Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Warung Mak Uti Perlakukan Perantau di Jogja Layaknya Keluarga Sendiri, Bahkan Jadi Tempat Curhat Mahasiswa

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
23 April 2024
A A
Warung Mak Uti Beri Kehangatan bagi Perantau di Jogja. MOJOK.CO

Ilustrasi Warung Mak Uti, Jogja. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tak hanya sekadar menjual makanan, Warung Mak Uti juga menjadi saudara baru bagi perantau-perantau di Jogja. Pemilik warung bahkan menjadi tempat curhat seorang mahasiswa luar Jawa perihal masalah-masalah yang tengah ia hadapi di perantauan. Hal tersebut tidak lepas dari sikap dan perlakuan dari si pemilik warung, ibu-ibu paruh baya yang begitu hangat terhadap pelanggan-pelanggannya.

***

Setiap ada warung, entah warung kopi atau warung makan, yang lokasinya berada di bawah pohon pasti membuat saya selalu terpancing untuk mampir. Suasana teduh dan sepoi-sepoi anginnya membuat saya merasa seperti sedang di rumah saya di pelosok Rembang, Jawa Tengah.

Begitu juga saat saya melihat Warung Mak Uti yang berada tidak jauh dari Universitas Sanata Dharma (USD) Kampus III, Jl. Paingan, Maguwoharjo, Jogja. Warungnya kecil. Di sebelahnya ada pohon jambu monyet dengan dedaunan rindang dan satu petak kolam ikan.

Yang membuat saya makin tertarik dengan Warung Mak Uti, Jogja adalah karena saat melintas di depannya pada Selasa, (23/4/2024), tawa terbahak-bahak terdengar dari dalam warung. Terdengar begitu gayeng. Saya yang terlanjur terlewat akhirnya putar balik untuk mampir di Warung Mak Uti, Jogja tersebut.

Warung Mak Uti Beri Kehangatan bagi Perantau di Jogja. MOJOK.CO
Suasana Warung Mak Uti yang berlokasi tidak jauh dari Universitas Sanata Dharma Kampus III, Jogja. (Aly Reza/Mojok.co(

“Mereka ini pekerja di PT-PT yang ada di sekitar sini, orang-orang perantauan. Kalau jam makan siang seperti ini sudah pasti ke sini. Jadi ramai,” ujar Mak Uti (65) si pemilik warung.

Saya mampir ke Warung Mak Uti, Jogja pada pukul 12.30 WIB. Jadi saya maklum kalau suasana Warung Mak Uti ramai. Namun, yang membuat saya agak terheran-heran adalah antara Mak Uti dengan para pekerja itu tampak sangat akrab. Tampak seperti kerabat sendiri.

Warung Makan Mak Uti Jogja manjakan pelanggan dengan prasmanan

Sebelum ngobrol-ngobrol lebih lanjut dengan Mak Uti, saya sempat memesan satu porsi makanan pada Mak Uti. Tapi ia justru menunjukkan letak piring.

“Di sini ambil sendiri, Nak,” ucap Mak Uti saat menangkap wajah kebingungan saya.

Saya pun lantas mengambil nasi, sepotong telur dadar, sepotong tahu, dan saya guyur dengan sayur lodeh. Sebenarnya ada beberapa menu masakan rumahan khas pedesaan di Warung Mak Uti, Jogja. Misalnya sambal terong, capcay, dan sayur-sayuran lain yang saya tak tahu namanya. Tapi lodeh memang menjadi makanan andalan saya setiap kali bingung harus memilih menu apa.

“Minumnya es teh mawon,” ucap saya pada Mak Uti.

Warung Mak Uti Beri Kehangatan bagi Perantau di Jogja. MOJOK.CO
Nasi telur dan sayur lodeh, salah satu menu di Warung Mak Uti, Jogja. (Aly Reza/Mojok.co)

Perempuan itu dengan cekatan menuju dapur. Tak lama kemudian segelas es teh ia hidangkan di meja saya di bawah pohon jambu monyet. Saya sengaja memilih duduk di situ, tidak di dalam warung, karena saya memang ingin merasakan sensasi teduh di bawah pepohonan. Mak Uti turut menemani sambil berbincang.

“Saya bikin ambil sendiri (prasmanan) karena yang tahu porsi pelanggan kan pelanggan sendiri. Kalau saya ladeni nanti kan bisa kebanyakan, bisa juga malah kesedikitan,” kata Mak Uti.

Meski begitu, seturut pengalaman Mak Uti membuka warung sejak 2019, para pelanggan yang datang di Warung Mak Uti, Jogja tak ada yang makan dengan porsi ugal-ugalan. Meski sistemnya prasmanan, tapi mereka semua tahu diri dalam mengambil makanan.

Iklan

Mak Uti jadi saudara baru bagi perantau di Jogja

Mak Uti sendiri sebelumnya menjalankan usaha catering. Mak Uti lupa kapan persisnya ia menjalankan usaha tersebut. Yang jelas usaha catering-nya jalan saat anaknya masih kelas 2 SD (anaknya sekarang sudah berumah tangga sendiri).

Namun, karena semakin sepi orderan, Mak Uti pun akhirnya membuka warung di lahan yang sekarang jadi lokasi Warung Mak Uti.

“Ya pokoknya bapak pensiun dari tempat kerjanya, saya akhirnya langsung buka warung. Alhamdulillah kok ramai,” ujar perempuan asal Sambilegi, Maguwoharjo, Jogja tersebut.

Menurut keterangan Mak Uti, para pelanggannya  kebanyakan memang para perantau di Jogja. Selain dari beberapa daerah di Jawa, dari Aceh dan Papua pun juga ada. Semuanya tampak akrab dengan Mak Uti.

Bahkan sesekali Mak Uti ikut nimbrung obrolan mereka setelah mereka selesai menandaskan makanan masing-masing. Mak Uti juga mengenal beberapa nama dari para pelanggannya itu.

“Awalnya ya nggak kenal. Tapi kalau pada makan di sini saya ajak bicara. Lama-lama jadi akrab. Lama-lama malah jadi seperti saudara sendiri,” tutur Mak Uti.

Kesan “seperti saudara sendiri” itu, misalnya dalam momen kecil yang saya tangkap, yakni ketika beberapa pelanggan yang baru datang langsung menghampiri Mak Uti untuk bersalaman: mengucapkan sugeng riyadin (karena masih dalam bulan Syawal). Ikatan yang sepertinya amat jarang terjalin antara pelanggan dengan pemilik warung.

Baca halaman selanjutnya…

Jadi tempat curhat mahasiswa 

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 23 April 2024 oleh

Tags: Jogjakampus usdpilihan redaksiUniversitas Sanata Dharmauniversitas sanata dharma kampus 3usd jogjawarung mak utiwarung mak uti jogja
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Kampus

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan MOJOK

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.