Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Komen Versus

Bikin KBBI Adalah Pekerjaan Paling Sia-Sia

Prima Sulistya oleh Prima Sulistya
19 Oktober 2017
0
A A
170907 VERSUS KOREKSI KERTAS

170907 VERSUS KOREKSI KERTAS

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Orang yang tahu sedikit maupun banyak soal bahasa sudah capek berkaok-kaok bahwa di + sewakan ditulis menyambung dan di + sini dicantumkan terpisah. Namun, di tahun 2017 Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita masih saja menulis ditempat. Alhasil, di bulan Oktober yang merupakan Bulan Bahasa ini, saya rasa kebijaksanaan yang bisa dihayati ialah bahwa tidak ada pekerjaan yang lebih sia-sia daripada menyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia dan pedoman ejaan bahasa Indonesia.

Baiklah, kalian mungkin tidak peduli sebuah koma salah letak atau masa bodoh bahwa dikontrakkan mengandung dua k karena pembentuknya adalah kata kontrak yang diimbuhi di- dan –kan, tapi saya peduli.

Bahasa tulis itu lebih merepotkan daripada bahasa lisan karena tidak mencakup intonasi pengucapan dan, kadang, konteks situasi. Kalau menulis sampai lepas kontol, eh kontrol, sehingga salah tulis atau salah tanda baca sehingga penekanan kata jadi nggak sesuai dengan yang dimaksudkan semula, kan berabe, Bung. Paling sederhana sih cuma dikoreksi di depan umum atau diejek, menjadi parah kalau sampai mengubah makna. Sebagai penulis pemula dan editor amatir, mau tidak mau saya peduli.

Kisah salah tulis alias typo paling fenomenal yang pernah saya baca adalah tulisan Remy Sylado tentang typo dalam penulisan “Tuan Yesus” menjadi “Tuhan Yesus”. Edan euy, ada h menyempil saja sudah bisa mengubah tafsir.

(Dalam satu diskusi dengan teman yang belajar Sanskerta, tuan yang kita maksud sekarang dulu masih disebut tuhan. Ini soal fonem h yang dikikis dari kata-kata Indonesia hari ini, sebagaimana pada baharu yang menjadi baru, silahkan menjadi silakan, hadang menjadi adang, dst. Diskusi soal ini lain kali sajalah ya.)

Berhubung banyak penulis abai dengan aturan bahasa Indonesia, yang saya alami, teknis mengedit tulisan yang akan tayang di Mojok jadi lebih banyak berkutat di wilayah memperbaiki salah ketik. Mengedit jadi kerjaan dua kali: pertama, menyelesaikan problem typo; kedua, mengamati substansi.

Tiap naskah yang masuk ke Mojok minimal mengandung lima typo. Minimal. Kadang salah ketiknya masih manusiawi; jenis kesalahan yang saya masih bisa nebaklah. Semisal mengetik negara jadi Negara, ha itu pasti kelakuannya MS Word yang selalu, selalu saja otomatis mengapitalkan n pada negara, entah apa alasannya. Atau salah ketik halus menjadi halud, ah ini bisa diduga karena jarinya kepeleset satu tuts di keyboard laptop.

Di naskah-naskah tertentu—yang kalau saya lagi sial, kontennya bagus sehingga tidak bisa saya abaikan—saya bertemu penulis ugal-ugalan yang menabrak apa saja. Kapital di awal kalimat, koma, tanda seru, tanda tanya, spasi, huruf miring, tanda petik, ditabrak semua. Membaca tulisan seperti ini rasanya seperti habis ditabrak betulan: sakit jari kami, Bang.

Cuma, ada permakluman dari editor ketika bertemu kesembronoan macam itu. Tugas editor ya memang memberi tahu bahwa yang begini salah, yang begitu benar; bukan menyumpah-serapahi orang yang bisa jadi memang tidak tahu menulis yang tidak bikin sakit mata itu macam apa. Terlebih, selain ada orang yang memang tidak tahu, ada pula yang sengaja tidak patuh pada aturan baku yang dibuat Badan Bahasa sebagai bentuk perlawanan.

Argumen perlawanannya berkisar pada (1) Badan Bahasa kerap didapati tidak konsisten dengan aturannya sendiri, (2) aturan Badan Bahasa kadang tidak masuk akal, (3) Badan Bahasa masih sangat Orbais dan bias, dan (4) aturan bahasa saat ini adalah kelanjutan dari proyek politik yang lebih besar untuk membuat orang Indonesia tidak mampu membaca teks-teks pra-Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Soal ini juga jatah diskusi di lain hari.

Akan tetapi, bagi saya belum pengin melawan aturan bahasa saat ini, dibanding menyaksikan naskah-naskah amburadul yang masuk ke Mojok, yang lebih menyakitkan dan bikin pesimis justru ketika melihat pejabat negara atau lembaga negara sendiri tidak patuh pada aturan mereka.

Cobalah kawan lihat akun Twitter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kementerian yang mengatasi Badan Bahasa itu, serta situs web resmi Badan Bahasa sendiri. Alamakjang, menangis kami dibuatnya. Perih hati dan mata menyaksikan tweet-tweet semacam ini.

1. “Tiga Karakter Orang Ciptakan Anak Pesimis.” Aih, Kak, pesimis itu orangnya, sifatnya itu pesimistis.

2. “Bagi peserta seleksi #CPNSKemendikbud ,mohon terus memantau informasi di https://cpns.kemdikbud.go.id/ karena ada beberapa perubahan jadwal SKD.” Komanya itu, tolong-tolong, lah.

3. “Selamat pagi #SahabatDikbud, minum air putih saat bangun pagi, selain menyehatkan dpt membuat tubuh terasa lebih segar. Yuk minum air putih!” Min, setelah ucapan yang diikuti sapaan itu di antaranya dikasih koma dulu. Kayak, “Selamat pagi, Sahabat!” atau “Halo, Bu!”

4. “Bapak/Ibu anak sedang gemar bereksplorasi, karena bereksplorasi memberinya kesempatan untuk banyak belajar tentang dunia sekitar.” Saya menyerah, nggak tahu maksudnya apa.

5. “#SahabatDikbud adakah diantara kalian yang dapat memainkan wayang?” DIANTARA???

Ratapan batin itu masih berlanjut ketika masuk ke situs web Badan Bahasa.

mojok badan bahasa
Sumber

Sudahlah, contohnya cukup satu itu saking banyaknya yang saya temukan di situs web. Habis nanti umur saya mencermati kementerian yang ditulis menjadi kementrian, mengelakkan yang ditulis mengelakan, apa pun ditulis apapun, dst. Tidak dibayar pula.

Jadi, bisa bayangkan kan betapa sia-sianya pekerjaan Badan Bahasa yang setengah mati menyusun dan terus merevisi saban sepuluh tahun Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyosialisasikan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia, dan memperbarui situs web KBBI yang sekarang jadi bagus, lha wong admin Twitter dan penulis berita di lingkungan lembaganya sendiri abai kok.

 

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: bahasabulan bahasaEjaan Yang DisempurnakankamusKBBITypo
Iklan
Prima Sulistya

Prima Sulistya

Penulis dan penyunting, tinggal di Yogyakarta

Artikel Terkait

universitas brawijaya mojok.co malang
Kampus

Universitas Brawijaya, Universitas Malang tapi Rasa Jakarta

20 Februari 2025
kaum ngapak
Ragam

Orang Ngapak Melawan Rasisnya Warga Jakarta: ‘Bukan Dielek Ndeso, Aneh, Keras, Apalagi Bahasa Alien’

17 Januari 2025
Ini Bulan Bahasa (Hukum) Indonesia, yang Tidak Berkepentingan Silakan Keluar Ruangan
Esai

Ini Bulan Bahasa (Hukum) Indonesia, yang Tidak Berkepentingan Silakan Keluar Ruangan

28 Oktober 2022
Kata Paling Indah dalam Bahasa Indonesia untuk Menggantikan Istilah Hidrogen MOJOK.CO
Esai

Kata Paling Indah dalam Bahasa Indonesia untuk Menggantikan Istilah Hidrogen

17 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Getuk Magelang yang Perlu Diwaspadai Wisatawan, Pikir Lagi sebelum Beli

3 Getuk Magelang yang Perlu Diwaspadai Wisatawan, Pikir Lagi sebelum Beli

10 Juli 2025
3 Strategi Menikmati Kopi Klotok, Ujung Tombak Wisata Jogja (Hammam Izzudin:Mojok.co)

Kopi Klotok Jogja Bikin Malas Warga Lokal, tapi Dicintai Wisatawan meski Harus Antre Panjang sambil Berdiri Sampai 1 Jam

6 Juli 2025
Toyota Avanza Jawaban Nafsu ASN yang Gadai SK demi Beli Mobil MOJOK.CO

Toyota Avanza 2011, Mobil Bekas Terbaik untuk ASN yang Nafsu Menggadai SK Demi Membeli Mobil Setelah Resmi Menjadi Abdi Negara

11 Juli 2025
kampus di Indonesia.MOJOK.CO

Riset Kampus di Indonesia Cuma Jadi Sampah Ilmiah, Alarm Serius buat Binus hingga Unair yang Masuk Daftar Red Flag

9 Juli 2025
game clash of champions ala ruangguru. MOJOK.CO

Rakyat Jelata Tak Bisa Gembira dengan Pertunjukkan Clash of Champions, Cuman bikin Kesal Anak Broken Home yang Suka Adu Nasib

10 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.