Mahasiswa tukang tidur jadi tempat orang-orang ngemis kerja
Relasi yang Sandi bangun selama masa kuliah di Semarang memang cukup luas. Relasi yang memungkinkannya mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Bahkan, tak sedikit teman dekat Sandi selama di Semarang yang ia bantu mendapatkan pekerjaan lewat “jalur dalam”.
Atas hal tersebut, tak heran jika kemudian banyak teman Sandi di masa SMA yang kini jadi sarjana nganggur pada akhirnya ngemis-ngemis minta dicarikan pekerjaan oleh Sandi.
“Mereka yang dulu meremehkan dan membenci, sekarang malah ngemis-ngemis. Lucu banget. Bertahun-tahun nggak pernah ngirim WhtasApp, sekali ngirim pas ada butuhnya,” ungkap mahasiswa tukang tidur berpredikat Cumlaude tersebut.
Jika ada desas-desus yang menyebut kalau Sandi kini sombong karena tak membalas dan mengangkat telepon dari teman-teman lamanya, ya cerita-cerita di atas lah alasannya. Sandi merasa sangat muak.
“Tapi ada lah teman lama yang kalau minta tolong, aku tolong. Karena walaupun jarang komunikasi tapi seenggaknya aku tahu semasa SMA ia tidak termasuk orang-orang pintar yang sombong dan suka meremehkan,” terang Sandi.
Tak berhenti di situ, di level paling ekstrem, mahasiswa tukang tidur yang telah menjadi Sarjana Ilmu Politik itu bahkan tak mau menunjukkan ketawaduan manakala bertemu dengan beberapa guru SMA yang pernah meremehkannya. Ia tahu itu perbuatan yang sangat tak patut. Tapi sakit hati Sandi pada guru-guru itu masih tak kunjung terobati.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.