Mendukung Ide Dahnil Anzar yang Sebut Jokowi dengan Prabowo Tak Perlu Rekonsiliasi - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Mendukung Ide Dahnil Anzar yang Sebut Jokowi dengan Prabowo Tak Perlu Rekonsiliasi

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
22 April 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Dahnil Anzar merasa Jokowi dan Prabowo tak perlu rekonsiliasi. Buat apa? Nggak ada konflik kok di antara mereka. Yap, benar. Yang konflik kan justru kalian itu.

Masifnya perdebatan antara pendukung Jokowi dengan Prabowo di segala lini kehidupan, memunculkan ide-ide rekonsiliasi. Hal ini dianggap mampu—setidaknya—meredam potensi konflik horizontal yang sedang terjadi. Di beberapa daerah, malah terjadi bentrok betulan.

Beberapa tokoh sudah menyampaikan ide-ide rekonsiliasi ini. “Kita hindari perkataan sikap, perbuatan apapun yang dapat mencederai kebersamaan kita, dan juga yang dapat mencederai lahirnya keputusan yang adil,” kata Aa’ Gym. “Mari bersatu, sudahi Cebong dan Kampret,” kata Zainut Tauhid, Waketum MUI. Ini belum tokoh-tokoh lain seperti Mahfud MD, Haedar Nashir, sampai Ignatius Suharyo.

Melihat ide ini, Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak menganggap bahwa tak perlu ada rekonsiliasi antara Jokowi dengan Prabowo. Menurut politisi PAN ini, sampai belum ada konflik yang perlu dirisaukan. Setidaknya sampai hari ini, Jokowi dengan Prabowo pun masih baik-baik saja. Nggak saling marah-marahan.

“Rekonsiliasi itu dilakukan kalau ada konflik. Emang sekarang ada konflik? Kan nggak. Jadi justru cara berpikirnya yang harusnya diperbaiki. Kalau ada konflik baru ada rekonsiliasi. Ini nggak ada konflik sama sekali,” ujar Dahnil Anzar.

Lagian, apa yang terjadi usai coblosan Pilpres 2019 ini hanyalah perdebatan-perdebatan biasa di ruang publik. Tidak ada kejadian antara satu politisi di BPN maupun di TKN saling pukul-pukulan. Semua masih baik-baik saja di kalangan elite.

Baca Juga:

Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!

Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!

17 Maret 2023
capres dari ugm

Empat Kandidat Capres Berasal dari UGM, Siapa Saja Mereka?

28 Februari 2023

Meski begitu, Dahnil Anzar pun mengingatkan, kalau ke depan memang ada konflik yang meluas, baru rekonsiliasi harus segera dilakukan. “Dan itu biasa saja dalam setiap kompetisi. Jadi rekonsiliasi itu bisa dilakukan kalau ada konflik,” ujarnya lagi.

Menurut Dahnil Anzar, potensi konflik yang dikhawatirkan oleh banyak pihak ini terjadi karena adanya dugaan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif. “Panas karena ada TSM (terstruktur, sistematis, masif) itu. Kalau semuanya baik-baik saja ya tidak masalah. Kuncinya penegakan hukum yang adil. Jadi perhatian kita itu di situ,” tambahnya.

Apa yang disampaikan Dahnil Anzar memang tepat. Buat apa rekonsiliasi antara Jokowi dengan Prabowo? Sebab pada dasarnya para elite-elite politik itu tidak benar-benar bermusuhan satu sama lain. Ya kan ada kredo bahwa “dalam politik semua itu kawan dan lawan”. Tergantung kepentingannya sama atau tidak pada situasi tertentu.

Lagi pula berkali-kali Jokowi menyampaikan bahwa Prabowo merupakan sahabat baiknya dalam berpolitik. Bahkan Prabowo juga pernah menyampaikan dalam debat, bahwa dirinya tak perlu diadu-adu dengan Jokowi kalau pandangannya tidak terlalu berbeda dalam upaya kemajuan bangsa.

Hal yang perlu direkonsiliasi ya jelas bukan Jokowi dengan Prabowo, tapi pendukung fanatik kedua capres yang demen mematikan nalar. Bahkan sampai tahap mengkultuskan jagoannya masing-masing dan menganggap kubu lawan harus dilawan dengan segala cara.

Kayak, ada nih, pendukung yang menolak sama sekali dugaan kecurangan pemilu dan menganggap hal itu tidak pernah ada.

Padahal, sekalipun—misal—hasil kecurangan itu tidak signifikan dengan perolehan suara, pembiaran terhadap dugaan kecurangan jelas jadi preseden buruk. Ini bukan siapa yang menang dan mana yang kalah, tapi ini soal kepercayaan publik terhadap KPU.

Kalau nggak diseriusi untuk diusut, ya buat apa ada Bawaslu dan aparat keamanan ya to?

Di sisi lain, ada juga pendukung yang menolak sama sekali hasil quick count dari semua lembaga yang sudah memiliki reputasi besar. Angka-angka ditampilkan dengan pertanggungjawaban metode sampling terbuka dan bisa diakses oleh publik.

Hanya saja, udah dibuka sebegini lebar pun masih banyak yang menganggap angka itu akal-akalan—hanya karena bersandar bukan jagoannya yang menang. Sampai ada yang mengancam-ancam segala lagi. Hadeg.

Dari ide Dahnil Anzar yang menganggap tak perlu ada rekonsiliasi antara Jokowi dengan Prabowo ini, sebenarnya yang lebih mendesak adalah rekonsiliasi antara kedua pendukung. Baik dari kubu cebong maupun kampret.

Mereka yang cebong ya harusnya memiliki kepekaan juga bahwa bentuk dugaan kecurangan sekecil apapun, ya harus fair menilainya. Jangan mentang-mentang dugaan itu menyasar ke jagoannya, lalu menolak semua potensi bukti-bukti yang ada.

Juga nggak usah terlalu kepedean jagoannya sudah pasti menang sebelum real count utuh KPU diumumkan. Ingat, Jokowi itu belum resmi menang.

Di sisi lain, kubu kampret juga baiknya memiliki kesadaran sedikit bahwa probabilitas “real count” yang menjagokan jagoannya menang itu sangat perlu dikritisi. Jangan cuma karena memenangkan jagoannya terus dibela buta tanpa menuntut keterbukaan metode yang dilakukan.

Apalagi percaya pakai hitung-hitungannya Arief Poyuono yang cuma membagi jumlah provinsi di Indonesia yang memenangkan Prabowo dengan jumlah total provinsi di Indonesia, lalu menghasilkan 62%.

Lah ini kan Pilpres di Indonesia, bukan di Amerika. Masa iya gara-gara jargon sama, perhitungan kemenangan pakai cara Pilpres Amerika juga. Ya kan nggak mashook

Terakhir diperbarui pada 22 April 2019 oleh

Tags: Arief PoyuonocebongDahnil AnzarjokowikampretprabowoRekonsiliasi
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!
Movi

Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!

17 Maret 2023
capres dari ugm
Kotak Suara

Empat Kandidat Capres Berasal dari UGM, Siapa Saja Mereka?

28 Februari 2023
deklarasi anies oleh pks
Kotak Suara

PKS Resmi Mendeklarasikan Anies Baswedan Jadi Capres, Bagaimana Elektabilitasnya? 

25 Februari 2023
belanja iklan politisi
Kotak Suara

Yuk, Intip Daftar Capres Paling Sering Ngiklan di Medsos, Siapa yang Paling Gede?

20 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
pelawak

Ukraina Akan Dipimpin oleh Seorang Pelawak, Kapan Giliran Indonesia?

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Mungkinkah Sapioseksual Hanya Strategi Kemendikbud Agar Kita Giat Belajar?

Mendukung Ide Dahnil Anzar yang Sebut Jokowi dengan Prabowo Tak Perlu Rekonsiliasi

22 April 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023
Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang MOJOK.CO

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang

16 Maret 2023
unair mojok.co

10 Prodi UNAIR yang Sepi Peminat dan Persaingannya Tidak Ketat

15 Maret 2023

Terbaru

massa mengambang jelang pemilu

Jelang Pemilu, Apa itu Massa Mengambang yang Jadi Rebutan Parpol?

22 Maret 2023
Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

22 Maret 2023
Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu. MOJOK.CO

Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu

22 Maret 2023
RUU PPRT jadi inisiatif DPR

Sah Jadi Inisiatif DPR, RUU PPRT Harusnya Kelar Sebelum Lebaran, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

22 Maret 2023
pelaku mutilasi mojok.co

Terjerat Pinjol, Pelaku Mutilasi di Pakem Sudah Rencanakan Pembunuhan

22 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Jenazah korban mutilasi di rumah duka. MOJOK.CO

Psikolog UGM: Ada Dua Tujuan Orang Melakukan Mutilasi

22 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In