekerasan di Papua lebih sering muncul apabila ada korban dari pihak aparat. Bahkan ketika untuk pertama kalinya ada jenderal yang gugur ditembak kelompok separatis, pemerintah langsung membuat kebijakan besar dengan menetapkan kelompok bersenjata di Papua sebagai teroris, serta mengerahkan operasi militer di Kabupaten Puncak. Padahal selama bertahun-tahun, hampir tiap bulan muncul kabar kematian warga sipil di Papua karena kekerasan bersenjata. Belum lagi warga sipil tak berdosa di berbagai wilayah yang harus bertahun-tahun mengungsi karena takut dengan militer kedua belah pihak.

Ketika menghadapi situasi Papua, umumnya orang Indonesia akan menyayangkan mengapa kekerasan harus terjadi. Namun, di sisi lain mereka mengiyakan kekerasan sebagai satu-satunya jalan melawan kelompok bersenjata di Papua. Mau 133674535 kali aktivis dan pembela HAM menyerukan agar kedua belah pihak gencatan senjata dan warga Papua diperbolehkan melakukan referendum, opsi yang diambil selalu bentrok dan bentrok.

Jika Gal Gadot adalah orang Indonesia, dan Palestina adalah Papua, mudah merasionalisasi mengapa twit nasionalistis di atas bisa muncul. Alasannya: (1) Bisa saja media di Israel lebih sering memberitakan rilis aparat ketimbang keterangan dari penduduk setempat; (2) media tak bisa kritis karena kemerdekaan Palestina bukan keputusan populer; (3) tidak rela jika aset berharga di wilayah konflik lepas dari tangan negaranya. Dalam kasus Indonesia-Papua, bisa ditambah poin ke-4: karena malas mengubah lirik lagi “Dari Sabang sampai Merauke” jikalau Papua akhirnya melepaskan diri.

Apa pun penyebabnya, tentu banyak penggemar Wonder Woman menyayangkan sikap Gal Gadot yang cantik-cantik tapi mendukung penjajahan. Jika Anda termasuk golongan tersebut, tapi Anda juga tidak setuju Papua diberi hak menentukan nasib sendiri, alangkah baiknya libur Lebaran yang masih tersisa tiga hari lagi ini dipakai untuk melakukan dua refleksi. Pertama, bagaimana bisa ada dua kasus mirip, sikapnya berbeda? Kedua, konflik Palestina-Israel itu perang agama atau konflik agraria?

Refleksi itu penting untuk dilakukan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Sebab, akan sangat ironis jika Palestina sudah merdeka sementara keadaan Papua masih gitu-gitu aja. Lalu ketika itu terjadi, malah gantian kita yang di-roasting sama orang Palestina. Itu jelas bukanlah ironi yang kita perlukan hari ini, besok, atau kapan saja.

BACA JUGA Cinta Segitiga Cina, Israel, dan Palestina yang Harus Dipahami Penjual Jargon ‘Free Palestine!’ dan artikel menarik lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 14 Mei 2021 oleh

Tags: IsraelKonflik AgrariapalestinaPapuaperang
Prima Sulistya

Prima Sulistya

Penulis dan penyunting, tinggal di Yogyakarta

Artikel Terkait

perang nuklir mojok.co
Kilas

Indonesia Siapkan SDM Nuklir, Waspadai Perang Nuklir Rusia vs Ukraina

16 Oktober 2022
Dugaan kasus korupsi Lukas Enembe capai ratusan miliar rupiah Mojok.co
Hukum

Selain Gratifikasi Rp1 Miliar, Gubernur Papua Lukas Enembe Juga Terseret Kasus Lain

20 September 2022
sultan soal kasus babarsari mojok.co
Hukum

Sultan Minta Kasus Babarsari Tak Dipolitisasi ke SARA

5 Juli 2022
provinsi baru mojok.co
Politik

Tiga Provinsi Baru di Papua Disetujui DPR, Persiapan Mulai Dijalankan  

1 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Habis Era Orde Baru Terbitlah Era Orba Baru

Habis Era Orde Baru Terbitlah Era Orba Baru

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak yang Dihujat Warganet - MOJOK.CO

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak Surabaya yang Dihujat Warganet

24 Januari 2023
PO Haryanto Bikin Perjalanan Cikarang Jogja Jadi Menyenangkan MOJOK.CO

PO Haryanto Sultan Bantul Bikin Perjalanan Cikarang-Jogja Jadi Sangat Menyenangkan

27 Januari 2023
Mengkritik Gal Gadot Dukung Israel Serang Palestina tapi Setuju Militerisme di Papua, kan Aneh

Mengkritik Gal Gadot Dukung Israel Serang Palestina tapi Setuju Militerisme di Papua, kan Aneh

13 Mei 2021
Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU / satu abad yang Gini-gini Aja MOJOK.CO

Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU yang Gini-gini Aja

28 Januari 2023
Suara Hati Petani di Gunungkidul Karena Monyet yang Marah Kena JJLS

Suara Hati Petani di Gunungkidul karena Monyet yang Marah Kena JJLS

26 Januari 2023
warung madura mojok.co

Tiga Barang Paling Laris di Warung Madura Menurut Penjualnya

27 Januari 2023
kecamatan di sleman mojok.co

5 Kecamatan Paling Sepi di Sleman yang Cocok untuk Pensiun

27 Januari 2023

Terbaru

jumat curhat mojok.co

Polda dan Polres Gelar ‘Jumat Curhat’ untuk Wadah Uneg-uneg Warga

1 Februari 2023
remaja ktd sumedang

Siswi di Sumedang yang Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan Boleh Kembali Sekolah

1 Februari 2023
500 Triliun Anggaran Kemiskinan Cuma Dipakai Rapat dan Studi Banding Doang?

500 Triliun Anggaran Kemiskinan Cuma Dipakai Rapat dan Studi Banding Doang?

1 Februari 2023
kemiskinan di diy mojok.co

Pakar UGM Mempertanyakan Garis Kemiskinan di DIY

1 Februari 2023
wali kota semarang

Wali Kota Perempuan Pertama Kota Semarang Langsung Dapat PR dari Megawati

1 Februari 2023
awal bulan puasa mojok.co

Muhammadiyah Tetapkan Awal Bulan Puasa 23 Maret, Bagaimana Cara Penentuannya?

1 Februari 2023
bacaleg pks

PKS Terima Bacaleg Non-Kader, Banyak Juga yang Non-Muslim

1 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In