Ngaku-nagku sebagai pilot di luar negeri, lalu berhasil memikat seorang perempuan hingga memorotinya puluhan juta. Inilah cerita ngerinya penipuan dengan modus love scam yang menggoyahkan seorang perempuan asal Lampung.
Kala perempuan Lampung kesepian dan rindu kasih sayang pasangan
Pada 2023, Project Manager dari Tutur Nalar, Giri Lumakto, menemui seorang perempuan paruh baya, panggil saja Wati (bukan nama asli), di sebuah desa transmigran di Lampung. Wati bercerita salah satu pengalaman yang dia sesali dalam hidupnya: menjadi korban penipuan love scam.
Wati sudah tidak bersuami. Kondisi itu membuatnya merasa kesepian dan rindu kasih sayang dari pasangan.
Oleh karena itu, tatkala ada seseorang mengajaknya berkenalan di Facebook, Wati tak segan menyambut hangat. Apalagi kenalan barunya itu tampak ramah dan perhatian.
Komunikasi mereka pun menjadi lebih intens setelah keduanya saling bertukar nomor hp. Kata Giri, perhatian-perhatian penuh kasih sayang pun juga diberikan oleh orang dari Facebook itu kepada Wati.
“Sesimpel tanya, kabarnya bagaimana? Sudah makan atau belum? Sedang apa sekarang? Jadi si perempuan ini merasa mendapat perhatian dan kasih sayang,” tutur Giri saat saya temui di sela-sela kegiatan Publikasi Survei Most Significant Change (MSC) di Sleman, Jogja, Rabu (7/5/2025) siang WIB.
Seorang pilot dan janjinya untuk menemui sang kekasih di Lampung
Orang dari Facebook itu mengaku bekerja sebagai pilot di luar negeri dengan jam kerja sangat sibuk. Kepada Wati, orang yang mengaku pilot itu berjanji akan lekas pulang ke Indonesia, lantas menemui Wati di Lampung.
“Upaya memikat hati Wati itu berlangsung berbulan-bulan. Karena modus penipuan love scam kan pertama-pertama harus membangun kepercayaan pada korban dan membuat korban sampai benar-benar merasa sayang,” jelas Giri.
Sampai akhirnya, seiring intensitas komunikasi keduanya, orang dari Facebook itu mulai berani meminta uang dari Wati dengan segala bujuk rayu dan tipu muslihat.
Lantaran sudah terpikat dan percaya bahwa orang dari Facebook yang mengaku pilot itu akan menemuinya, perempuan asal Lampung itu sontak saja tidak menaruh curiga. Berapapun yang orang itu minta, pasti akan Wati berikan.
“Totalnya sampai puluhan juta itu,” kata Giri.
Puluhan juta melayang, baru sadar jadi korban penipuan love scam
Setelah puluhan juta melayang diberikan kepada si pilot itu, Wati sempat panik bukan main karena tiba-tiba tidak bisa berkomunikasi dengan si pilot itu. Akun Facebook si pilot menghilang. Nomor hp-nya pun tidak bisa dihubungi.
Perempuan asal Lampung itu langsung merasa lemas. Uang puluhan juta ludes, batinnya juga terguncang. Sementara dia tidak tahu harus minta bantuan ke siapa.
Apalagi pada mulanya, peristiwa nahas itu terjadi karena kealpaan Wati yang mudah percaya begitu saja kepada orang yang dia kenal dari media sosial. Bbertemu tidak pernah, menatap wajah aslinya belum sama sekali.
Ciri paling sederhana penipuan love scam
Love scam sendiri adalah jenis penipuan online berupa: pelaku menciptakan identitas palsu untuk mendapatkan kepercayaan dan cinta dari korban. Setelahnya, pelaku akan memanfaatkan kepercayaan dari korban untuk mendapatkan uang atau keuntungan lain.
Penipuan ini dilakukan dengan menciptakan hubungan romantis secara daring, lalu meminta korban mengirimkan uang, barang, atau bahkan informasi pribadi untuk kemudian disalahgunakan untuk kejahatan tertentu.
“Identifikasi paling mudah, pelaku biasanya berpura-pura bekerja di posisi-posisi prestisius. Seperti pilot, kerja di kapal, model, dan sejenisnya,” beber Giri.
“Pelaku juga memasang foto profil orang lain yang memikat. Cowok ganteng atau cewek cantik untuk menarik perhatian korban. Tapi biasanya, mereka selalu berkilah kalau diajak video call. Alasannya sibuk kerja lah, apa lah,” sambungnya.
Literasi digital untuk lansia
Merujuk data survei Tutur Nalar 3.0 oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), lansia—termasuk juga paruh baya—terbilang rentan menjadi korban berbagai jenis penipuan digital. Termasuk love scam.
Oleh karena itu, literas digital dirasa sangat penting untuk dikenalkan kepada para lansia agar tidak menjadi korban.
Dalam konteks Tutur Nalar, pelatihan literasi digital itu terimplementasi dalam Akademi Digital Lansia (ADL) yang menyasar lansia dari berbagai daerah di Indonesia. Hasilnya, ada capaian siginfikan terkait kesadaran literasi digital bagi para lansia.
Merujuk Survei Most Significant Change (MSC) yang dipresentasikan oleh Giri, hasil post-test ADL dengan peserta lansia yang mengisi sebanyak 5.722, mayoritasnya (95,5%) mampun mengidentifikasi media sosial sebagai sarana utama penipuan digital.
78,5% peserta lansia juga mampu mengenali metode love scam yang memanipulasi ikatan emosional. Hanya saja, baru 45,7% peserta saja yang mampu mendeteksi modus penipuan di WhatsApp yang menggunakan logo sebuah institusi resmi.
Harapan Giri—juga MAFINDO—pemahaman atas literasi digital bisa terus dibagikan kepada para lansia. Agar tidak ada korban seperti perempun asal Lampung (Wati) lagi.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Sesal Orang Jakarta Nyoba Punya Rumah di Desa, Niat Cari Ketenangan dan Keramahan Berujung Frustrasi karena Ulah Tetangga atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan