MOJOK.CO – Dari sekian banyak jalan, ternyata ada nama jalan pertama di Jogja. Nama jalan ini mulai ada di tahun 1903.
Terdapat banyak nama jalan di Yogyakarta. Total, jumlahnya mencapai 500-an. Ada Jalan Affandi yang punya sejarah panjang revolusi, Jalan Kaliurang yang tak pernah sepi, hingga Jalan Kusumanegara yang tiap hari selalu warga Yogyakarta keluhkan.
Selain itu, nama-nama jalan baru juga kerap bermunculan mengganti jalan lama atau yang belum ada namanya. Misalnya, per 2017 lalu, ruas jalan di Ringroad saja masing-masing diberi nama.
Antara lain ruas Ringroad Barat bagian utara punya nama Jalan Siliwangi, sementara ruas paling selatan punya nama Jalan Brawijaya. Kemudian Ringroad Utara berganti namanya menjadi Jalan Pajajaran.
Adapun Jalan Majapahit mengganti nama Ringroad Timur. Sementara Ringroad Selatan punya dua nama jalan, yakni Jalan Ahmad Yani yang membentang dari simpang empat Jalan Wonosari hingga simpang empat Jalan Imogiri Barat, dan Jalan Prof Dr Wirjono Prodjodikoro untuk seterusnya.
Namun, bisakah kalian menebak, apa nama jalan pertama di Yogyakarta dan di mana lokasinya sekarang?
Nama jalan pertama di Jogja muncul pada 1903
Saat wilayah-wilayah lain seperti Batavia, Buitenzorg (Bogor), Semarang, Surabaya bahkan Bandung pada 1890-an sudah punya nama jalan, di Jogja sama sekali belum punya. Nama jalan di Yogyakarta pertama kali teridentifikasi dalam peta tahun 1903.
Pada masa tersebut, jalan yang sudah teridentifikasi di Yogyakarta merupakan Groote Weg atau “jalan nasional”. Ia membentang dari Magelang hingga Ngabean kemudian menuju ke arah Cilacap. Selain rute ini, jalan-jalan lain belum punya nama.
Sepanjang rute ini, hanya ada tiga jalan yang sudah punya nama, yakni “Residentie Straat”, “Patjinan”, dan “Malioboro”.
Residentie Straat adalah Jalan Margo Mulyo di masa sekarang yang menuju ke arah Alun-Alun Utara; kemudian Patjinan merupakan sebagian Jalan Margo Mulyo yang menuju ke arah Malioboro; dan Malioboro, nama dan lokasinya tak berubah hingga hari ini.
Sebagai informasi, dalam nomenklatur penamaan jalan oleh pemerintah Hindia Belanda kala itu, ada beberapa strata. Misalnya, jalan yang berakhiran kata “weg” dan “straat” merupakan jalan nasional; jalan yang berakhiran “laan” merupakan jalan kategori ramai; sementara yang tanpa akhiran dua kata itu, seperti Malioboro dan Patjinan (pecinan), sekadar untuk menandai area pemukiman.
Dari waktu ke waktu, terhitung sejak 1905-1925, terdapat beberapa jalan lagi yang ditambahkan. Antara lain Kraton Weg yang membelah Alun-Alun Utara dengan Keraton Yogyakarta; Kaoeman Weg yang menghubungkan Kampung Kauman dengan keraton, Groote Pasar Weg yang sekarang jadi Jalan Pabringan, Kadaster straat (kini Jalan Pangurakan), Kantoor laan (Jalan Reksobayan), Beska laan (Jalan Beskalan) dan Ngabean straat (Jalan Ahmad Dahlan).
Baca halaman selanjutnya…
Yang berbeda dari nama jalan di Jogja dibanding daerah lain