Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

3 Alasan Mengapa Notoprajan Jogja Jadi Kawasan Paling Menyebalkan Bagi Driver Ojol

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
9 Juli 2024
0
A A
3 Alasan Mengapa Notoprajan Jogja Jadi Kawasan Paling Menyebalkan Bagi Driver Ojol.MOJOK.CO

Ilustrasi 3 Alasan Mengapa Notoprajan Jogja Jadi Kawasan Paling Menyebalkan Bagi Driver Ojol (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di Jogja, ada sebuah kawasan yang paling dihindari para driver ojek online (ojol). Lokasinya dekat dengan Kraton Jogja. Kawasan ini bernama Notoprajan.

Bukan karena angker atau banyak aksi kriminalitas, sehingga para driver takut ke sana. Kawasan Notoprajan mereka hindari karena memang bikin para driver ojol naik pitam.

Pada Jumat (5/7/2024) malam, saat tengah nongkrong di sebuah angkringan di Jalan Gejayan, seorang driver ojol datang dengan wajah yang amat kusut.

Dengan sisa-sisa kemarahannya, ia langsung mengambil gelas berisi kopi yang setengah jam lalu ia tinggalkan di angkringan.

“Cuk, parah banget. Dia yang salah aku yang dikasih bintang 1,” kata lelaki yang belakangan saya ketahui bernama Edi (24) tersebut.

Saya coba mengobrol dengan lelaki yang kepalanya masih mendidih itu. Rupanya, Edi baru saja mengantarkan orderan makanan ke sebuah kampung di kawasan Notoprajan.

Sayangnya, misi pengantaran itu berakhir tak menyenangkan. Selain dibikin bingung sama jalanan kampungnya, ia juga dibuat marah dengan kelakuan customernya. Di akhir pun, malah bintang satu yang didapatkannya. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.

#1 Labirin di Notoprajan Jogja yang lebih kompleks ketimbang Pogung

Notoprajan sendiri merupakan sebuah kelurahan yang terletak di Kemantren Ngampilan, Kota Jogja. Luas wilayahnya sekitar 36 ribu hektar, yang terbagi atas 50 RT dan 8 RW.

Sama seperti permukiman yang berada sekitar area Kraton, Kauman, maupun Tamansari, banyak kampung di Notoprajan yang tersusun atas gang-gang sempit.

Kata Edi, sepanjang narik ojol di Jogja, ia sudah kerap mendapat orderan ke lokasi-lokasi yang jalannya membingungkan. Misalnya, ia menyebut Pogung, kawasan kos yang dijuluki sebagai “labirin”. 

Namun, menurut Edi, tingkat “ke-labirin-an” Notoprajan jauh lebih kompleks ketimbang Pogung.

“Bayangin aja masnya lagi di Pogung. Bingung kan banyak gang yang ujungnya buntu? Nah, Notoprajan ini mirip-mirip. Malah ini versi lebuh ribetnya,” kata Edi malam itu.

“Gangnya lebih sempit. Sempit banget malah. Kalau motor papasan gitu mungkin salah satu kudu melipir.”

Sudah sempit, situasi juga sangat hening. Pukul 11 malam sudah hampir tak ada suara manusia lagi. Meskipun, suara TV para pemilik rumah terdengar jelas karena memang teras rumah mereka langsung menghadap jalanan gang.

Kata Edi, kalau nyasar di Pogung setidaknya masih ada yang ditanyai. Sementara kalau nyasar di Notoprajan, skill survival sedang diuji.

#2 Masuk kawasan ini, mesin motor harap dimatikan!

Sudah jadi rahasia umum bahwa saat memasuki perkampungan di sekitaran Kraton Jogja, para pengendara sepeda motor wajib mematikan mesin. Ini berlaku juga di daerah lain yang permukimannya tersusun atas gang-gang sempit.

Alasannya pun adalah menjaga kondusivitas, agar suara kendaraan tak mengganggu istirahat warga. Tradisi ini sudah berlangsung cukup lama.

Masalahnya, situasi ini bikin Edi dan banyak pengendara lain amat dilema. Apalagi kalau posisi rumah berada di tengah-tengah kampung, jauh dari gapura masuk.

Alhasil, saat berada di kawasan Notoprajan, para driver ojol cuma dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, meninggalkan motor di gapura dan berharap bakal aman-aman saja. Selanjutnya, ia melanjutkan pengantaran ke titik tujuan dengan jalan. 

Pilihan kedua, berkeliling gang-gang sempit dengan keadaan mesin motor mati. Jelas, bagi Edi, pilihan kedua ini sangat konyol. Apalagi kalau titik yang ia tuju ndelik-ndelik di tengah permukiman.

“Anehnya juga, karena jalannya rapet-rapet, tiap kali buka Google Maps di sini itu selalu njepat-njepat gitu. Kok bisa gitu lho maps-nya jadi nggak presisi.”

#3 Banyak orang menyebalkan tak mau menjemput orderan ke titik pengantaran

Malam itu, memang hari yang apes bagi Edi. Pertama kali mengantar orderan ke Notoprajan, ia dapat customer yang menyebalkan. 

Edi bercerita, saat customer memesan makanan, sebenarnya titik pengantaran ada di gapura masuk. Sehingga, saat mengantar pun Edi memilih menunggu customer menjemput pesanannya di titik tersebut. 

“Tapi kemudian dia ngechat, suruh mengantar langsung ke rumah. Masalahnya dia nggak ngasih alamat spesifik, cuma ngasih ancer-ancer aja, ‘nanti dari gapura masnya lurus saja,” ungkapnya.

Edi pun tak punya pilihan. Motornya ditinggal sendirian di gapura, sementara dia berjalan kaki menyusuri gang-gang sempit di Notoprajan. Sayangnya, 15 menit berkeliling, rumahnya tak juga ketemu. Foto rumah yang dikirim customer juga tak terlalu membantu.

Untungnya, pencariannya berakhir saat kebetulan ada warga yang masih begadang, dan memberi tahu Edi posisi rumah yang dimaksud. 

“Tahu nggak, Mas, apa yang edan? Ternyata jarak gapura dengan rumah customer itu 400an meter. Ancuk tenan!,” geramnya.

Edi bercerita, saat memberikan orderan ke customer pun ia tak bisa menutupi kemarahannya. Emosi yang tak terbendung itu berakhir dengan rating bintang satu di aplikasi.

“Padahal masalah selesai kalau dia mau menjemput sendiri pesanannya di gapura, titiknya kan di situ.”

Pengalaman serupa juga dialami Rochim (21). Bedanya, kalau Edi kesulitan mencari alamat customer, Rochim nyaris dikeroyok warga.

Karena baru menjadi driver ojol, sekaligus tak terlalu memahami tempat tersebut, dengan entengnya Rochim memasuki Notoprajan dengan mesin motor yang menyala.

“Itu kondisi pukul 10 malam kalau nggak salah. beberapa warga neriakin, ‘woi, Mas, tahu adab nggak?’ sumpah panik banget aku, takut digebukin,” pungkasnya.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Driver Grab Menolong Saya dari Ancaman Terlunta-lunta di Semarang yang Kejam dan Berisi Banyak Aksi Licik ke Orang Lemah

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 9 Juli 2024 oleh

Tags: driver ojoldriver ojol jogjakelurahan notoprajannotoprajannotoprajan jogjaojol
Iklan
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Merger Grab dan GoTo bisa sebabkan ledakan pengangguran MOJOK.CO
Kilas

Ojol Jogja-Jateng Tolak Merger Grab dan GoTo karena Bisa Kurangi Pendapatan Driver dan Sebabkan Ledakan Pengangguran

13 Mei 2025
Dua Ekonom Kritik Rencana Merger Grab-GoTo: Pemerintah Diminta Segera Bertindak MOJOK.CO
Ekonomi

Dua Ekonom Kritik Rencana Merger Grab-GoTo: Pemerintah Diminta Segera Bertindak

8 Mei 2025
driver ojol upah UMR Pekalongan. MOJOK.CO
Sosok

Kisah Driver Ojol yang Rela Nggak Tidur Sambil Jualan Buku demi Upah di Atas UMR Pekalongan

7 Mei 2025
Akases Hemat biar dapat orderan Grab Hemat bikin driver makin tersiksa MOJOK.CO
Ragam

Grab Hemat bikin Penumpang Bahagia, Tapi Driver Makin Menderita karena Harus Bayar Lagi kalau Tak Mau Orderan Sepi

6 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM Kampus Terbaik yang Nggak Punya Dosen Problematik MOJOK.CO

Kuliah di Kampus Besar Seperti UGM Bukan Hanya Soal Gengsi, Salah Satunya Cari Aman dari Dosen Problematik

17 Juni 2025
Duta Sheila on 7: Duta Bapak-bapak Kampung yang Sayang Anak MOJOK.CO

Kegelisahan Seorang Bapak yang Punya Anak Perempuan dan Pentingnya Aktif Ikut Ronda di Kampung seperti Duta Sheila on 7

20 Juni 2025
Yamaha Mio 2011, motor matic yang tak cocok dipakai untuk pergi wisata. MOJOK.CO

8 Tahun Mengendarai Yamaha Mio Bekas Motor Kakak, Sudah Nggak Cocok buat Pergi Wisata dan Sering Bawa Sial tapi Tetap Berharga

16 Juni 2025
Tinggalkan Probolinggo untuk kerja di Korea Selatan demi bantu Ibu. Dapat cuan gede malah dituduh tetangga jual diri MOJOK.CO

Nekat Kerja di Korea Selatan demi Bantu Ibu, Dapat Cuan Gede Malah Dituduh Tetangga Jual Diri hingga Tak Mau Pulang Lagi

17 Juni 2025
Pakai Sepeda Mahal Ratusan Juta demi Gagal Secara Bermartabat MOJOK.CO

Akhirnya Saya Tahu Alasan Orang Beli Sepeda Mahal Sampai Ratusan Juta: Gagal Finish, tetapi Setidaknya Gagal Secara Nyaman dan Bermartabat

22 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.