Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Meninggalkan Surabaya yang Sumpek, Pilih Hidup Jadi Petani Stroberi di Kabupaten Malang

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
11 Januari 2025
A A
Orang Surabaya pilih slow living dan men jadi petani stroberi di Kabupaten Malang. MOJOK.CO

Ilustrasi - petani stroberi di Kabupaten Malang. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Hiruk pikuk kota Surabaya membuat Ines (23) memilih kehidupan slow living di Kabupaten Malang. Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) itu ingin meninggalkan sesaknya kehidupan di perkotaan dan menjadi petani stroberi.

***

Ines menatap jalanan Kota Malang yang riuh sejak pukul 04.00 WIB. Tampak para pengendara motor lalu lalang membawa rumput untuk bahan ternak. Kadang-kadang sebuah mobil pick up yang membawa sayuran melintas.

“Sayur itu pasti dikirim ke luar kota, termasuk Surabaya,” pikir Ines mengingat kota kelahirannya.

Perempuan asli Surabaya itu sudah tinggal di Malang selama empat tahun lebih. Dia merantau setelah lulus SMA untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Brawijaya (UB).

“Lokasi rumahku tuh ada di tengah-tengah antara Kota Malang sama Kota Batu, lebih tepatnya masuk Kabupaten Malang, jadi akses menuju kedua kota tersebut sama-sama terjangkau,” ucapnya lewat pesan WhatsApp, Kamis (9/1/2025).

Saya pernah mengunjungi rumah Ines di Malang saat libur kuliah di tahun 2023. Lingkungannya terasa sejuk dan menenangkan pikiran, karena dikelilingi oleh gunung dan sawah.

Tak jauh dari sana sudah ada hutan dan perkebunan. Berbeda sekali dengan Surabaya yang panas. Di Malang saya bisa memanjakan mata dengan melihat alam.

Namun, Ines tak begitu setuju. Baginya, Malang dan Surabaya tak jauh berbeda. Apalagi jika tinggal di Malang kota. Dia hanya cukup beruntung, tinggal di perbatasan Malang dan Batu sehingga bisa menerapkan gaya hidup slow living.

Slow living sendiri adalah cara hidup yang bisa dipilih seseorang untuk menikmati hidup dengan santai. Di era perkembangan teknologi yang semakin maju, manusia pun dituntut hidup serba cepat hingga akhirnya kelelahan baik secara fisik dan mental.

Berkebun di perbatasan Kabupaten Malang

Untuk menikmati hidup seperti slow living, Ines sendiri menekuni hobi berkebun. Menurutnya, berkebun bisa menenangkan pikiran, meluapkan emosi, dan menemukan energi yang positif.

“Yang berantakan memang hatinya, tapi yang ditata tanamannya,” candanya saat itu.

Sebenarnya, hobi itu baru terpikirkan saat pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu. Dia mengaku “terjebak” di Kota Malang dan tidak bisa pulang ke Surabaya.

Pandemi membuatnya bosan menjalani aktivitasnya yang monoton, terlebih pikirannya juga kalut saat membayangkan ekonomi negeri yang kolaps.

Iklan

Akhirnya, mahasiswa Jurusan Agribisnis Universitas Brawijaya itu mencoba membuat hidroponik kecil-kecilan. Mulanya dia hanya menanam pokcoy dan sawi, lalu berkembang menanam tomat dan cabai di halaman rumahnya. Hasil berkebun itu bisa dia makan, tanpa membeli di pasar.

Tak puas dengan jenis tanaman tersebut, Ines berinovasi dengan menanam bibit stroberi. Mulanya, teman Ines yang berasal dari Gresik berkunjung ke rumahnya yang ada di Malang tahun 2023.

Tertarik menanam stoberi

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 16 Januari 2025 oleh

Tags: kabupaten malangperkebunan stroberiPetani stroberislow livingSurabaya
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Job fair untuk penyandang disabilitas di Surabaya buka ratusan lowongan kerja, dikawal sampai tanda tangan kontrak MOJOK.CO
Aktual

Menutup Bayangan Nganggur bagi Disabilitas Surabaya: Diberi Pelatihan, Dikawal hingga Tanda Tangan Kontrak Kerja

26 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Rela Patungan demi Ikut Kompetisi Futsal di Jogja, UBAYA Berikan Penampilan Terbaik meski Harus Menerima Kenyataan Pahit MOJOK.CO
Ragam

Rela Patungan demi Ikut Kompetisi Futsal di Jogja, UBAYA Berikan Penampilan Terbaik meski Harus Menerima Kenyataan Pahit

10 November 2025
Wisudawati jual harta berharga untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), sempat ditolak di PTN. MOJOK.CO
Kampus

Uang Habis untuk Biaya Pengobatan Ibu sampai Jual Harta Berharga agar Bisa Kuliah, Kini Jadi Wisudawati dengan Segudang Prestasi

27 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.