Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Pamulang, Kecamatan Terpadat di Tangerang Selatan yang Tak Ramah Pekerja, Gaji Perantau Habis buat Hidupi Preman

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
22 Mei 2025
A A
Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan.MOJOK.CO

Ilustrasi - Pamulang, Kecamatan Terpadat di Tangerang Selatan yang Tak Ramah Pekerja, Gaji Perantau Habis buat Hidupi Preman (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Berita mengenai Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, sedang menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Bukan soal prestasinya, melainkan kelakuan minus para preman lah yang ramai dihujat netizen.

Namun, bagi Abdul (27), perantau yang sudah tiga tahun kerja di Pamulang, huru-hara preman yang rebutan jatah setoran bukanlah cerita baru. Bahkan, kalau mau dibilang, itu cuma menjadi fenomena gunung es saja.

“Itu cuma yang kelihatan aja, Mas. Kalau tahu dalamnya gimana preman-preman ini hidup di sini, wah ngeri,” kata Abdul, Kamis (22/5/2025) siang.

Di luar berita adu jotos preman di RSU Pamulang, Tangerang Selatan, karena masalah lahan parkir, ada cerita lain yang lebih mengerikan. Sampai-sampai bikin perantau trauma dan tak mau kembali lagi kerja di sana.

Kecamatan Pamulang, jujugan para perantau 

Kecamatan Pamulang sendiri merupakan kawasan dengan kepadatan penduduk tertinggi di Tangerang Selatan. Data BPS 2024 lalu menyebut, daerah seluas 26,82 kilometer persegi ini dihuni 329.610 penduduk. Artinya, kepadatannya mencapai lebih dari 10 ribu jiwa per kilometer persegi.

Sementara menurut catatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Tangerang Selatan, dari tujuh kecamatan di Tangsel, Pamulang menempati urutan pertama kunjungan perantau terbanyak sejak 2022. Mengungguli Ciputat dan Pondok Aren. Artinya, kawasan ini memang menjadi jujuran para perantau buat mengadu nasib.

Bagi Abdul sendiri, yang sudah tiga kali merayakan lebaran di sana, alasan datang ke Pamulang karena lapangan kerja yang cukup banyak. Apalagi, tawaran gaji UMR Rp4,9 juta yang tentunya sulit buat ditolak.

“Gajiku di bawah UMR memang, tapi tetap kepala empat alias 4 juta,” jelas pekerja kantoran ini.

Menurutnya, tinggal di Pamulang ada untungnya. Biaya hunian (kos) masih cenderung murah daripada Jakarta, sementara selisih gajinya tak terlalu besar. Rata-rata teman Abdul yang kerja di Jakarta mendapatkan gaji Rp4-5 juta, kurang lebih sama dengannya.

“Artinya kalau mau dibandingin enak mana, Pamulang sama Jakarta aslinya sama aja. Akses juga sama. Bedanya di sini biaya hidup lebih murah.”

Tapi, kudu siap mental menghadapi preman

Meskipun nyaman buat ditinggali, tapi ada sisi lain tentang Pamulang, Tangerang Selatan, yang mengganggu pikiran Abdul. Ya, premanisme yang sangat parah. Ia sampai menyebut, tak bisa membedakan “mana preman sama mana ormas”.

“Karena kadang sama-sama pakai seragam, tapi kelakukan meresahkan,” ujarnya.

Abdul mencontohkan, di kantor tempatnya bekerja, sebenarnya soal parkir otoritasnya sudah diserahkan ke pihak berwajib. Dalam hal ini Dinas Perhubungan. Sebab, area parkir untuk tamu memang memakan bahu jalan–maklum kantornya tak terlalu luas.

“Jadi sederhananya, tukang parkir yang jaga pun harusnya yang resmi, yang dari dishub. Soalnya ada sharing soal pendapatan juga, sama ruko-ruko sebelah. Masalahnya, preman setempat minta jatah parkir ke mereka semua, 100 persen nggak ada sistem sharing.”

Iklan

Abdul pun tak bisa menolak. Kalau kata bos dia, daripada nanti panjang urusannya, lebih baik turuti saja permintaan kelompok preman.

“Daripada kami nanti kerja digangguin, mending iyain aja,” kata Abdul. “Tapi ya aslinya kesel juga kalau yang jaga parkir preman-preman itu, kadang ada yang genit sama klien, bikin ilfeel,” imbuhnya resah.

Baca halaman selanjutnya…

Dua tahun tinggal “bersama” preman, gaji habis buat menghidupi mereka. Sampai trauma.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 23 Mei 2025 oleh

Tags: kecamatan pamulangkecamatan pamulang tangerang selatanpamulangpilihan redaksipremanismetangerang selatan
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Kampus

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO
Kilas

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Olahraga panahan di MLARC Kudus. MOJOK.CO

Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

23 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.