Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Nongkrong di Circle K Jadi Sumpek dan Repot Gara-gara Kelakuan Pengunjungnya

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
26 Juni 2025
0
A A
Aturan di Circle K Jogja yang kerap diabaikan pengunjung hingga bikin repot dan risih orang lain MOJOK.CO

Ilustrasi - Aturan di Circle K Jogja yang kerap diabaikan pengunjung hingga bikin repot dan risih orang lain. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Setiap korner, sejauh yang saya amati, selalu memampang jelas aturan bagi orang-orang yang hendak nongkrong di sana. Termasuk di sejumlah Circle K di Jogja (misalnya yang saya dapati di Kaliurang). Sayangnya, aturan tersebut seolah diabaikan hingga membuat repot orang lain—dan terutama karyawan korner itu sendiri.

***

Tujuh tahun di Surabaya, kalau sedang mampir di Circle K, saya nyaris tidak pernah menemukan gangguan berupa sampah-sampah berserakan di meja korner. Gangguan tersebut baru sangat sering saya dapati di Jogja.

Beberapa kali saya dan istri membeli camilan di sejumlah Circle K (dari Kaliurang atas hingga bawah), semuanya selalu menyuguhkan pemandangan tak sedap di meja korner. Yakni sampah-sampah yang dibiarkan berserak dan menumpuk.

Pengunjung Circle K di Jogja yang bebal

Berulang kali saya dan istri menyaksikan sendiri, ketika pengunjung di sebuah Circle K di Jogja tampak begitu bebal. Usai makan dan minum, mereka lantas beranjak tanpa merasa perlu membereskan sampahnya di meja korner.

Padahal, bagian depan korner tersebut jelas-jelas tersedia dua tempat sampah berukuran besar-besar.

Tak hanya itu, saya juga kerap menemui perokok yang memilih membuang puntung rokoknya di bawah kursi. Bahkan sebelumnya juga membuang abunya di lantai, mengabaikan keberadaan asbak seng.

Toh misalnya tidak ada asbak, sebenarnya botol atau gelas minuman yang sudah kosong bisa digunakan sebagai asbak. Agar abu dan puntung rokok tidak berhamburan di lantai.

Sampah-sampah yang ditinggalkan itu jelas saja mengganggu pengunjung lain. Tidak hanya karena tidak sedap di mata, tapi cairan bekas minuman atau saus bekas makanan bisa membuat meja menjadi lengket. Semut-semutpun bisa terpanggil dan keberadaannya pasti membuat risih pengunjung lain yang datang setelahnya.

Aturan di Circle K yang kerap diabaikan

Pada Selasa malam (24/6/2025), saat nongkrong di Circle K di Kaliurang bawah, istri saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Pasalnya, dalam situasi sepi pengunjung itu, sampah-sampah banyak yang tertinggal di meja.

Ironisnya, nyaris di setiap meja tertempel sebuah tulisan peringatan agar pengunjung menjaga kebersihan: membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, di dindingpun tertulis dengan jelas peringatan agar pengunjung tidak meninggalkan sampah di meja korner.

Terlebih, tempat sampah berukuran besar nyata-nyata berdiri terbuka di sisi kanan pintu masuk. Masa tempat sampah itu tidak terlihat?

Bikin repot orang lain

Saat mengantarkan kebab pesanan kami, seorang karyawan Circle K di Kaliurang bawah tersebut lantas berdecak kesal dan menghembuskan napas berat kala melihat sampah-sampah yang memenuhi meja. Dia dengan cepat lantas memberesinya, memindahkannya ke tempat sampah.

“Sering ya, Mas, kayak gini?” Tanya saya.

“Oh, sering, Mas. Susah meminta pengunjung buat buang sampah di tempat sampah,” jawab si karyawan sembari terus membersihkan sampah dari satu meja ke meja lain.

Kondisi itu tentu membuat si karyawan Cicle K itu menjadi repot sendiri. Pasalnya, dia harus membagi badan untuk melayani pembeli sekaligus mengurus limbah dari orang-orang tak bertanggung jawab. Sementara pengunjung terus berdatangan.

Karyawan memang memiliki tugas memastikan area korner bersih agar membuat nyaman pengunjung. Akan tetapi, harapannya masyarakat juga punya kesadaran untuk membuang sampahnya sendiri secara mandiri.

Keresahan serupa juga pernah saya dengar dari karyawan Indomaret di Kaliurang atas, sebagaimana dalam tulisan, “Aturan Nongkrong di Indomaret yang Kerap Diabaikan hingga Bikin Resah dan Susah Orang Lain”.

Tak bisa membedakan 2 fungsi tempat sampah

“Sudah kebiasaan orang kita, habis makan sampah langsung ditinggal. Mengandalkan orang lain buat membuangnya,” timpal salah seorang pengunjung yang duduk tidak jauh dari saya.

Dia lantas bercerita, di Jogja ada beberapa Circle K yang menyediakan dua tempat sampah: untuk sampah organik dan anorganik. Tujuannya tentu sebagai upaya untuk melakukan pemilahan sampah agar tidak campur aduk, sehingga proses pengolahannya bakal lebih mudah.

“Tapi di Jogja ini, Mas, rasanya mustahil membuat orang tahu bedanya fungsi dua tempat sampah itu,” lanjut si pengunjung.

Pasalnya, sering kali ada pengunjung yang membuang sampah organik di tempat sampah anorganik. Begitu juga sebaliknya. Pokoknya yang penting tempat sampah, jadi bisa untuk membuang segala jenis sampah.

“Saya pernah menegur orang, kalau organik jangan dibuang di tempat sampah anorganik. Malah direspons ketus, ‘Halah tempat sampah ya tempat sampah, sama aja’,” katanya. Jawaban itu membuatnya hanya tersenyum getir.

Pun, seperti yang saya singgung di awal tulisan ini, keberadaan sampah itu sangat merepotkan orang lain seperti pengunjung Cicle K yang saya temui malam itu. Sebab, kerap kali dia harus membersihkan meja terlebih dulu sebelum duduk menikmati camilan dan minuman yang dia beli.

Inisitaif yang jarang dimiliki banyak pengunjung

Pengunjung itu tak duduk lama. Usai sebatang rokok, camilan, dan minumannya tandas, dia lalu pamit pergi. Tapi, sebelum itu, dia mengemasi sampah-sampahnya sendiri.

Belum juga membuangnya di tempat sampah yang tersedia, dia tampak mengeluarkan tisu kering berukuran kecil dari tasnya. Dia lantas mengelap meja yang basah karena bekas minuman dingin yang dia beli.

Inisiatif yang, kalau melihat situasi beberapa Circle K di Jogja, rasanya kok jarang dimiliki oleh banyak pengunjung. Saya lalu menatap lekat-lekat tulisan “Yuk jaga kebersihan” di meja.

Kurang jelas apa ya perintah dalam tulisan ini? Apalagi tulisan itu menggunakan papan dan font yang cukup besar, bukan font kecil yang sulit dibaca.  

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Halaman dan Parkiran Indomaret Menguji Kesabaran, Isinya 4 Hal Menyebalkan sekaligus Merepotkan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

Terakhir diperbarui pada 26 Juni 2025 oleh

Tags: circle kcircle k jakalcircle k jogjacircle k kaliurangJogja
Iklan
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Festival Literasi Jogja 2025 di Yogyakarta: Contoh kegiatan literasi yang mengajak masyarakat berpikir aras tinggi MOJOK.CO
Aktual

Festival Literasi Jogja 2025 Ajak Masyarakat Berpikir Aras Tinggi di Tengah Tantangan Literasi Indonesia di Tingkat Dunia

9 Juli 2025
Bakmi Jawa di Jogja Tidak Semuanya Memuaskan, Wisatawan Sebaiknya Bisa Bedakan yang Enak dan Biasa Saja Agar Tidak Kecewa Mojok.co
Pojokan

Bakmi Jawa di Jogja Tidak Semuanya Memuaskan, Wisatawan Sebaiknya Bisa Bedakan yang Enak dan Biasa Saja

9 Juli 2025
Alasan Orang Jogja Malas Kulineran ke Sate Ratu Mojok.co
Pojokan

Alasan Orang Jogja Malas Kulineran ke Sate Ratu

8 Juli 2025
Angkringan Jogja Pamornya Tak Akan Pernah Meredup, meski Harganya Tak Lagi Bersahabat
Pojokan

Angkringan Jogja Pamornya Tak Akan Pernah Meredup, meski Harganya Tak Lagi Bersahabat

7 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Dosa Pedagang Merusak Kuah Bakso demi Cuan, Penuh Bahaya (Unsplash)

5 Dosa Pedagang Bakso Merusak Kuah Bakso demi Mendapatkan Cuan Besar Hingga Punya Banyak Cabang

9 Juli 2025
jurusan pariwisata. mojok.co

Kuliah di Jurusan Pariwisata Tak Semenyenangkan Kelihatannya, Niat Santai Malah Terbantai

3 Juli 2025
Nina Feast Meraup 17 Miliar per Tahun, tapi Malah Bikin Nangis MOJOK.CO

Menghitung Pendapatan Lagu Nina Feast yang Katanya Mencapai 17 Miliar per Tahun Hanya dari Spotify

8 Juli 2025
Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik

Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik

9 Juli 2025
Angkringan Jogja Pamornya Tak Akan Pernah Meredup, meski Harganya Tak Lagi Bersahabat

Angkringan Jogja Pamornya Tak Akan Pernah Meredup, meski Harganya Tak Lagi Bersahabat

7 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.