Kabar buruk datang lagi
Bisa dibilang, sejak SMP hingga saat ini Azmi dibesarkan di Panti Asuhan Muhammadiyah Genteng, Surabaya. Ia membiasakan hidup disiplin, mulai dari salat subuh, zikir pagi, dan membaca ayat suci Al-Qur’an selama 15 menit.
Setelah itu, ia dan anak-anak lainnya membersihkan panti, baru pergi ke sekolah. Sepulang sekolah, menjelang maghrib hingga isya, mereka salat berjamaah. Lalu zikir dan mengaji kembali.

“Ada jadwalnya masing-masing, seperti tajwid, tafsir, hafalan, belajar pidato, dan lain-lain,” kata pemuda asal Tulungagung tersebut.
Selepas isya, mereka makan malam bersama, mengerjakan tugas sekolah masing-masing, atau bebas melakukan aktivitas selainnya. Yang jelas, anak-anak harus sudah tidur pukul 22.00 WIB.
Baru saja merasakan ketenangan hidup, Azmi mendapat kabar jika ibunya meninggal karena sakit yang dideritanya.
“Ibu meninggal sebelum aku kuliah sekitar tahun 2020, beliau meninggal setelah operasi angkat kanker,” ucapnya.
Mengejar gelar sarjana di Universitas Muhammadiyah Surabaya
Setiap orang tentu tak pernah siap kehilangan, tapi Azmi tak ingin sedih berlarut-larut. Ia memilih menyibukkan diri dengan mengukir banyak prestasi seperti lomba pidato, tahfidz, hingga mendapat Beasiswa Unggulan dari Kemendikbudristek untuk berkuliah di Universitas Muhammadiyah Surabaya Jurusan Pendidikan Agama.

“Waktu seleksi berkas dan wawancara, aku tidak terlalu tegang karena punya pengalaman saat SMA. Aku pernah seleksi program pertukaran pelajar ke Malaysia dan Singapura di tahun 2013,” ucap pemuda asal Tulungagung tersebut.
Kini, Azmi berhasil meraih gelar sarjananya dengan predikat cumlaude. Di mana, ia berhasil menyelesaikan kuliahnya selama 3,5 tahun dengan IPK 3,83. Azmi ingin mengejar mimpinya menjadi penulis, peneliti, dan melanjutkan studi S2-nya.
Dengan begitu, ia bisa membahagiakan almarhum orang tuanya. Selain itu, ia ingin menjadi contoh kepada adik-adik di Panti Asuhan Muhammadiyah Genteng, Surabaya yang sudah ia anggap sebagai keluarga sendiri.
Azmi ingin membuktikan, kondisi seperti kehilangan orang tua dan keterbatasan ekonomi tak membatasi mereka untuk bermimpi, salah satunya dengan meraih pendidikan tinggi.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Perjuangan Satpam Kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya, Lulus Sarjana dengan Pujian atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












