Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Ketika Wartawan Bingung Cari Shelter dan Rencana AMSI untuk Mereka

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
25 Juli 2021
A A
Ketika Wartawan Bingung Cari Shelter dan Rencana AMSI untuk Mereka

Ketika Wartawan Bingung Cari Shelter dan Rencana AMSI untuk Mereka

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Evi Nur (24), wartawan yang menjadi kontributor media online panik. Hasil swab antigennya menunjukan ia positif Covid-19. Ia tidak mungkin melalukan isoman di kos, di sisi lain, shelter isoman yang disediakan pemerintah penuh.

Sebenarnya, sejak belasan wartawan di Yogyakarta bertumbangan sakit karena positif Covid-19 Evi sudah jarang sekali melakukan liputan. Namun, teman satu kamar kos yang juga wartawan kadang beberapa kali harus melakukan tugas liputan ke lapangan. 

“Aku sudah jarang liputan ke lapangan, dan memang nggak ketemu teman yang positif. Kalau temenku beberapa kali liputan lapangan,” kata Evi saat dihubungi Mojok.co. Suatu hari, ia dan temannya sakit demam dan flu. Mereka berdua menganggap sebagai sakit biasa, hanya efek dari cuaca di Yogya yang saat itu tak menentu.

Namun, oleh teman-teman wartawan lainnya disarankan untuk melakukan swab. “Alasan mereka, takut kami kenapa-napa, kalaupun sakit biar bisa diobati,” ujarnya.

Awalnya hanya Evi yang memberanikan diri untuk tes swab di kantor Badan Penanggulangan Bencana DIY. Hasilnya positif. Ia segera mengabarkan teman satu kamarnya untuk tes juga. Hasilnya sama. 

“Bingungnya saat itu adalah semua shelter pemerintah penuh,” kata Evi. Setelah menunggu hampir 4 jam, informasi ketersediaan shelter yang kosong belum juga ia dapatkan. Isoman di kos bukan langkah bijak karena bisa menularkan ke penghuni yang lain. 

Saat itu ada pilihan untuk isoman di shelter swasta yang berbayar. Untuk 10 hari isoman, biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp 2,5 juta. “Gaji sebulan habis kalau pilihannya itu,” katanya. 

Redakturnya sempat mengusahakan agar kantor media yang berpusat di Jakarta itu membantu biaya shelter swasta, namun ditolak.

Ia dan temannya kemudian berencana menggunakan shelter swasta dengan biaya sendiri. Menurutnya, daripada berpikir soal mahal dan tidak, kesehatannya lebih penting. Beberapa teman juga berencana akan patungan untuk membantu. “Tapi ternyata shelter swasta yang kosong cuma untuk laki-laki, yang untuk perempuan juga penuh semua,” ujarnya. 

Untungnya, tak lama kemudian ada informasi shelter pemerintah yang kosong. Ia dan temannya akhirnya isoman di shelter pemerintah di wilayah Sleman selama 10 hari.

Situasi di tempat isoman saat itu membuatnya bisa fokus melakukan pemulihan, meski menurutnya belum ideal untuk isoman. Misalnya, antarpenghuni menggunakan kamar mandi yang sama. Selain ada aturan para penghuni untuk terus berada di kamar. 

“Menurut aku ada yang membuat bingung, satu gedung 50 pasien, kenapa kamar mandi di barengin? Aku bingung, aturannya kita nggak boleh berjemur, kita diminta terus di dalam kamar. Akhirnya pada ke luar kamar untuk mencari tempat berjemur,” ujarnya.

Upi (39) salah satu wartawan di Yogyakarta mengalami hal yang sama seperti yang dialami Evi saat mencari shelter. Ia sempat isoman satu hari di rumahnya karena seluruh shelter di wilayah Kota Yogya penuh. Ia kemudian menghubungi BPBD Sleman dan mendapatkan tempat shelter yang disediakan sebuah kampus. 

Berbeda dengan Evi, Upi relatif mendapatkan pelayanan dari shelter tempatnya melakukan isoman. Makan tiap hari 3 kali, satu kamar buat 1 orang. Di kamar ada hand sanitizer, tempat tidur bantal. “Kamar mandi di luar tapi 1 kamar 1 kamar mandi. Ga bercampur,” kata Upi.

Iklan

Menurut Upi di tiap lantai ada alat pengukur suhu, tensi sama saturasi. Selain itu juga ada beberapa nakes yang bertugas. Tiap pagi lapor ke petugas di WA grup. “Berjemur hanya boleh di dekat kamar,” ujarnya. 

Karena keluarga melakukan kontak erat dengannya, tiga anggota keluarga di rumahnya juga positif Covid-19. Keluarganya kemudian melakukan isoman di rumah dan mendapat kiriman makanan dari kelurahan selama 10 hari. 

Ketua AMSI DIY Anton Prihantono mengatakan, ada lebih dari 19 wartawan di Yogyakarta yang terpapar Covid-19. Sejak awal pandemi, memang sudah ada imbauan untuk wartawan agar menjaga prokes secara ketat serta mengurangi liputan ke lapangan. Namun, memang ada situasi wartawan harus melakukan verifikasi ke lapangan. 

“AMSI DIY sendiri di awal pandemi membagikan masker ke media-media untuk wartawan dan pekerjanya, juga vitamin. Selain itu juga memfasilitasi agar wartawan dan pekerja media mendapatkan vaksin. Profesi wartawan ini sangat berisiko terpapar, sementara masyarakat membutuhkan informasi yang akurat,” ujarnya.

AMSI akan luncurkan crisis center Covid-19

Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia Wenseslaus Manggut  di Jakarta mengatakan media merupakan salah satu sektor esensial yang tidak berhenti saat bencana, termasuk saat pandemi Covid-19. Meskipun banyak media telah menerapkan ketentuan bekerja dari rumah sesuai ketentuan pemerintah, sebagian kecil tim masih diperlukan melakukan peliputan untuk memotret dan melaporkan langsung kondisi penanganan pandemi di lapangan. 

“Untuk memberikan informasi yang utuh bagi publik, pekerja media tetap perlu melakukan observasi dan konfirmasi realitas di lapangan, tidak cukup hanya melalui ruang Zoom atau telepon,” ujarnya.

Menurut Wenseslaus Manggut ketika pekerja media dan keluarganya terpapar, maka berdampak pada kelangsungan produktivitas media dalam memenuhi hak informasi publik. Seperti halnya warga lainnya, para pekerja media tersebut, tidak selalu mudah mendapatkan akses layanan kesehatan saat kondisi puncak pandemi seperti sekarang ini. 

“Karena itu sebagai organisasi yang menaungi 300 lebih media online di Indonesia, AMSI berinisiatif membentuk Tim AMSI Crisis Center COVID-19. Tim ini akan membantu pekerja media dan keluarganya yang terpapar COVID-19, agar mendapatkan akses layanan kesehatan yang memadai dan melewati masa pemulihan dengan baik.

AMSI Crisis Center COVID-19 akan dipimpin Koordinator Utama yaitu Upi Asmaradhana (CEO KGI Network), dengan melibatkan pengurus AMSI pusat dan daerah, serta para ahli di bidangnya masing-masing seperti: dokter, psikolog, agamawan dll. Kalangan dokter yang telah menyatakan kesediaannya yaitu: dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD (Direktur RS Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta), dr. Khoirul Hadi, SpKK (Dokter spesialis di Solo dan sekaligus penyintas COVID-19), dr. Adib Khumaidi, SpOT. (Ketua Terpilih PB IDI & Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia), dr. Mahesa Paranadipa Maikel, MH (Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi IDI & Ketua Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia), dr. Ulul Albab, SpOG. (Sekjen POGI JAYA).

Kalangan psikolog yang menyatakan mendukung tim ini adalah Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si. (Ketua HIMPSI Solo), Tim Psikolog Sadari.id, Elok Farida Husnawati, S.Psi. (HRD PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT). Sedangkan dari kelompok swasta yang bersedia memberikan dukungan adalah Pyridam Farma, dan jaringan Siloam Hospitals Group. 

“Saat ini Tim Crisis Center terus menjajaki kerjasama dengan pihak-pihak lainnya,” kata Upi Asmaradhana, Koordinator Utama AMSI Crisis Center COVID-19.  AMSI Crisis Center COVID-19 ini akan berupaya membantu pekerja media sejak pertama terpapar dengan memberikan edukasi penanganan pertama serta berupaya memberikan bantuan yang diperlukan, sesuai ketersediaan bantuan dan jaringan di pusat maupun daerah. 

“Tujuannya untuk membantu pemulihan dan menekan fatalitas. Saat ini data yang kami terima, di Jawa Timur saja setidaknya 38 pekerja media telah meninggal selama masa pandemi. Banyak lagi yang masih dalam perawatan baru terpapar,” kata Upi Asmaradhana, menambahkan. 

Sapto Anggoro, jurnalis senior yang juga Badan Pertimbangan dan Pengawas AMSI Pusat sangat mendukung langkah AMSI. Ia sendiri merupakan penyintas yang rutin memberikan donor darah konvalesen. “Hari ini rencana ke-7 kali. Biasanya saya serahkan ke PMI. Kalau yang ke enam kemarin untuk tenaga kesehatan di RSU PKU Muhammadiyah Jogja,” katanya kepada Mojok.co.

AMSI Crisis Center COVID-19 ini akan diluncurkan pada Selasa (27/7) pekan depan. Tidak hanya memberikan bantuan pada yang terpapar, AMSI Crisis Center COVID-19 juga akan mendata para penyintas COVID-19 yang layak memberikan donor darah konvalesen. Untuk itu AMSI memanggil banyak pihak dari kalangan ahli dan korporasi swasta, di berbagai daerah, yang memiliki kepedulian, berkolaborasi mendukung penanganan dan pemulihan para pekerja media, agar media tetap bisa bekerja memberikan informasi yang dibutuhkan publik.

BACA JUGA Siasat Bertahan Hidup Mahasiswa Rantau Saat Pandemi dan liputan menarik lainnya di Mojok.

Terakhir diperbarui pada 25 Juli 2021 oleh

Tags: AMSICOVID-19jurnalissusulWartawan
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Z sarjana ekonomi di Undip. MOJOK.CO
Kampus

Apesnya Punya Nama Aneh “Z”: Takut Ditodong Tiba-tiba Saat Kuliah, Kini Malah Jadi Anak Emas Dosen di Undip

27 November 2025
Martin Hartono dari GDP Venture dan Willson Cuaca East Ventures MOJOK.CO
Kilas

Investor Masih Melirik Media di Era AI: “Nilai Edukatif, Keunikan, dan Visi Pendiri Adalah Kunci”

23 Oktober 2025
Menteri Hukum Umumkan Protokol Jakarta di IDC 2025,  Perkuat Perlindungan Hak Cipta atas Berita MOJOK.CO
Kilas

Menteri Hukum Umumkan Protokol Jakarta di IDC 2025,  Perkuat Perlindungan Hak Cipta atas Berita

23 Oktober 2025
AMSI Usung ‘Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital' di Indonesia Digital Conference 2025 MOJOK.CO
Kilas

AMSI Usung ‘Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital’ di Indonesia Digital Conference 2025

21 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.