Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Keraguan Para Perantau yang Mencoba Meneguhkan Hatinya untuk Tinggal di Jogja

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
10 Maret 2025
A A
Stasiun Lempuyangan, Jogja. MOJOK.CO

ilustrasi - bangunan Stasiun Lempuyangan, Jogja. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Memasrahkan diri di Stasiun Lempuyangan, Jogja

Selain Dea, saya juga pernah bertemu Fyden (20), mahasiswa baru yang pertama kali tiba di Stasiun Lempuyangan, Jogja pada 2024 yang lalu. Saat itu, saya hendak ke Surabaya dan menunggu kedatangan kereta. 

Saya melihat perempuan tersebut berkali-kali melirik gawainya. Seperti sedang memastikan nama stasiun, tempat ia turun. Ia sedikit kebingungan karena baru pertama kali naik kereta dan merantau ke Jogja. 

Ia lalu duduk di samping saya dan mengajak mengobrol, usai mengetahui saya dari Surabaya. Sedangkan, Fyden berasal dari Gresik. Tak jauh dari kota kelahiran saya. Ia sendiri asing dengan tulisan ‘Lempuyangan’ dan takut salah tempat pemberhentian. Namun, saya meyakinkannya.

Ia pun bercerita kalau hendak ke Jogja untuk kuliah. Beberapa minggu lagi, kuliahnya akan segera dimulai. Di sela-sela rasa senangnya itu, ia jadi ragu karena sudah diwanti-wanti orang tuanya agar bisa jaga diri.

“Aku tahunya Jogja tuh pergaulannya keras, sementara aku lulusan pesantren,” kata Fyden di bangku tunggu Stasiun Lempuyangan, Jogja.

Mulanya, Fyden mengaku Jogja hanya sebagai tempat pelarian. Sebagai lulusan pesantren, ia ingin bisa lebih bebas. Sebab, selama ini mayoritas kegiatannya hanya di pondok. Ia kurang nyaman jika kumpul lagi dengan teman-teman masa lalunya. 

“Lebih spesifiknya, aku nggak siap kalau harus kumpul dengan teman seangkatan jadi aku mutusin buat cari tempat yang setidaknya nggak banyak orang aku kenal, meskipun ada keraguan tadi,” kata Fyden.

Itulah kenapa Fyden tiba-tiba mengajak ngobrol saya, mungkin memang karena ingin menantang diri. Baik Dea dan Fyden adalah orang-orang yang baru pertama kali merantau di Jogja. Stasiun Lempuyangan menjadi garis start mereka bertaruh hidup.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Keluar Stasiun Lempuyangan Langsung Disuguhi Ketimpangan Hidup Warga Jogja atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 11 Maret 2025 oleh

Tags: kerja di jogjaKuliah di jogjaperantau di jogjastasiun di JogjaStasiun Lempuyangan
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Hadiah sepatu mahal merek Adidas untuk ibu dari gaji UMR Jogja. MOJOK.CO
Ragam

Tak Tega Lihat Ibu Sakit-sakitan, Akhirnya Belikan Sepatu Mahal dari Hasil Gaji UMR Jogja agar Ibu Lekas Sembuh

19 November 2025
terpaksa kerja di Jogja dan menolak tawaran kerja di Dubai. MOJOK.CO
Liputan

Menolak Kerja di Dubai yang Bergaji Puluhan Juta demi Temani Ibu yang Sedang Sakit dan Bertahan dengan Gaji UMR Jogja

18 November 2025
Realitas pekerja swasta di Jogja: sudah gaji kecil, resign kena denda, bertahan malah kena PHK tanpa pesangon MOJOK.CO
Ragam

Risiko Dobel-dobel Jadi Pekerja Swasta di Jogja: Gaji Kecil untuk Kerjaan Nggak Ngotak, Resign Kena Denda kalau Bertahan Malah Di-PHK

14 Oktober 2025
Beasiswa KIP Kuliah tak cukup bagi mahasiswa ISI Yogyakarta. MOJOK.CO
Kampus

Keluarga Melarat bikin Hidup Pas-pasan Selama Kuliah di ISI Jogja, meski Dapat Beasiswa KIP tapi Hanya Cukup untuk Biaya Nugas

22 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.