Pengalaman agak mirip, pernah dirasakan Alfaris (25), saat makan di angkringan daerah Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Bukan sekadar telur lalat, ia bercerita pernah menemukan anakan kecoak di antara tumpukan baceman satu usus.
Trauma makan saat remang karena anakan kecoak
Sebenarnya, lelaki asal Temanggung ini makan di angkringan yang sudah beberapa kali ia singgahi. Namun, pengalaman apes itu terjadi saat ia sedang mengajak pacarnya.
“Ini cewek kok tiba-tiba aneh banget. Perasaan dia yang minta aku ke angkringan. Kok sampai sana malah pesannya makanan di warung sebelah. Di angkringan cuma beli minuman,” kenangnya saat berbincang dengan Mojok pada Selasa (9/7/2024).
Angkringan tersebut memang sangat remang ketika malam. Penerangannya hanya satu lampu bohlam. Sehingga, jika mata tidak jeli, maka detail-detail di makanan tidak tampak.
“Dia awalnya diam aja, tapi tiba-tiba pas kami udah duduk agak jauh dari gerobaknya baru cerita kalau ada anakan kecoak nempel di antara sate-sate yang dibacem itu,” keluhnya.
“Itu udah setahunan lalu, sampai sekarang dia nggak pernah mau lagi makan di angkringan yang terlalu remang kalau malam. Jadi trauma gitu,” imbuhnya tertawa.
Upaya menjaga kebersihan angkringan
Di media sosial, keluhan serupa sebenarnya banyak bermunculan. Paling mudah dijumpai adalah keluhan terkait telur lalat pada hidangan sate-satean di warung terbuka.
Terkhusus angkringan, Pemerintah Kota Yogyakarta bahkan pernah menaruh perhatian cukup serius. Pasalnya, pada 2023 sempat ada pendataan bahwa banyak angkringan di Jogja masuk dalam kategori kualitas pangan rawan.
Sekda Kota Yogyakarta kala itu, Aman Yuriadijaya mengatakan Pemkot Yogyakarta telah melakukan sejumlah upaya untuk memperbaiki hal tersebut. Salah satunya melalui uji organoleptik Standar Keamanan Pangan dan uji pencemaran mikroba.
Hal itu dilakukan demi menjaga kualitas salah satu ikon kuliner di Jogja. Tempat yang bukan hanya digemari masyarakat lokal melainkan juga para wisatawan.
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News