Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Orang Desa Pertama Kali Makan di Mie Gacoan: Demi Viral Malah Berujung Malu Perkara QRIS dan Sumpit

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
5 Juni 2025
A A
Cerita orang Rembang pertama kali makan di Mie Gacoan. Penuh kebingungan dan malu MOJOK.CO

Ilustrasi - Cerita orang Rembang pertama kali makan di Mie Gacoan. Penuh kebingungan dan malu. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bingung cara pesan di Mie Gacoan

Jujur saja, sejak di Surabaya dulu saya jarang makan di gerai-gerai terkenal. Saya pasti akan bingung bagaimana cara memesannya. Untungnya ada istri yang jauh lebih terbiasa. Jadi saya agak terbantu.

Tapi di Mie Gacoan Rembang siang itu, saya menyaksikan ada beberapa orang—mungkin orang desa dan baru pertama kali ke gerai modern seperti Mie Gacoan—benar-benar kebingungan perihal bagaimana caranya memesan.

“Saya pikir pesannya di depan. Pas mau pesan disuruh duduk dulu. Pesan lewat meja. Saya bingung,” ungkap seorang ibu-ibu yang datang bersama anaknya yang masih SD kepada salah seorang karyawan Mie Gacoan.

Sistem pesannya secara online melalui barcode yang terpajang di setiap meja. Metode seperti itu sungguh masih awam bagi masyarakat Rembang. Wajar saja jika masih banyak yang kebingungan.

Untungnya, si ibu punya inisiatif untuk tanya ke keryawan Mie Gacoan yang melintas untuk dijelaskan bagaimana seharusnya cara memesan makanan.

Malu tidak bisa pakai sumpit

Sering kali orang desa akan bermasalah jika berhadapan dengan sumpit. Dan itulah yang pernah saya rasakan sendiri saat pertama kali merantau ke Surabaya. Diajak makan pakai sumpit, jelas merucut-merucut.

Begitu juga yang terjadi siang itu. Di meja-meja terdekat saya, beberapa tampak coba-coba makan mie pakai sumpit. Tapi karena tak kunjung bisa, akhirnya memutuskan meminta ganti sendok saja.

Adik saya dan temannya pun demikian. Istri saya mengajari mereka bagaimana caranya menyumpit. Adik saya langsung bisa meski agak kaku, sementara temannya bersusah payah betul mencekeram mie di mejanya dengan sumpit.

“Angel tenan arep mangan mi wae (Susah betul mau makan mie aja),” keluh teman adik saya yang sontak kami sambut dengan tawa.

“Mentolo tak puluk wae (Keburu kumakan pakai tangan saja),” sambungnya.

Kata adik saya, sepulang dari Mie Gacoan, temannya itu mengaku malu betul karena tidak bisa makan pakai sumpit. Sementara orang-orang di sekelilingnya tampak seperti sudah menguasai metode makan dengan alat itu.

Bayar pakai QRIS itu apa?

Kebingungan pertama kali makan di Mie Gacoan masih berlanjut di meja kasir. Saat kasir menyebut nominal yang harus dibayar dan memberi pilihan: Mau (bayar) cash atau QRIS? Ada yang bisik-bisik: “QRIS itu apa?”

Masih banyak orang Rembang yang belum akrab dengan metode pembayaran QRIS. Dan memang masih banyak toko atau warung yang belum menggunakan metode tersebut.

Saya saja baru akrab dengan QRIS belakangan, karena sebelumnya sudah terlalu nyaman dengan cara konvensional.

Iklan

Terlepas dari kebingungan-kebingungan itu, keberadaan Mie Gacoan setidaknya memberi rasa percaya diri bagi orang Rembang—terutama kalangan anak muda. Sehingga ketika ada yang bertanya, “Di Rembang emang ada Mie Gacoan?” Maka tinggal jawab saja dengan mantap, “Ada dong!”.

Tidak seperti sebelum-sebelumnya yang pasti berujung jadi bahan ceng-cengan sebagai daerah tertinggal.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Susah Ngaku Orang Rembang: Dikira Jepara karena Nggak Terkenal, Jadi Guyonan karena Stasiun Kereta dan Klub Bola atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 6 Juni 2025 oleh

Tags: Mie Gacoanmie gacoana rembangpilihan redaksirembang
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO
Ragam

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO
Ragam

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO
Aktual

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.