Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Rasanya Usia 30 Tahun Masih Nganggur di Jakarta, Rela Makan Roti Jamuran Demi Bertahan Hidup

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
31 Juli 2024
A A
Pahitnya Nasib Perantau di Cengkareng Jakarta Barat, Rela Jadi Pemulung Demi Makan Tapi Tak Berani Jujur ke Ortu di Kampung.MOJOK.CO

Ilustrasi Pahitnya Nasib Perantau di Cengkareng Jakarta Barat, Rela Jadi Pemulung Demi Makan Tapi Tak Berani Jujur ke Ortu di Kampung (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di Jakarta, lowongan kerja memang banyak. Akan tetapi, jumlahnya tak sebanding dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia. Alhasil, pengangguran pun ada di mana-mana. Data BPS 2023 lalu menunjukkan, ada lebih dari 5 juta orang menganggur di ibu kota.

Salah satunya pengangguran tersebut adalah Deris* (30), perantau yang sejak 2022 lalu nekat mengadu nasib ke kerasnya kehidupan Jakarta. Saking “longgarnya” waktu yang ia miliki, rutinitasnya habis dengan kegiatan nongkrong, begadang, bangun tidur, dan lanjut bengong.

“Namanya aja pengangguran, mau gimana lagi, Bang,” ujar lelaki asal Jawa Barat ini, Minggu (28/7/2024).

Sebenarnya, Deris bukan tanpa upaya. Segala macam usaha buat mencari pekerjaan sudah ia lakukan. Namun, karena ijazahnya “cuma” SMA, ia merasa kesulitan dapat kerja sehingga sampai saat ini masih menganggur.

“Bukan pilih-pilih kerjaan ya, Bang. Kayaknya modal ijazah SMA saya bisa ikut kerja di proyekan gitu, tapi ya sadar diri aja fisik nggak terlalu kuat. Jatuhnya nanti berat-berat juga,” ungkapnya.

“Makanya sehari-hari begini dulu aja, rebahan sambil ngeluh di Facebook.”

Menyesal datang ke Jakarta, tapi terlalu malu buat pulang

Kenekatan Deris merantau di Jakarta, didasari dengan kondisi daerah asalnya yang sulit memberinya penghidupan. Lahir dan besar dari kabupaten yang kata dia “paling suram” di Jawa Barat, ia belum pernah merasakan hidup enak dan kerja layak.

Setelah lulus SMA sejak sedekade lalu, segala macam pekerjaan sudah ia coba. Kerja di pabrik, di departemen store, sampai ikut mengelola usaha temannya yang terlihat menjanjikan. Sayangnya, gaji yang ia terima tak pernah mencapai Rp2 juta.

“Lulus SMA, 2013, kerja di pabrik. Gaji 900 ribu. Pokoknya selama di kampung halaman, dapat gaji paling besar itu 1 juta 700,” ungkapnya.

Alhasil, setelah lontang-lantung tanpa penghasilan pasti selama pandemi Covid-19, 2022 lalu ia nekat ke Jakarta. Menurut Deris, modalnya cuma tiga: ijazah SMA, uang saku Rp800 ribu, dan kenekatan.

“Udah saya mah lebih punk dari anak punk,” guraunya.

Sayangnya, dua tahun berada di Jakarta ia belum dapat pekerjaan tetap. Lamaran-lamaran yang ia masukan, tak ada satupun yang menerimanya.

Sempat nyambi sebagai driver ojol sambil menunggu panggilan kerja, Deris mengaku tak betah. Padatnya kota Jakarta, ditambah–kata dia–”banyak preman di mana-mana” bikin dia gantung helm. Pensiun jadi driver ojol meski cuma kerja tiga bulanan.

Beberapa kerja serabutan pun juga ia lakukan sampai sekarang. Termasuk menjadi makelar kos, ikut kerja sebagai asisten jasa service AC, sampai menjaga booth di pasar malam.

Iklan

“Apapun yang ada duitnya, pokoknya tak jalanin,” kata Deris. “Tapi hasilnya cuma cukup buat bayar kos. Makan kudu nahan diri. Kalau mau makan enak, ya puasa dulu. Hahaha!”

Meski akhirnya menyesal dengan keputusannya merantau, Deris mengaku malu untuk pulang. Sebab, dirinya masih jauh dari kata sukses.

Sebulan makan roti jamuran demi bertahan hidup

Saat banyak temannya sudah mencapai harapan mereka di usia 30 tahun: dapat kerja, makan, menikah, dan berkeluarga, Deris cuma punya kisah pilu. Ia bercerita, titik terendahnya sebagai manusia terjadi akhir 2023.

Kala itu, kerjaan serabutan lagi seret, belum ada tawaran lagi dari kenalannya. Mengharap panggilan kerja dari lamaran yang ia sebar, lebih tak mungkin lagi. 

Deris pun akhirnya benar-benar merasakan kerasnya kehidupan Jakarta. Tak ada yang menolongnya di kala susah, tak ada yang memberinya makan saat lapar. Sementara dalam hatinya, ada perasaan malu jika di usianya ke-30, ia harus meminta uang ke orang tuanya.

Langkah nekat pun dia ambil. Di dekat kosnya, terdapat pabrik roti skala rumahan. Mereka menjual aneka roti. Kata Deris, ada roti tawar dan roti beraneka isi seperti kelapa, coklat, kacang ijo, maupun nanas.

“Di pabrik itu ada produk BS. Ya kalau bahasa kita itu yang udah nggak bisa dijual, Bang. Entah karena sudah rusak atau kadaluarsa,” jelas Deris.

“Roti-roti yang jamuran, saya beli satu kresek 20 ribu saja. Isinya puluhan. Buat stok makan saya berhari-hari.”

Menurut Deris, roti-roti yang sudah jamuran biasanya dibeli oleh peternak ayam atau bebek sebagai campuran pakan. Namun, di tangannya, roti jamuran itu menjadi makanan sehari-hari.

“Dibilang sedih, pasti sedih. Awal-awal makan ya sambil nangis. Tapi ya gara-gara si roti jamur itu saya bisa kenyang. Kalau nggak salah hampir sebulan saya makan itu sebelum akhirnya dapat kerjaan lagi,” pungkasnya.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Kerasnya Hidup di Tambora Jakarta Barat, Perantau Berbagi Ruang dengan Tikus dan Kecoa di Kos Kumuh

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 31 Juli 2024 oleh

Tags: jakartakerja di jakartamerantau di jakartapekerja jakartaUMR Jakarta
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO
Ragam

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO
Ragam

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Alumnus ITB resign kerja di Jakarta dan buka usaha sendiri di Bandung. MOJOK.CO
Sosok

Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan

12 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.