Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Kenia Intan oleh Kenia Intan
17 Desember 2025
A A
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sekelompok anak muda dengan jersey berwarna merah-hitam asyik menikmati pertandingan panahan dari sisi utara tribun Supersoccer Arena (SSA) Kudus. Di punggung jersey mereka tertera nama klub “BARA”, singkatan dari Bhayangkara Archery Raja Ampat. Klub panahan dari Papua Barat Daya ini menjadi salah satu peserta terjauh yang terlibat dalam MilkLife Archery Challenge (MLARC) KEJURNAS Antar Club 2025. Sebuah kompetisi yang digagas Persatuan Panahan Indonesia (Perpani), Milklife, dan Djarum Foundation. 

Wan Aras (24) yang baru saja menyelesaikan pertandingan menyambangi teman-temannya di sisi utara tribun. Aras, begitu biasa dia disapa, tersingkir pada tahap 32 besar compound putri kategori umum. Walau begitu, dia masih bisa ngobrol dengan ceria. Baginya, kekalahan hari ini adalah pengalaman berharga yang tidak perlu disesali. 

Sikap positif itu berangkat dari kesadaran bahwa pengalamannya dan klub dalam bertanding memang belum seberapa dibandingkan atlet-atlet lain. Secara profesional atau serius, Aras baru benar-benar menekuni panahan setelah BARA terbentuk pada Juli 2025 lalu, alias kurang lebih 6 bulan lalu. 

Walau belum lama menyeriusi olahraga ini, Aras sebenarnya sudah berkenalan dengan panahan sejak 2017. 

“Dahulu ikut UKM kampus di Medan, tapi ya tidak begitu dibina sehingga tidak sampai ikut lomba-lomba,” ujarnya. Eh, ketika sudah menikah dan diboyong suaminya ke Raja Ampat, Aras malah “nyemplung” sejauh ini ke panahan hingga jadi atlet. 

Belakangan baru saya tahu, dia turut terlibat dalam pembentukan dan menjabat sebagai bendahara di klub. Posisi ini membuatnya tidak hanya mengenal sulitnya mengendalikan busur dan anak panah, tapi juga kerumitan mengelola klub di daerah yang masih awam dengan panahan.

Persiapan BARA sebelum keberangkatan ke MilkLife Archery Challenge (MLARC) KEJURNAS Antar Club 2025. (Sumber Dok Pribadi)

Lika-liku membangun klub panahan di daerah timur

Di daerah timur Indonesia, khususnya di Provinsi Papua Barat Daya, panahan belum begitu populer. Di sana memang ada beberapa klub yang tersebar di Sorong dan Raja Ampat. Tapi, klub panahan yang benar-benar dikelola secara profesional dan memenuhi standar untuk mendaftar pertandingan semacam Kejurnas MilkLife Archery Challenge 2025 mungkin baru BARA saja. 

“Klub lain tidak seprofesional kami karena mengurus administrasi semacam ini memang ribet,” ujar Aras.

Selain tantangan administrasi, membangun klub di daerah yang masih asing dengan panahan bukanlah hal yang mudah. Soal pengadaan alat misalnya, klub mesti bergelut dengan ongkos kirim. Sebab, alat yang berkualitas dan terpercaya biasanya didapatkan dari Jawa. Belum lagi waktu tunggu yang lama dan pengiriman yang penuh risiko karena jarak yang jauh. 

Aras menceritakan salah satu pengadaan alat yang membuatnya geleng-geleng kepala adalah bantalan target panah. Awalnya klub membuat sendiri bantalannya dengan memanfaatkan kardus, serabut kelapa, dan jaring-jaring. Namun, bantalan yang tidak sesuai standar seperti itu bisa merusak anak panah. Padahal, anak panah adalah bagian yang tidak kalah penting, rusak sedikit saja bisa mengganggu lesatannya. Terlebih, harga satu anak panah juga tidak murah, bisa mencapai Rp1 juta. 

Klub akhirnya mengupayakan bantalan target panah. Eh, ketika dicek, ongkirnya bisa mencapai Rp1,5 juta karena dikirim dari Jakarta. Sementara, harga bantalan target panah mencapai Rp2 juta. Angka yang tidak masuk akal dalam hitung-hitungan Aras. Namun, tetap dibeli karena memang kebutuhan dasar. Itu baru bantalan target panah, padahal, pernak-pernik untuk olahraga ini lumayan banyak. 

Belum banyak yang mendukung

Menggaet anggota klub sebenarnya bukan masalah besar bagi BARA. Walau belum populer, panahan berhasil memikat hati banyak orang. Di tengah hiburan dan olahraga yang “itu-itu saja” di Raja Ampat, kehadiran klub panahan bak primadona, banyak yang ingin mencoba. Saat ini ada setidaknya 70 orang yang tergabung di BARA. Hanya memang yang aktif sekitar 30 orang saja.  

Tantangannya lebih banyak datang dari lingkungan sekitar yang tidak begitu memahami olahraga ini. Anggota klub mungkin punya minat yang besar. Namun, hal itu disambut dengan dukungan yang setengah-setengah dari orang tua, sekolah, atau institusi di mana mereka bekerja. 

Misalnya begini, untuk mengikuti MilkLife Archery Challenge 2025, peserta perlu latihan lebih intensif. Bisa hampir setiap hari selama 3 bulan. Bahkan, bisa seharian penuh di hari libur. Namun, orang tua yang tidak paham mengenai hal tersebut kerap mencari-cari anaknya ketika latihan.    

Iklan

Belum lagi soal perizinan ke sekolah atau tempat kerja untuk mengikuti pertandingan. Kadang klub perlu turun tangan langsung agar atletnya mendapatkan dispensasi agar bisa ikut pertandingan. Apalagi kalau perlombaan memakan waktu lama seperti  MilkLife Archery Challenge 2025 yang digelar selama 10 hari, 9-19 Desember 2025 di Kudus.

Aslinya BARA akan mengirimkan 14 orang untuk berlaga ke Kudus, terdiri dari 12 atlet dan 2 official. Namun, karena tidak dapat izin dan sakit, 4 orang gagal berangkat. Akhirnya, klub dari Raja Ampat ini mengirimkan 9 atlet dan 1 official saja. 

“Atlet setidaknya harus izin hingga 12 hari. Nggak semua sekolah atau instansi akan mengizinkannya,” jelas Aras. 

Suasana pertandingan MilkLife Archery Challenge (MLARC) KEJURNAS Antar Club 2025. MOJOK.CO
Suasana pertandingan MilkLife Archery Challenge (MLARC) KEJURNAS Antar Club 2025. (Sumber: Milklife)

 

Menelan lebih dari Rp60 juta untuk ikuti kejuaraan panahan

Mengikuti kompetisi semacam ini pun perlu dana yang tidak sedikit. Bayangkan saja, klub perlu mempersiapkan ongkos setidaknya Rp60 juta untuk mengirimkan total 12 atlet dan official. 

“Itu baru transportasi, belum yang lain-lain,” kata dia. 

Perjalanan klub hingga menginjakkan kaki ke Kota Kretek ini memang tidak bisa dibilang mudah, perlu hampir dua hari. Dari Raja Ampat, mereka naik speed boat terlebih dahulu ke Sorong. Kemudian naik pesawat untuk turun di Bandara Juanda Surabaya. Sebelum benar-benar mendarat di Pulau Jawa mereka perlu transit dulu di Makassar. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan bus hingga sampai ke Kudus. 

Bersyukurnya, seluruh biaya untuk mengikuti kejuaraan ini didanai oleh Kapolres Raja Ampat. Kebetulan, klub ini memang berada di bawah binaan Kapolres Raja Ampat. Namun, itu bukan berarti klub jadi “manja”. Kesempatan ini mereka manfaatkan untuk berusaha sebaik-baiknya menambah pengalaman. 

Selain itu, klub juga bersiasat dengan berbagai macam cara menggalang dana untuk operasional. Salah satunya, mereka membuka panahan umum untuk siapa saja yang berminat mencoba olahraga ini. Tarif yang dikenakan Rp35.000 per 1 jam. 

Menghidupkan panahan di Raja Ampat memang tidak mudah. Namun, bagi Aras dan pengurus klub, semua itu sirna ketika melihat senyum dan semangat dari anggota. Dia pun berharap anggota klub bisa semakin disiplin dan fokus berlatih. Terlebih, dia melihat, daerah Papua Barat Daya sebenarnya punya bibit-bibit “emas” di bidang panahan. 

“Alhamdulilah diberi rezeki. Anak-anak ini sebenarnya sudah punya olahraga lain seperti futsal dan basket, fisiknya sudah bagus, tinggal diarahkan,” katanya.

Sejauh MilkLife Archery Challenge 2025 berlangsung hingga Selasa (16/12/2025), anggota BARA belum ada yang menyabet kemanangan. Namun, Aras optimistis anggota klub akan semakin berkembang, mengingat adanya bibit berkualitas dan peningkatan signifikan dari waktu ke waktu.  

“Ini (usia klub) masih 6 bulan jadi wajar (belum juara), tapi siapa tahu tahun depan kita yang ada di podium itu,” tutup dia.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 17 Desember 2025 oleh

Tags: Klub Bhayangkaraklub panahankudusMilkLife Archery ChallengepanahanRaja Ampat
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO
Ragam

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Potensi Besar Jeruk Pamelo sebagai Komoditas Lokal
Video

Potensi Besar Jeruk Pamelo sebagai Komoditas Lokal

27 November 2025
lksa darussalamah.MOJOK.CO
Ragam

Asrama Kecil di Kudus yang Menumbuhkan Mimpi Besar Anak-Anak

24 November 2025
lksa budi luhur.MOJOK.CO
Ragam

LKSA Budi Luhur Kudus Mengajarkan Bahwa Keluarga Tak Melulu Soal Ikatan Darah

21 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
UMK Jogja bikin perantau Jawa Tengah menderita. MOJOK.CO

Penyesalan Orang Jawa Tengah Merantau ke Jogja: Biaya Hidup Makin Tinggi, Boncos karena Kebiasaan Ngopi di Kafe, dan Gaji yang “Seuprit”

11 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Alumnus ITB resign kerja di Jakarta dan buka usaha sendiri di Bandung. MOJOK.CO

Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan

12 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025

Video Terbaru

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025
Sirno Ilang Rasaning Rat: Ketika Sengkalan 00 Menjadi Nyata

Sirno Ilang Rasaning Rat: Ketika Sengkalan 00 Menjadi Nyata

6 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.