MOJOK.CO – Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto menyebut bahwa Menko Polhukam Mahfud MD telah dipertimbangkan partainya untuk dijadikan calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan.
Sugeng mengatakan, saat ini Mahfud MD tengah berada dalam radar Partai NasDem.
“Saya kira, pak Mahfud juga salah satu tokoh yang dalam radar kami,” kata Sugeng, dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (13/4/2023).
Sugeng menambahkan, bahwa menteri asal Madura itu merupakan sosok yang berintegritas. Mahfud pun punya pengalaman panjang dalam pemerintahan sejak era Presiden Gus Dur, sampai saat ini.
Lebih lanjut, ia juga menyebut Mahfud MD sebagai sosok akademisi yang telah dikenal kapabilitasnya.
“Dia ahli hukum tata negara yang cukup baik dan sangat, sekali lagi sangat kredibel, dan kita lihat juga integritasnya juga sangat baik,” imbuhnya.
Kendati demikian, ia mengakui koalisi belum memutuskan secara final siapa sosok yang akan didapuk sebagai cawapres pendamping Anies di Pemilu 2024. Bersama PKS dan Partai Demokrat, mereka masih menimang-nimang beberapa nama sebagai pendamping Anies.
“Ini kami masih menggodok lima nama, di antaranya ada nama pak Mahfud MD. Tren dinamika politik itu kan naik turun, tadinya kita lima nama, terus mengerucut tiga nama, sekarang menjadi lima nama lagi,” pungkasnya.
Pasangan sesama KAHMI
Lebih lanjut, Ketua DPP Partai NasDem Bidang Media Komunikasi Publik, Charles Meikyansah, juga mengakui bahwa nama Mahfud MD telah masuk radar partainya sebagai pendamping Anies Baswedan.
Kepada Kompas, Charles bahkan menyebut bahwa mantan hakim MK itu telah jadi perbincangan di internal Partai NasDem.
Menurut Charles, alasan terkuatnya karena Mahfud MD dianggap punya kredibilitas dan jejak integritasnya bagus, serta sedang menonjol akhir-akhir ini. Sehingga, faktor tersebut bisa berdampak positif bagi elektoral.
“Pak Mahfud MD adalah salah satu tokoh nasional yang punya integritas dan kredibilitas dan tercatat jejak karirnya selama ini,” kata Charles.
“Terlebih, hari ini Pak Mahfud banyak menjadi sorotan terkait beberapa isu yang sedang berkembang. Secara elektoral kondisi ini mungkin dapat menguntungkan bagi Pak Mahfud,” sambungnya.
Selain itu, lanjut Charles, baik Anies maupun Mahfud MD sama-sama dikenal sebagai tokoh di Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Faktor ini bisa jadi penting, karena dengan begitu kedua tokoh ini punya idealisme dan latar belakang seragam.
“Pak Mahfud juga punya hubungan yang baik dengan Pak Anies, terutama sebagai sesama tokoh nasional KAHMI, tentu ini tidak bisa dinafikan,” pungkasnya.
Demokrat menolak
Sampai saat ini, pihak Mahfud MD belum berkomentar secara lebih jelas soal rumor ini. Bahkan, bagi guru besar UII ini, wacana tersebut sekadar “bunga-bunga demokrasi” semata.
Sementara anggota lain Koalisi Perubahan, Partai Demokrat, menegaskan bahwa pihaknya secara tegas menolak wacana yang Partai NasDem gulirkan tersebut.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Irwan, alasannya jelas: Mahfud MD tak sesuai kriteria yang diajukan koalisi.
“Seperti yang termaktub dalam piagam koalisi perubahan dan persatuan, Partai Demokrat telah memberi mandat kepada capres untuk memilih calon pasangannya. Clear and clean di situ,” kata Irwan, dikutip Kamis (13/4/2023).
Bahkan, kata Irwan, Demokrat sama sekali tak pernah memikirkan usulan duet Anies-Mahfud. Sebab, sejak awal pihaknya telah menawarkan Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk menjadi cawapres pendamping Anies.
Terlebih, bagi Irwan, Mahfud MD bukanlah bagian dari simbol perubahan yang jadi idealisme koalisi. Melainkan bagian dari rezim yang saat ini berkuasa dan bukan kader partai anggota koalisi.
“Sederhananya, beliau (Mahfud) ini bukan simbol perubahan, tapi bagian dari rezim berkuasa saat ini, bukan kader partai Koalisi Perubahan dan Perbaikan, dan yang pasti visinya tidak sama dengan visi Anies Baswedan dan Partai Demokrat,” tegasnya.
Ia pun menjelaskan, bahwa dalam piagam Koalisi Perubahan, sudah ada lima kriteria cawapres yang disepakati.
Pertama, memiliki kontribusi signifikan pada pemenangan; kedua, bisa memperkuat barisan koalisi perubahan; ketiga, memiliki kapasitas dalam membantu jalannya pemerintahan dengan efektif; keempat, memiliki visi yang sama dengan capres; dan kelima, mampu membangun kerjasama tim sebagai dwitunggal.
“Nah kelimanya tidak ada yang masuk dengan pak Mahfud,” tegas Irwan.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Syarat Capres dan Cawapres, Nggak Boleh Punya Utang dan Patuh Bayar Pajak