Lulusan SMA di Jawa Tengah merasa nasibnya terselamatkan usai bekerja di Semarang. Sebab, meski hanya bermodal ijazah SMA, tapi mereka mendapat gaji yang bahkan saingi para sarjana. Gaji UMR Semarang itu kemudian mereka gunakan untuk modal nikah dan membangun rumah.
***
Pada Oktober 2023 lalu, adik kelas saya di SMA yang sekaligus masih satu desa dengan saya di Rembang, Jawa Tengah baru saja melangsungkan pernikahan. Namanya Heru (24).
Dengar-dengar dari teman-teman yang lain, 70 persen dana pernikahan itu Heru tanggung sendiri. Orang tuanya hanya membantu 30 persen sisanya.
Bahkan, baru saya tahu kemudian kalau selain memodali pernikahannya sendiri, Heru juga tengah membangun rumah, juga dengan uangnya sendiri.
“Sangar sih, Heru. Kita yang sarjana saja gajinya boro-boro buat modal nikah sambil bangun rumah sekaligus, buat makan di perantauan saja empet-empetan,” bisik seorang teman usai mendengar puji-pujian terhadap Heru.
Dari selentingan-selentingan itu, saya jadi tertarik untuk menghubungi Heru yang saat ini masih bekerja di Semarang.
Lulusan SMA tak tahu kerja apa
Haru lulus SMA pada 2018, satu tahun di bawah saya. Setelah lulus, ia sendiri sebenarnya tak tahu harus kerja apa.
Saat itu ia sempat ikut-ikutan kerja sebagai kuli bangunan, sebagaimana umumnya orang-orang di desa saya.
“Kami keluarga nggak punya, jadi nggak ada istilah kuliah-kuliahan. Lulus SMA ya kerja,” ujar Heru saat saya hubungi baru-baru ini.
Ia pun sempat mencoba memasukkan lamaran kerja di gudang Alfamart di Rembang. Namun sayang, tak pernah ada panggilan.
Sampai akhirnya, temannya yang sudah lebih dulu kerja di Semarang memberikan info lowongan kerja di sebuah pabrik garmen. Tak banyak pikir, Heru pun memasukkan lamaran kerja ke pabrik tersebut. Alhamdulillah ia keterima.
“Dapat info katanya gajinya UMR Semarang. Waktu itu Rp2 jutaan,” akunya. Sehingga, Heru tak ragu untuk berangkat merantau ke Semarang. Toh jarak dari Rembang ke Semarang tak jauh-jauh amat, hanya tiga jam perjalanan.
Hidup prihatin dan rajin nabung
Di masa training selama tiga bulan, Heru memang hanya mendapat gaji sebesar Rp1,8 juta. Baru setelahnya, ia menerima gaji sebesar Rp2,3 juta. Di tahun 2018, memang segitulah UMR Semarang.
Namun, Heru bersyukur bisa mendapat gaji sebesar itu. Sebab, setelah dibagi-bagi, ternyata ia masih bisa menabung setiap bulan.
“Syukurnya aku nemu kos murah banget di daerah Kota Lama Semarang, Rp200 ribu,” ujar Heru.
“Selama di Semarang aku juga masak sendiri di kos, jadi hemat pengeluaran,” sambungnya.
Hidup prihatin semacam itu Heru jalani selama bertahun-tahun hingga sebelum menikah. Meskipun sebenarnya ia sudah berkali-kali mengalami kenaikan gaji, menyesuaikan perubahan UMR Semarang dari tahun ke tahun.
“Setelah Rp2,3 juta, dapat Rp2,5 juta, lalu pernah juga Rp2,8 juta. Terus sekarang Rp3 jutaan,” beber Heru. Itu pun belum jika ada lemburan-lemburan.
“Weh gede ya?” tanya saya spontan.
“Sawang-sinawang wae,” jawab Heru.
Saya punya alasan untuk kaget. Sebab, meskipun berstatus sebagai sarjana, sejak bekerja di Surabaya per 2021 hingga akhir 2023, gaji saya stuck di angka Rp2 juta.
“Padahal kukira Surabaya UMR-nya gede. Temen-temenku seangkatan yang sarjana juga sama. Banyak yang ngeluh dapat gaji di bawah UMR. Malah ada yang ngaku kesulitan cari kerja,” ungkap Heru.
Gaji UMR Semarang untuk pamer pencapaian
Cerita serupa saya dapat dari teman Heru di pabrik garmen, Ipul (23), yang juga merupakan lulusan SMA.
Pemuda asal Temanggung, Jawa Tengah itu masuk pabrik garmen di Semarang di tahun yang sama saat Heru masuk. Keduanya kemudian saling kenal, meski tak akrab-akrab banget.
Di masa-masa menjelang lulusan SMA di Temanggung, Ipul mengaku sempat minder dengan banyak teman-teman seangkatannya yang kuliah. Sementara ia menjadi satu dari sedikit siswa yang memang sudah berniat kerja setelah lulus SMA.
“Guru BK pun waktu itu kayak merendahkan. Kalau lihat kami kayak seolah-olah kami ini nggak punya masa depan,” ungkap Ipul.
“Kalau pengin kuliah, ya pengin. Tapi kan nggak setiap orang mampu untuk kuliah,” imbuhnya.
Yang menyebalkan adalah, tiap ada momen reuni SMA, pasti anak-anak kuliahan itu selalu asyik sendiri membahas persoalan kampus masing-masing: sesuatu yang Ipul tak mengerti sama sekali.
Ia yang saat itu sudah bekerja di pabrik garmen di Semarang sering kali merasa kesal sekaligus iri.
Akan tetapi, kini ia mulai bisa mendongakkan kepala tiap bertemu teman-teman SMA-nya itu.
“Aku sudah bisa bangun rumah, mereka cari kerja aja susah. Sarjana nggak jamin kan? Aku kesal karena dulu aku selalu merasa terkucilkan,” ujar Ipul.
Menurut Heru, pelarian beberapa temannya yang bener-bener buntu dalam mencari kerja adalah menjadi guru honorer.
Tentu gaji honorer jangan dibandingkan lah dengan gaji UMR Semarang saat ini, yang berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 561/57 Tahun 2023 tanggal 30 November 2023 dan berlaku mulai 1 Januari 2024 adalah sebesar Rp3.243.969.
Baca halaman selanjutnya…