Nur sendiri merupakan mahasiswa S2 Fakultas Manajemen Pertahanan. Secara materi, ia tak berbeda dengan ilmu ekonomi di perguruan tinggi lain. Kata Nur, dasar ekonomi yang diajarkan tetap sama. Hanya saja ilmu tadi disertai dengan ilmu-ilmu di bidang pertahanan negara.
Selain itu, jika dilihat dari latar belakang mahasiswanya, mereka kebanyakan malah bukan dari tentara. Di kelas Nur misalnya, total mahasiswanya 25 orang tapi tidak semua berprofesi tentara.
“Yang dari jalur umum itu jumlahnya hanya 11 orang, PNS 9 orang, dan sisanya tentara,” jelas Nur.
#4 Tugasnya berat dan penuh analisis
Tak hanya diperas secara fisik, mahasiswa Unhan juga dilatih berpikir kritis dan strategis. Nur bahkan tak pernah menyangka jika tugas-tugas yang diberikan dosen akan seberat itu. Ia harus membuat esai dari setiap materi perkuliahan.
Kuliahnya pun tak hanya duduk dan mendengarkan penjelasan dosen, tapi lebih banyak berdiskusi. Bahkan, sebelum kelas dimulai Nur sudah mempelajari materi lebih dulu, agar saat kelas dimulai ia “nggak kosongan”.
“Untung-untungan kalau dosennya itu sharing materi atau power point-nya sebelum masuk, tapi kalau nggak ya aku, secara personal, cari sendiri materi pelajarannya apa,” ujar Nur.
Bahkan di hari libur seperti Sabtu dan Minggu, Nur tak bisa istirahat. Ia harus meluangkan waktunya untuk mengerjakan tugas individu dan kelompok yang berbasis analisis. Belum lagi materi Matematika Militer yang menjadi pelajaran momok baginya.
“Aku pernah nangis sangking syoknya karena terlalu banyak tugas. Aku nggak pernah expect kalau misalkan tugasnya seberat itu,” kata Nur.
“Kami juga ditantang untuk ikut daftar skopus yang notabennya aku nggak pernah tahu gimana caranya,” lanjutnya.
#5 Kualitas alumninya top
Namun, dari banyaknya tugas yang gila-gilaan tadi, Nur mengakui jika lulusannya terbilang top. Banyak yang pintar di bidang analisis seperti policymaker atau menjadi staf ahli. Sebab diperkuliahan, mereka sudah dilatih mengatasi masalah sendiri dan mencari solusinya.
Sayangnya, lapangan pekerjaan untuk lulusan Unhan, menurut Nur, masih sedikit. Tapi, ia optimis dengan cita-citanya menjadi dosen. Nur yakin, ilmu tersebut masih banyak dicari dan sangat relevan dalam kehidupan.
“Susah nyari kerja atau nggaknya itu tergantung orangnya sih. Kalau mau menggunakan ijazah S2 Unhan RI memang agak susah karena lowongan pekerjaannya sempit. Tapi secara kualitas sumber daya manusianya, saya akui: bagus!” ucap Nur. Misalnya, Anggota DPR RI Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar), Dave Laksono hingga Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Program Barak Militer bagi Siswa Nakal: Penghinaan Akal Sehat dan Pengingkaran terhadap Esensi Pendidikan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












