Maulia pun sebetulnya menyadari kalau kulkas keluarganya sudah rusak selama berbulan-bulan. Namun, pada saat itu mereka tak ada biaya untuk memperbaiki maupun membeli baru.
“Pada saat itu aku tahu kalau mereka nggak punya tabungan. Mereka cuman punya investasi kecil yang biasanya cair dalam satu bulan sekali,” kata Maulia.
“Sampai akhirnya, aku nggak tega. Aku pun menyisihkan tabunganku untuk beli kulkas.” Lanjutnya.
Mengorbankan keinginan pribadi demi keluarga
Maulia berujar sebetulnya kalau bicara soal gaji di Jakarta, jumlahnya ngepres sekali dengan UMR yakni berkisar Rp5 juta. Namun, selama ini ia sudah terbiasa mengatur uangnya, di mana 50 persen untuk kebutuhan primer, 30 persen untuk lifestyle, dan 20 persen untuk ditabung.
Dari tabungannya itu, Maulia menyisihkan sedikit uangnya untuk membeli kulkas di Hartono Surabaya. Tentu saja, Maulia menyadari kalau harga kulkas baru, apalagi di Hartono Surabaya tak akan murah. Bahkan jika dihitung selama satu bulan, harga kulkas itu mampu meraup 90 persen dari gajinya di Jakarta.
“Hampir satu bulan itu gajiku tidak tersisa. Aku harus skip keinginanku atau hiburan lain karena biasanya kupakai untuk healing,” kata Maulia.
5 bulan kemudian, tabungan Maulia akhirnya terkumpul untuk membeli kulkas. Ia pun pulang dari Jakarta ke Surabaya untuk menyambangi keluarganya sekaligus mengajak mereka ke Hartono. Untuk memberikan kejutan, Maulia tidak langsung membelikan mereka kulkas tapi mengajak mereka melihat lebih dulu.
“Nah waktu itu aku lihat raut wajah mereka, sepertinya masih pikir-pikir karena harganya. Akhirnya kami pulang, terus besoknya aku ajak lagi balik ke Hartono buat beli kulkas yang kami mau,” ucap Maulia yang akhirnya membeli kulkas dua pintu warna abu-abu.
Kini, keluarganya tidak perlu khawatir lagi makan makanan basi. Bahkan frezzer dari kulkas barunya bisa dipakai membuat es batu untuk jualan di warung. Sebab selama ini ibunya harus beli dulu ke tetangga.
Maulia merasa barangkali perbuatannya itu tak seberapa jika dibandingkan dengan apa yang orang tuanya berikan selama ini, tapi ia merasa perlu membalas kebaikan hati tersebut sekecil apapun bentuknya.
“Ada makna yang tidak bisa terdeskripsikan tapi orang tuaku selalu bilang ‘berbuat baiklah di mana pun kamu berada. Kejar mimpi setinggi langit. Jangan zalim kepada diri sendiri, jangan mengekang diri dan takut untuk mencoba hal-hal baru’.” Kata Maulia mengingat nasihat orang tuanya.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Pertama Kali Ajak Ibu ke Mall: Takut Malu-maluin Gara-gara Tangga Berjalan, Berakhir Penuh Keharuan atau Liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












