Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Konsep Transmigrasi Sudah Kuno, Kemendes Terapkan Transpolitan

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
20 Mei 2022
A A
kemendes mojok.co

Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar dan Rektor UGM Panut Mulyono menyampaikan paparan usai kerjasama dengan UGM di kampus setempat, Kamis (19/05/2022).(yvesta ayu/mojok.co).

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Transmigrasi sudah berjalan lebih dari 70 tahun. Pertama kali diterapkan pasca-Indonesia merdeka dan kini dianggap sudah ketinggalan zaman.

Program transmigrasi pertama kali diterapkan pada tanggal 12 Desember 1950. Program ini digagas oleh Presiden Soekarno. Tujuannya untuk memindahkan penduduk Indonesia dari kawasan padat ke wilayah yang jarang dihuni.

Namun, konsep transmigrasi yang masih berjalan saat ini dinilai sudah ketinggalan zaman. Program ini sering dianggap gagal dalam rangka pemerataan pembangunan. Alih-alih merata, kesenjangan pembangunan antara Pulau Jawa dan luar Jawa masih saja terjadi.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) RI kini mencoba mengubah konsep transmigrasi. Tak sekedar memindahkan penduduk dari satu pulau ke pulau lain, konsep baru yang lebih modern pun diperkenalkan.

Kementerian Desa dan PDTT pun mengusung konsep transmigrasi yang transpolitan. Konsep ini digagas Kementerian tersebut bersama Fakultas Geografi UGM.

“Transmigrasi harus disesuaikan dengan perkembangan zaman,” ujar Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar usai kerjasama dengan UGM di kampus setempat, Kamis (19/05/2022).

Dalam konsep transpolitan ini, warga tak hanya diberi bekal cangkul atau sabit sebagai simbolisasi transmigrasi. Namun lebih dari itu, mereka harus mendapatkan bantuan teknologi modern untuk bisa berjuang di kawasan baru.

Teknologi modern dibutuhkan para transmigran untuk mempercepat pembangunan. Dengan demikian transmigrasi alih-alih menimbulkan kemiskinan baru tapi pemberdayaan transmigran di daerah baru.

Konsep baru transpolitan tersebut rencananya akan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2025-2045. Program yang akan direalisasikan antara lain pembangunan rumah hunian warga transmigrasi.

Kalau dulu rumah para transmigran dibuat Rumah Sangat Sederhana Sekali (RSSS) dan berbeda dengan penduduk setempat, maka kedepan akan dibangun mengikuti model hunian di kawasan tersebut.

“Rumah hunian warga tansmigran nantinya tidak boleh model RSSS, tapi mengikuti model adat setempat sehingga tidak terkesan tampil beda, kumuh dan lainnya,” jelasnya.

Halim menambahkan, manajemen kawasan atau lahan dengan konsep kepemilikan lahan komunal atau sertifikat komunitas juga akan diberlakukan bagi warga transmigran. Konsep pengelolaan lahan komunal berlaku untuk penyelenggaraan kegiatan pertanian secara bersama-sama.

Pemerintah pun akan menyiapkan pembangunan fasilitas publik di kawasan transmigran. Mulai dari sarana kesehatan, pendidikan, serta penyiapan sumber daya manusia seperti guru, tenaga kesehatan hingga penyediaan pemuka agama.

“Diharapkan konsep ini membuat transmigrasi berjalan lebih progresif dan maju,” tandasnya.

Iklan

Sementara itu, Rektor UGM, Panut Mulyono mengungkapkan keberadaan desa di berbagai daerah di Indonesia sangat penting. Sebab desa merupakan lumbung pangan dan tempat sebagian besar penduduk bermukim.

Karenanya UGM berupaya berkontribusi bagi masyarakat desa. Diantaranya melalui program pengerahan tenaga mahasiswa untuk mengajar di luar Jawa.

“UGM ikut berperan dalam pembangunan wilayah pedesaan yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Silampukau Rilis Single ‘Lantun Mustahil, Bercerita tentang Badai dan Lautan dan kabar terbaru lainnya di KILAS.

Terakhir diperbarui pada 20 Mei 2022 oleh

Tags: Desatransmigrasi
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO
Ragam

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Mitos kerukunan di desa bikin warga desa ingin merantau jauh dan hidup individualistik di perantauan demi hidup tenang MOJOK.CO
Ragam

Mitos Kerukunan dan Hidup Ayem di Desa: Aslinya Penuh Kepalsuan, Baik di Depan tapi Busuk di Belakang

11 Desember 2025
Motif Proyek Transmigrasi yang Membuat Orang Jawa Tersebar ke Luar Pulau Jawa
Video

Motif Proyek Transmigrasi yang Membuat Orang Jawa Tersebar ke Luar Pulau Jawa

6 Februari 2025
Uneg-uneg dari Perempuan Lajang Usia 28 Tahun yang Tinggal di Desa MOJOK.CO
Kilas

Uneg-uneg dari Perempuan Lajang Usia 28 Tahun yang Tinggal di Desa

13 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Olahraga panahan di MLARC Kudus. MOJOK.CO

Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

23 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.