Ekspektasi Hipnoterapi Kayak Dihipnotis Uya Kuya, eh Realitanya Gagal Total - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Ekspektasi Hipnoterapi Kayak Dihipnotis Uya Kuya, eh Realitanya Gagal Total

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
26 Juni 2019
0
A A
Hipnoterapi Kayak Dihipnotis Uya Kuya - MOJOK.CO
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Di televisi, Uya Kuya dengan mudah menghipnotis orang lain dan selalu berhasil. Tapi, giliran saya ikut hipnoterapi, kok nggak ngaruh, ya?

“Dia dulu takut balon, tapi berhasil sembuh setelah dihipnoterapi.”

Seorang teman berbicara sambil nunjuk-nunjuk teman lain yang sedang makan bakwan. Saya cuma mengangguk-angguk, membayangkan si Pemakan Bakwan tadi pasti tersiksa lahir batin kalau lagi berangkat salat id di alun-alun, soalnya di pinggir alun-alun pasti ada banyak sekali penjual balon yang targetnya adalah anak-anak kecil yang bakal nangis meraung-raung pas papa dan mamanya lagi sujud.

Yang tidak saya sangka, beberapa tahun kemudian, seorang teman menghubungi saya dan berkata:

“Aku mau ada penilaian hipnoterapi. Kamu mau jadi pasienku, ya? Biar kamu nggak takut cicak.”

Baca Juga:

Nonton MasterChef atau Flavour Origins Netflix Agar Tempe Jadi Berasa kayak Wagyu

Kenapa Irama Lagu Jeleknya Aldi Taher Malah Gampang Terngiang di Kepala?

3 Ciri Pemenang Indonesian Idol Musim Ini

Saya membaca pesannya sedikit dongkol. Bukan, bukan dongkol sama teman saya—saya dongkol pada diri sendiri; kok ya bisa-bisanya saya takut sama cicak??? Nggak keren, blas. Ingatan saya bahkan kelempar ke kenangan bertahun-tahun lalu waktu saya pingsan gara-gara ditakut-takutin mainan cicak sama salah seorang kawan.

Iya, iya, cuma dikaget-kagetin pakai mainan cicak aja saya pingsan, Gaes. Plis.

Singkat cerita, saya akhirnya tiba di tempat penilaian: sebuah ruang besar dengan banyak kursi. Semua mahasiswa duduk bersebelahan dengan kelinci percobaan pasien mereka masing-masing. Teman saya—sebut saja namanya Salju—mengajak saya duduk di tengah-tengah.

Pasien-pasien lain punya banyak ketakutan: ada yang takut sapi, takut kangkung, bahkan takut pensil. Mata mereka berbinar-binar, seolah berkata, “Aku akan sembuh hari ini, AKU AKAN SEMBUH!!!!1!!1!!!!”

Saya menatap Salju lekat-lekat. Salju tahu betul awal mula fobia saya pada cicak. Seharusnya ini akan berhasil, kan, walaupun sekadar memenuhi nilai kuliah?

“Kamu harus percaya sama aku, Li. Jangan menolak hipnoterapi. Sugesti diri sendiri kamu akan menerima ini.”

“Oke,” jawab saya sambil memejamkan mata, sesuai perintah Salju.

Berikutnya, dimulailah hipnoterapi Salju pada saya. Atau, kalau dirangkum: proses instruksi Salju yang saya coba ikuti.

“Seberapa takut kamu sama cicak? Dalam angka 1-10, kamu bisa tunjukkin pakai jarimu.” Saya segera mengangkat kesembilan jari saya.

“Sekarang bayangkan ada cicak di hadapanmu, apa kamu merasa takut?”

Saya memutar mata (sambil merem) dan bertanya-tanya, ini Salju ngelindur apa gimana dah??? Ya iyalah saya takut. Tapi akhirnya, saya mengangguk.

Saya kurang bisa mengingat apa yang terjadi dalam berjam-jam sesi itu. Tapi, ada momen di mana Salju berusaha mengajak saya “masuk” ke bawah sadar (mungkin agar sugestinya bisa masuk) dengan cara membayangkan saya masuk ke ruangan bawah tanah menggunakan tangga yang panjaaaaang sekali.

“Kamu masih bisa dengar aku? Angkat jempolmu kalau iya.” Saya mengangkat jempol.

“Putar ingatanmu ke masa lalu. Bayangkan momen-momen di mana kamu pertama kali merasa ketakutan pada cicak. Bagaimana perasaanmu?”

Ingatan saya langsung lompat ke memori kelas 3 SD waktu seekor cicak dengan suksesnya mempermalukan saya di hadapan anak-anak satu sekolahan. Tentu, demi nama baik saya, kisahnya tidak akan saya tulis di sini.

“Malu,” jawab saya, “dan jijik.”

“Baik,” sahut Salju, “mari putar mundur lagi ingatan ke masa yang lebih lalu. Bayangkan momen yang muncul pertama kali, lebih awal dari yang sebelumnya, saat kamu takut pada cicak. Apa yang kamu lihat?”

Saya bingung. Sebelum kelas 3 SD, cicak rasanya baik-baik saja pada saya. Tapi, kenapa Salju nanya begitu, ya?

Selagi saya berpikir, saya mendengar isak tangis cukup keras. Diam-diam, saya mengintip sedikit: pasien di sebelah saya—matanya terpejam—sedang terisak sambil berbicara.

Wow. Hipnoterapi yang dilakukan berhasil. Seharusnya saya juga, dong?!

“Mmm,” jawab saya, “waktu umur 6 tahun, ada cicak di… tembok.”

“Bagaimana perasaanmu?”

“Mmm. Ta… kut?”

Salju berdeham sedikit, lalu mulai melanjutkan sugestinya. Kali ini ia membawa saya ke masa kini, bertanya soal apa yang saya rasakan saat melihat cicak.

“Sekarang bayangkan kamu melihat hal yang kamu suka setiap kali kamu melihat cicak. Sudah? Apa yang kamu bayangkan?”

Yang ini, saya menjawab penuh keyakinan, “Tongkat sihir Harry Potter,” mengingat saya adalah seorang Potterhead.

“Baik, sekarang, setiap kali kamu melihat cicak, kamu akan melihatnya sebagai tongkat sihir Harry Potter.”

Saya mengamininya dalam hati, tapi juga keheranan sendiri. Gimana caranya cicak yang matanya menonjol, kecil, dan ekornya suka goyang-goyang nggak jelas itu tiba-tiba berubah jadi tongkat sihir Harry Potter??? Lagian, kenapa harus membayangkan dia jadi hal yang saya suka, sih??? Memangnya Salju nggak takut, ya, kalau tadi saya jawab hal yang saya suka adalah pacar saya??? Ngeri banget, kan, kalau tahu-tahu saya langsung menggandeng tangan “si pacar” yang ternyata adalah cicak???

Saya kembali mengintip pasien yang lain. Ada yang posisi duduknya sudah turun ke bawah saking hebohnya sugesti yang dia terima kayak di acara Uya Kuya, ada juga yang sudah selesai dan sedang menghapus air mata. Samar-samar, saya dengar seseorang berteriak, “Berhasil!”

Sesi saya dengan Salju diakhiri dengan pertanyaan, “Dari 1-10, seberapa takut kamu sama cicak?”

Saya menatap Salju waktu diberi pertanyaan ini. Matanya berbinar-binar, seakan bilang, “PLEASE, LI, PLEASE, INI PENILAIAN PENTING!”, sementara hampir semua temannya sudah bersorak gembira karena pasiennya sudah mengaku merasa “lebih baik”.

“Mmmm,” jawab saya,  “enam?”

“Yeeeesss! Kamu berhasil, kamu berhasil!” Salju memeluk saya, lalu langsung kabur memberikan data hipnoterapinya pada dosen yang berjaga di meja depan.

Sampai hari ini, saya masih merasa sedikit bersalah kalau ingat sudah “berbohong” pada Salju. Hingga detik ini, saya masih takut cicak dan tidak melihat tongkat sihir Harry Potter setiap kali hewan yang satu ini jalan mindik-mindik.

Entahlah, tapi saya rasa pengalaman ini—walaupun bukan hipnoterapi beneran yang dilakukan oleh hipnoterapis asli atau bahkan Uya Kuya—mengajarkan pada saya bahwa kadang kala kita memang tidak bakal terpengaruh pada sugesti apa pun dari luar, atau omongan orang lain, kalau kitanya memang beneran teguh.

Gitu aja, sih.

Terakhir diperbarui pada 26 Juni 2019 oleh

Tags: cicakfobiahipnosishipnoterapihipnotisUya Kuya
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Guyonan Luna Maya dan Deddy soal Eating Disorder Dianggap Tak Peka Kesehatan Mental mojok.co Corbuzier

Nonton MasterChef atau Flavour Origins Netflix Agar Tempe Jadi Berasa kayak Wagyu

17 Agustus 2021
Aldi Taher dalam Citra Religius dan Politisi Golkar Penggubah Lirik Lagu Orang

Kenapa Irama Lagu Jeleknya Aldi Taher Malah Gampang Terngiang di Kepala?

10 April 2021
3 Ciri Pemenang Indonesian Idol Musim Ini

3 Ciri Pemenang Indonesian Idol Musim Ini

26 November 2020
deddy corbuzier, podcast, uya kuya, karni ilyas, Uus mojok.co

Suka atau Tidak, Deddy Corbuzier adalah Pewawancara yang Handal

29 Mei 2020
Rasanya Hidup di ‘Kota Susu’ Boyolali Padahal Kamu Punya Fobia Susu

Hidup di ‘Kota Susu’ Boyolali padahal Kamu Punya Fobia Susu

31 Maret 2020
rumah uya settingan uya kuya trans 8 termehek-mehek acara televisi scripted parkour uya kuya mantan grace the soleh solihun interview gen z milenial mojok.co

Rumah Uya Settingan, Boomer dan Penontonnya Sudah Tahu Kok

11 Maret 2020
Pos Selanjutnya
Kru Mojok Merayakan Masuk Ranking Alexa 100 Besar MOJOK.CO

Cara Kru Mojok Merayakan Masuk Ranking Alexa 100 Besar

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Hipnoterapi Kayak Dihipnotis Uya Kuya - MOJOK.CO

Ekspektasi Hipnoterapi Kayak Dihipnotis Uya Kuya, eh Realitanya Gagal Total

26 Juni 2019
Sinar Mandiri melaju di Pantura MOJOK.CO

Melintasi Pantura Bersama Roda Lusuh Bus Sinar Mandiri

21 Mei 2022
mie ayam pak kliwon mojok.co

Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan

15 Mei 2022
makam raja-raja imogiri mojok.co

Mengenang Kebesaran Raja-raja Jawa di Pajimatan

18 Mei 2022
Jarang Pulang ke Rumah karena Gampang Mabuk Perjalanan

Ringkasan Cerita ‘KKN di Desa Penari’ buat Para Pemalas dan Penakut

29 Agustus 2019
mie ayam om karman mojok.co

Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri

22 Mei 2022
Rahasia Mie Gacoan MOJOK.Co

Rahasia Mie Gacoan Jadi Jagoan Mie Pedas di Jawa dan Bali

20 Mei 2022

Terbaru

sultan mojok.co

Sultan Lantik Pj Walikota Jogja dan Pj Bupati Kulon Progo

22 Mei 2022
PSS Sleman

46 Tahun PSS Sleman: Masuk Dunia Metaverse tapi Manajemen Masih Lelet 

22 Mei 2022
mie ayam om karman mojok.co

Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri

22 Mei 2022
Jokowi minta relawan Projo untuk tidak kesusu

Jelang Pilpres 2024, Jokowi Minta Projo Jangan Kesusu Munculkan Nama

21 Mei 2022
horor rumah hantu malioboro

Rumah Hantu Malioboro dan Alasan Orang-orang Suka Sesuatu yang Horor 

21 Mei 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In