Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

Mengenal Partai Hijau Indonesia: Suarakan Isu Lingkungan, Anti Mengultuskan Pemimpin

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
8 Februari 2023
A A
partai hijau indonesia

Ilustrasi mengenal Partai Hijau Indonesia (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK – Di negara kesejahteraan (welfare state), Partai Hijau seringkali menjadi alternatif dalam pemilu. Parpol ini diminati lantaran mengusung isu lingkungan sebagai prioritas. Di Indonesia, Partai Hijau sudah berdiri sejak satu dekade silam tapi masih belum tampak dalam peta kontestasi politik nasional. Mengapa demikian? Sebenarnya, apa yang ditawarkan Partai Hijau Indonesia?

Partai Hijau Indonesia (selanjutnya disebut ‘PHI’), merupakan gerakan yang hadir dalam merespon rendahnya perhatian warga tentang isu lingkungan di Indonesia. Padahal, isu tentang lingkungan sejatinya juga berkaitan erat dengan interaksi ekonomi dan politik di Indonesia.

Melansir laman resmi PHI di hijau.org, partai ini mengklaim mempraktikkan sistem demokrasi partisipatoris “holakrasi”, yakni sebuah model demokrasi baru yang mana tidak ada struktur hierarkis.

Tidak Ada Pengkultusan pada Pemimpin

Secara umum, dalam sistem holakrasi di PHI tidak ada ketua, melainkan presidium beranggotakan lima orang yang bekerja secara kolektif-kolegial. Para anggota ini punya peran dan tanggung jawab masing-masing yang sejajar serta tidak ada pimpinan atau bawahan.

Pendeknya, dalam bagan struktural hierarkis melibatkan kepemimpinan berelasi atas-bawah. Maka dalam “hola” lebih bersifat setara karena berbentuk lingkaran dan hanya ada lapisan lebih luar dan lebih dalam.

Dengan demikian, semua orang pun bisa menyampaikan gagasan dan ikut mengambil keputusan dengan kebebasan yang sama. Hal ini yang membuat PHI sangat berbeda dengan partai-partai yang lain.

Adapun, presidium nasional periode 2021-2026 diisi oleh tokoh-tokoh yang rekam jejaknya dalam isu lingkungan sudah tidak diragukan lagi. Antara lain Dimitri Dwi Putra, yang selama ini aktif mendorong Green Financing di Indonesia; Kristina Viri, aktivis perempuan yang aktif membahas isu sosial, politik, dan masyarakat; Nur Rosyid Murtadho atau Gus Roy.

Lalu ada juga perintis pesantren ekologi Misykat al-Anwar; Taibah Istiqamah, yang aktif mengkaji isu-isu politik dalam dan luar negeri. Serta John Muhammad, aktivis pentolan Reformasi 1998 sekaligus promotor demokrasi partisipatoris dalam ekologi digital.

Berdiri pada 5 Juni 2012, PHI tidak mengakui kepemimpinan tunggal yang kadang bertendensi mengkultuskan individu pemimpin. Presidium Nasional PHI, John Muhammad, dalam salah satu paparannya berjudul “Lengan Politik Masyarakat Sipil: Pengalaman dan Ikhtiar Partai Hijau Indonesia” menyebut, PHI merupakan partai yang tidak mengejar kekuasaan, namun lebih berusaha untuk mendorong pemberdayaan dan pemberian manfaat kepada masyarakat.

“PHI juga memegang enam prinsip politik yang merujuk pada Global Green Charter, antara lain keadilan sosial; demokrasi akar-rumput; keberlanjutan; tanpa kekerasan; kearifan ekologis; dan penghormatan pada perbedaan,” tulisnya, dikutip Selasa (7/2/2023).

Tantangan ke Depan

Di negara-negara kesejahteraan (welfare state), Partai Hijau seringkali menjadi alternatif dalam pemilu. Gagasan politik progresif, menjadi diminati lantaran menyentuh pokok permasalahan secara langsung ke akar rumput.

Sebut saja di Selandia Baru dengan Partai Hijau Aotearoa—PH tertua di dunia, atau di Australia (The Greens), yang selalu “merusak” suara mapan Partai Konservatif dan Partai Liberal. Bahkan, laporan Deutsche Welle (DW) menyebut mayoritas pemilih muda di Jerman pada 2021 lalu cenderung mendukung gagasan Partai Hijau.

Menurut jajak pendapat, lebih 18 persen pemilih berusia antara 16 sampai 24 tahun ingin memilih Partai Hijau—lebih banyak daripada partai lain. Di kalangan pemilih di bawah 30 tahun, Partai Hijau dan FDP (liberal) memang menang jauh dibanding partai-partai lain.

“FDP dan Partai Hijau memang menyasar pemilih muda, tidak hanya melalui topik dan fokus kampanye pemilu mereka, tapi juga komitmen perlindungan iklim” kata ilmuwan politik Anne Goldman dari Universitas Duisburg-Essen kepada DW.

Iklan

Minim perhatian

Kendati demikian, harus diakui bahwa topik lingkungan, khususnya perubahan iklim belum menjadi isu yang populer di Indonesia. Survei YouGov, misalnya, menemukan bahwa orang Indonesia “paling tidak percaya” dengan pemanasan global.

Laporan Climate Tracker juga menemukan bahwa isu lingkungan masih diabaikan dalam pemberitaan media. Tujuh media daring arus utama di Indonesia—dan yang terbesar—mayoritas menyorot isu lingkungan menggunakan perspektif ekonomi alih-alih ekologi.

Akan tetapi, Presidium Nasional PHI John Muhammad tetap percaya bahwa gagasan-gagasan PHI pada gilirannya akan sampai di masyarakat. Selama ini, komitmen mereka adalah harus menjadi perpanjangan tangan dari gerakan masyarakat sipil. Mulai dari gerakan lingkungan, antinuklir, masyarakat adat, mahasiswa, perempuan, kaum urban, HAM, antikorupsi, buruh, kaum marjinal, hingga kelas-kelas petani, nelayan, dan seterusnya.

Ia punya satu keyakinan, bahwa bahwa gerakan lingkungan pada akhirnya dapat menjadi perekat bagi mereka yang selama ini tidak punya wakil di pusat pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan.

“Jika pun ada aktivis yang menjadi wakil rakyat atau penguasa melalui partai-partai yang ada, nyaris semuanya gagal atau rentan dibajak oleh partai-partai konvensional,” tandasnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Amanatia Junda

BACA JUGA Walhi Ajak Pilih Pemimpin yang Sadar Isu Lingkungan

Terakhir diperbarui pada 8 Februari 2023 oleh

Tags: isu lingkunganparpolpartai hijauPartai Hijau IndonesiaPemilu 2024PHI
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, KKN Undip.MOJOK.CO
Kampus

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, Semua Urusan Jadi Mudah Meski Suasana Bikin Tak Betah

14 Juli 2024
Komeng: Olok-Olok Rakyat Biasa untuk Menertawakan Politik MOJOK.CO
Esai

Komeng Adalah Bentuk Olok-Olok Paling Menohok yang Mewakili Lapisan Masyarakat Biasa untuk Menertawakan Politik

19 Februari 2024
bayi prabowo gibran di sumatera selatan.MOJOK.CO
Ragam

Kisah Bidan yang Membantu Persalinan Bayi Bernama Prabowo Gibran di Sumatera Selatan

16 Februari 2024
Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul 15.00 MOJOK.CO
Aktual

Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul Tiga Sore

14 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.