ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul Tiga Sore

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
14 Februari 2024
0
A A
Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul 15.00 MOJOK.CO

Mbah Samirah (82) warga Wotawati Pucung, dijemput petugas untuk ikut mencoblos. (Agung P/Mojok.co)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Kampung Wotawati, Pucung di Gunungkidul ini unik. Matahari tenggelam di sekitar pukul 15.00 dan baru terlihat menyinari dusun sekitar pukul 10.00. Jadi salah satu Tempat Pemungutan Suara terpencil di Yogyakarta.

***

Sebagai anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas di TPS 001 di Dusun Wotawati, Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo Gunungkidul, Sumarwanto (32) terlihat tenang. Semua persiapan dan infrastruktur untuk pemungutan suara sudah siap. 

“Dari kelurahan semua logistik dikirimkan tadi siang, semua sudah siap. Di sini ada dua TPS, satu lagi ada di rumah pak dukuh,” katanya Rabu (13/2/2024). 

Saya datang ke Wotawati setelah bertanya ke Ketua KPU DIY, Ahmad Shidqi, lokasi TPS paling terpencil atau yang aksesnya sulit. Ada dua kampung yang ia berikan. Salah satunya Wotawati. 

Jalan yang menantang untuk yang tidak biasa

Jalan menuju kampung ini cukup menantang karena harus melewati turunan cukup tajam. Untungnya jalanann yang sudah dicor tidak membuat sulit warga setempat. Namun, tidak bagi orang-orang yang belum biasa.

Meski terpencil, nama Kampung Wotawati ini cukup terkenal karena merupakan kampung yang menempati lembah Bengawan Solo Purba. Salah satu keunikan kampung ini lainnya adalah matahari tenggelam lebih awal, yaitu sekitar pukul 15.00 dan muncul lebih lambat, antara pukul delapan hingga sepuluh pagi. 

Fenomena alam di Dusun Wotawati, matahari tenggelam lebih cepat MOJOK.CO
Fenomena alam di Dusun Wotawati, matahari tenggelam lebih cepat. (Agung P/Mojok.co)

“Kalau di sini meski matahari baru kelihatan jam 9, aktivitas warga ya tetap dari pagi. TPS ini mulai pukul 07.00,” kata Ketua KPPS 01 Wotawati Pucung, Siwi Purbandari (38), Kamis (14/2/2024). Di bulan-bulan tertentu, matahari baru kelihatan pukul 10.00 WIB.

Hal senada diungkapkan Ketua KPPS 02 Wotawari, Robi Hastanto (29) yang mengatakan, jam 7 tepat warga sudah datang untuk melakukan upacara. Dilanjutkan sumpang janji anggota KPPS.

“Warga sudah antri untuk mencoblos,” kata Robi. Di TPS 002 ada 156 Daftar Pemilih Tetap (DPT), tapi ada satu warga yang meninggal sehingga tersisa 155.

Menurut Robi, ada sebagian anak muda yang merantau di Kota Jogja maupun Jabodetabek yang kelihatannya nggak menggunakan hak suaranya. Hal ini karena sampai jelang pertengahan waktu pencoblosan, warga tersebut tidak terlihat. “Kami menunggu sampai pukul 12.00 untuk DPT, untuk DPK sampai pukul 13,” ujarnya.

Antusiasme warga untuk menggunakan hak suaranya terlihat dari Mbah Sumirah (82) dia yang kesulitan untuk berjalan minta petugas untuk menjemput di rumahnya. Untungnya rumah yang bersangkutan tidak jauh dari TPS.

“Putu-putuku ora mulih, mung aku karo anakku. Cucuku nggak pulang, cuma saya dan anak perempuan saya yang di rumah,” kata Mbah Sumirah.

Sejarah nama Wotawati, kampung peninggalan Majapahit

Sedikit tentang sejarah Wotawati saya dapatkan dari mantan Dukuh Wotawati, Suratin (68). Lebih dari 30 tahun ia menjadi dukuh di kampung yang dulunya merupakan sungai Bengawan Solo Purba. 

“Kisahnya bermula dari peperangan antara Majapahit dan kerajaan Demak. Ibaratnya perang antara bapak dan anak. Majapahit itu bapak dan Demak itu anak,” kata Mbah Suratin saat saya temui, Rabu (13/2/2024) di kediamannya. 

Salah seorang punggawa Kerajaan Majapahit, yaitu Raden Joyo Sukmo dan istrinya Ni Mas Arum Sumawati kemudian pergi dari Majapahit ke arah barat daya. Mereka kemudian melihat sebuah lembah yang subur. 

Di tempat itulah, kemudian mereka bersama pengikut-pengikutnya tinggal. “Suatu hari, Ni Mas Arum Sukmawati mengajak suaminya untuk jalan-jalan. Karena bekas Bengawan Solo Purba, ada kalenan, yang kemudian dibuat wot atau jembatan dari bambu,” kata Mbah Suratin. 

Jembatan dan wot dari bambu itu ternyata licin dan menyebabkan Ni Mas Arum Sukmawati kemudian terpeleset dan jatuh. Karena peristiwa itu, Raden Joyo Sukmo, kepada anak cucunya kemudian mengatakan, kampung yang mereka tempati namanya Wotawati dari kata “wot” dan “wati”. Setelah sekian lama, Raden Joyo Sukmo kemudian berpamitan kepada istri, anak, dan cucunya untuk mengikuti Raja Brawijaya V yang melarikan diri dari kejaran Demak di wilayah pantai selatan. 

“Gua Song Putri itu namanya juga dari Ni Mas Arum Sukmawati. Beliau tinggal di sini sampai kemudian moksa,” katanya. 

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA Panembahan Seloning, Adu Mancing, dan Pelarian Majapahit yang Memilih Bertapa

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 14 Februari 2024 oleh

Tags: gunungkidulmajapahitPemilu 2024wotawati
Iklan
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Soal Bus Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif Kalah dari Surabaya MOJOK.CO
Esai

Perkara Transportasi Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif dan Perlu Belajar dari Cara Surabaya Mengelola Trans Jatim Bus Jaka Tingkir

23 Mei 2025
Pantai Watu Kodok, Gunungkidul, wisata indah di Jogja yang sunyi tapi menjebak MOJOK.CO
Catatan

Pantai Watu Kodok Gunungkidul Jogja: Pantai Indah, Serba Murah, dan Tak Terlalu Terjamah. Tapi Hati-hati “Jebakan” di Sini

17 April 2025
Eko Jinawi: Menelisik Fenomena Santet dari Sebelum Majapahit Sampai Sekarang
Movi

Eko Jinawi: Menelisik Fenomena Santet dari Sebelum Majapahit Sampai Sekarang

18 Desember 2024
mahasiswa Singapura belajar masak di UNY Gunungkidul.MOJOK.CO
Pendidikan

Rombongan Mahasiswa Asal Singapura Belajar Bikin Klepon dan Combro di Gunungkidul

8 September 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Sampang dan Bangkalan, Pusat Keonaran Tiap Pemilu di Madura MOJOK.CO

Sampang dan Bangkalan, Pusat Keonaran Tiap Pemilu di Madura

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Melbourne, Australia lebih baik timbang Bordertown. MOJOK.CO

Pengalaman Pertama Orang Indonesia Pindah ke Bordertown, Malah bikin Syok karena Melbourne Lebih Menjanjikan

20 Mei 2025
Furniture untuk kamar anak MOJOK.CO

5 Furniture untuk Membuat Kamar Anak Terasa Nyaman dan Aman

21 Mei 2025
Sarung Atlas saksi kasih sayang ibu sepanjang usia MOJOK.CO

Sarung Atlas Saksi Kasih Sayang Ibu, Dari Belajar Sarungan hingga di Pelaminan

19 Mei 2025
Modal uang Rp3 ribu bisa naik kereta api dari Surabaya hingga Jakarta MOJOK.CO

Pengalaman Nekat dan Penuh Siasat Naik Kereta Api, Modal Rp3 Ribu buat ke Berbagai Kota Tanpa Diusir

21 Mei 2025
Kebahagiaan sesaat orangtua saat anak lolos UTBK-SNBT di kampus Bandung, dikira sibuk kuliah ternyata asyik pergaulan bebas MOJOK.CO

Kebahagiaan Sesaat Orangtua kala Anak Lolos UTBK, Dikira Serius Kuliah Malah Jadi “Aib Keluarga” karena Pergaulan

25 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.