Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Cerita Musisi Tunanetra Surabaya yang Bisa Melihat Dunia Berkat Musik

Cerita Musisi Orkestra Surabaya yang Bisa Melihat Dunia Berkat Musik

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
17 Oktober 2024
A A
Cerita Musisi Orkestra Surabaya yang Bisa Melihat Dunia Berkat Musik.MOJOK.CO

Ibam musisi difabel yang jago bermain piano. (Mojok.co/Aisyah Amira Wakang).

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Hidup tanpa bisa melihat dunia secara langsung tentu membuat seseorang frustasi. Rasanya begitu gelap tanpa bisa melihat warna dan kondisi sekitar. Beruntung ada musik, nada-nadanya bisa membantu orang untuk “melihat” lagi. 

***

Musik rupanya membantu Mohammad Hilbram (19) menerima kondisi fisiknya sebagai penyandang tunanetra. Pria yang akrab dipanggil Ibam itu mengibaratkan musik sebagai pasangan hidup.

Jika ditanya soal alasannya menyukai musik khususnya piano, dia juga bingung. Padahal keluarganya tidak ada yang jago bermusik, kecuali tantenya, yang kata dia, minimal suaranya tidak sumbang saat bernyanyi.

“Tiba-tiba sefrekuensi aja sama piano. Ibarat dia ini cewek, dia punya value yang tinggi banget. Aku udah ngincer sejak awal. Dan kami enggak saling maksa, tapi sama-sama berproses,” kata Ibam kepada Mojok, Rabu (17/10/2024).

Menurut Ibam, musik membantunya mengekspresikan dan memvalidasi perasaannya. Misalnya, lagu favorit Ibam berjudul “Pupus” karya Dewa 19. Lagu itu memiliki kenangan tersendiri bagi Ibam, sebab mengingatkannya saat dia putus cinta. 

Berjumpa dengan tuts piano

Ibam mulai mengenal musik sejak kelas 1 SD di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta (YPAB) Surabaya. Pertemuannya bermula dari kegiatan iseng Ibam yang menekan-nekan tuts piano di sekolahnya. 

Secara tidak sengaja, keisengan Ibam itu dilirik oleh kepala sekolahnya. Kepala sekolah melihat kegemaran Ibam bermain piano secara asal. Dia menyarankan agar Ibam berlatih secara profesional. Dia akhirnya mendapatkan beasiswa di Seraphim Music Studio, Surabaya. 

Cerita Musisi Orkestra Surabaya yang Bisa Melihat Dunia Berkat Musik.MOJOK.CO
musisi difabel yang jago bermain piano menuju orkestra. (Mojok.co/Aisyah Amira Wakang).

Ibam bercerita berkat guru pertamanya yang akrab dia panggil Koko Hans, dia mulai mempelajari teori musik dasar. Koko Hans menjelaskan kepada Ibam cara membaca notasi melalui braille–alat baca dan tulis bagi penyandang tunanetra.

Latihan itu tidak mudah, tapi dia ingat betul nasihat dari pelatihnya sampai sekarang. Jika Ibam sudah hafal dua belas kunci notasi dasar, maka dia aman memainkan lagu apapun. 

“Dia bilang, piano adalah ibunya alat musik. Ketika kamu menguasai piano, kamu belajar musik yang lain bakal gampang, karena teori musik itu universal,” ucapnya.

Belajar not angka sampai jari tangan keseleo

Awal mula belajar piano, Ibam membiasakan diri untuk menekan tuts dengan benar, di mana posisi jarinya harus tidur. Karena belum terbiasa, Ibam merasa jari-jarinya begitu lelah. 

Bagi anak kecil yang masih berusia 7 tahun, memainkan piano berukuran besar bukan sesuatu yang mudah. Ibam mengaku jarinya sering keseleo saat berlatih, terutama jari kelingking.

Selain itu, Ibam harus belajar teori musik dasar. Ketika bermain musik, orang lain mungkin bisa melihat not angka. Namun, keterbatasannya membuat dia harus bisa langsung menghafalkan satu-satu not angka. 

Iklan

Ibam memisalkan seorang musisi yang biasa bermain di kafe. Ketika dia belum hafal nada maupun lagu, dia bisa memainkan alat musik sambil melihat chord. Entah itu lewat catatan, buku, atau melihat chord dari Google.

“Mereka bisa saja taruh HP di depan, kalo yang musisi difabel apalagi nyerang difabel visual, aduh, nggak bisa, harus dengerin dulu,” keluhnya.

Teknik menghafal membutuhkan waktu cukup lama dibandingkan orang lain yang bisa melihat. Ibam sendiri membutuhkan waktu 3 sampai 4 hari untuk memainkan keseluruhan nada. Lagu pertama kali yang bisa dia mainkan saat itu berjudul Can-can.

Setelah dua tahun les, Ibam tidak melanjutkannya lagi karena keterbatasan biaya. Namun, dia tetap mengembangkan kemampuannya sendiri dengan cara mendengarkan Youtube.

Lingkungan yang mendukung musisi difabel

Kegemaran Ibam bermusik tak terhindar dari cemooh orang-orang sekitar. Banyak orang meragukannya atau menganggap aktivitasnya itu hanyalah hobi biasa. Suatu kali, Ibam pernah diundang di suatu acara yang tidak mau dia sebut.

Namun, ketika hari H tiba dia kaget karena posisinya tiba-tiba diganti oleh orang lain. Panitia tidak memberikan alasan apapun dan dia hanya bisa berdiri mematung. Saat “pengganti” itu bermain, Ibam merasa bingung karena menurut dia permainnya jauh lebih baik ketimbang anak tersebut. 

Namun, dia tidak berhenti hanya karena pengalaman tersebut. Untungnya, lingkungan sekitar Ibam sejak SD hingga SMA mendukung. Dia juga sering datang ke acara-acara komunitas yang membahas soal musik. Khususnya musik klasik seperti jazz. 

Bagi Ibam membangun relasi adalah hal yang penting, jadi dia tidak boleh malu dengan kekurangannya sebagai musisi difabel. Dia yakin, punya kelebihan lain yang dapat diasah. Menurut dia, faktor yang paling berpengaruh dan dibutuhkan untuk para difabel adalah lingkungan yang mendukung.

“Mereka dibiarkan untuk berkembang dan mengeksplorasi minatnya. Apa yang dia suka? Apa yang dia mau?  Kalau sudah, baru didukung. Dengan cara apa? Ya dilatih. Aku sendiri bersyukur punya lingkungan seperti itu sejak kecil,” kata Ibam.

Piano membuat bersinar

Lewat komunitas, Ibam bertemu dengan Ella Sanossa yang merupakan seniman sekaligus sastrawan. Berkat Ella, nama Ibam makin melejit. Ibam sampai diundang untuk bernyanyi dan bermain piano di acara Pertamina di Bali tahun 2014.

“Dulu pertanyaanku polos banget, ‘Kak mainku kan masih gini, nggak bagus,’” ucap Ibam yang sempat ragu berangkat. “Siapa bilang? Ayo, ikut aja!” ajak Ella saat itu.

Cerita Musisi Orkestra Surabaya yang Bisa Melihat Dunia Berkat Musik.MOJOK.CO
musisi difabel yang jago bermain piano menuju orkestra. (Mojok.co/Aisyah Amira Wakang).

Rupanya perjalanan itu amat berkesan bagi Ibam, apalagi itu pengalaman pertamanya naik pesawat. Di tahun-tahun berikutnya, dia berkeliling Indonesia mengunjungi Merauke, Manado, dan Makassar. 

Tahun 2022 lalu, Ibam berhasil merilis single pertama, yakni berjudul “Ku Harap Kau Menerimaku”. Dia belajar memproduksi lagu, mulai dari membuat lirik bersama Ella, mengaransemen lagu, membuat music video, dan sebagainya.

Musisi difabel menuju orkestra

Saat ini, Ibam kuliah di Jurusan Pendidikan Sekolah Luar Biasa di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Sebetulnya, dia ingin masuk Jurusan Musik di Unesa, tapi tidak diterima. Meski kecewa, Ibam berusaha menjalani kuliahnya sambil bermusik. 

Setiap minggu, dia harus bolak balik Surabaya-Jakarta untuk berlatih. Dia akan tampil di acara Light Ministry Orchestra pada November 2024 yang dikonduktori oleh Addie MS, seorang musikus terkenal asal Indonesia.

Sebagai panutan Ibam mengidolakan musikus sekaligus komponis, Indra Lesmana. Meski lahir di tahun 2005, selera musiknya di tahun 1980-1990-an. Dia ingin seperti Indra yang sukses menjadi session player.

Sebagai konteks, session player biasanya bukan anggota tetap. Mereka tidak terikat kontrak oleh satu grup band tapi dipekerjakan untuk merekam backing track dan tampil pada pertunjukan langsung

Ibam menargetkan belajar musik hingga level advance dan mendapatkan sertifikat. Sebab kata dia, hidup Indonesia butuh seberkas dokumen agar diakui meskipun punya kemampuan yang mumpuni.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Pernah Diusir dari Kelas saat SMA Gara-gara Sulit Mendengar dan Susah Nulis, Nikita Kini Bisa Jadi Sarjana dari UGM dan Ingin Lanjut S2

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 18 Oktober 2024 oleh

Tags: difabelmusisi difabelorkestrapiano
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Wali kota Semarang menghadiri acara Festival Kota Lama (FKL) 2025. MOJOK.CO
Kilas

Menikmati Nuansa Jawa-Belanda di Kota Lama Semarang

10 September 2025
diafebl jogja, JDA.MOJOK.CO
Sosok

Sukri Budi Dharma, Memberdayakan Difabel Jogja Melalui Seni di JDA

20 Juli 2025
Ketulusan Guru asal Magelang yang Mengajarkan Santri Tuli Jamhariyah di Sleman. MOJOK.CO
Ragam

Ketulusan Guru asal Magelang yang Mengajarkan Santri Tunarungu Mengaji, Saat Orangtua Sendiri Frustrasi

5 Februari 2025
Perjuangan Nur Syarif Ramadhan untuk Difabel dan Penyandang Disabilitas agar Tak Cuma Bisa Sekolah di SLB MOJOK.CO
Sosok

Perjalanan Nur Syarif Ramadhan: Ditolak Sekolah karena Difabel dan Pembuktian pada Mereka yang Anggap Difabel Berbeda

2 Desember 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.