Berbagai persiapan terus dilakukan menjelang perayaan Hari Raya Waisak 2569 BE/2025 yang dipusatkan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Salah satunya adalah menyiapkan sarana dan prasarana. Mulai dari panggung utama untuk detik-detik Waisak, hingga area parkir kendaraan para peserta.
Pantauan Mojok, Sabtu (10/5/2025) pagi, panitia dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) bersama Balai Konservasi Borobudur (BKB) mulai memasang berbagai ornamen perayaan. Antara lain panggung, kain-kain dekoratif, lampu, patung Buddha, hingga membersihkan area pelataran Candi Borobudur.
Layanan kesehatan gratis
Masih dalam pantauan Mojok, tenda-tenda di sekitaran candi juga banyak yang mulai didirikan. Tenda tersebut berisi beberapa layanan medis gratis bagi para pengunjung.

Menurut Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Febrina Intan, guna memastikan kelancaran acara, pihaknya memang menyiagakan tenaga medis dan enam unit ambulans dari rumah sakit terdekat.
Selain itu, dalam tenda-tenda layanan medis, nantinya para pengunjung perayaan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur juga dalam menikmati layanan pengobatan gratis, bedah minor, operasi gigi, hingga pembagian kacamata baca.
Persiapan sudah 80 persen
Febriana Intan menambahkan, panitia juga menyediakan penyediaan tempat parkir dan personel keamanan. Selain itu, pihaknya telah menyiapkan fasilitas parkir yang mampu menampung lebih dari 600 bus dan 60 mobil, serta tiga kantong parkir tambahan bekerja sama dengan masyarakat sekitar.
“Tidak ada lagi bus yang parkir sembarangan di sekitar Candi Borobudur sehingga mengganggu lalu lintas. Semua diarahkan ke kantong parkir yang sudah disiapkan,” ujarnya, Sabtu (10/5/2025).
Menurutnya, hingga Sabtu, persiapan Waisak 2025 telah mencapai 80 persen. Sisanya tinggal memasang ornamen kecil seperti bunga dan karpet di area panggung utama.

Makna Waisak 2025
Puncak detik-detik Waisak sendiri akan digelar pada Senin (12/5/2024) pukul 23.55.29 WIB di zona 1 pelataran Candi Borobudur. Tema Waisak 2569 BE/2025 adalah “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia” dengan subtema “Bersatu Mewujudkan Damai Waisak untuk Kebahagiaan Semua Makhluk.”
Sebelumnya, Pembimbing Masyarakat Buddha Kementerian Agama Jawa Tengah, Karbono menegaskan bahwa perayaan Waisak tidak hanya menjadi momentum religius, tetapi juga bagian dari gerakan kolektif seluruh umat untuk melatih diri. Karbona berujar manusia dapat menguatkan praktik dhamma.
“Mari kita hadirkan perwujudan nilai-nilai Buddhis dalam praktik kehidupan nyata. Menciptakan ruang pertemuan antara nilai spiritual dengan aksi sosial, antara sakralitas dan kemanusiaan,” ucap Karbono, di Magelang, Kamis (8/5/2025).
“Melalui pendekatan ini, Waisak bukan hanya dirayakan secara ritualistik, tetapi menjadi sumber transformasi nyata. Sekaligus memberi manfaat bagi umat dan masyarakat luas,” lanjutnya.

Tokoh agama Bhikkhu Dhammavuddho Thera berujar ajaran Sang Buddha mendorong umatnya menjaga kedamaian dan kerukanan beragama melalui Saraniya Dhamma Sutta. Ajaran tersebut mengandung enam nilai kehidupan yakni Mettakaya Kamma, Mettavaci Kamma, Mettamano Kamma, Sadharanaboghi, Silaamannata, dan Ditthisamannata.
Mettakaya Kamma berarti menyebarkan cinta kasih melalui perbuatan, Mettavaci Kamma berarti melalui ucapan, Mettamano Kamma berarti dari pikiran. Lalu, Sadharanaboghi artinya selalu berbagi pada sesama, Silaamannata yakni menjalankan kehidupan yang bermoral, sedangkan Ditthisamannata berarti melandaskan ada pandangan akan kebenaran yang sama.
“Makna spiritual dari Waisak di kawasan Candi Borobudur tidak hanya berakar pada ritual atau seremonial semata, tetapi mencakup penghayatan mendalam terhadap ajaran Buddha yang menyentuh dimensi batin, kesadaran, dan tujuan hidup manusia. Perayaan ini menjadi momen kontemplatif, reflektif, dan transformasional yang sangat penting bagi umat Buddha,“ jelas Bhante Dhammavuddho di Magelang.
Reporter: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Waisak 2025: Puluhan Biksu akan “Pekikan” Perdamaian Dunia di Tanah Magelang