MOJOK.CO – Musim liburan telah tiba, rencana berwisata pun mulai disiapkan. Selain tamasya ke tengah kota atau berwisata belanja, mengunjungi objek wisata alam di jogja juga menjadi pilihan tepat untuk melepas kepenatan.
Buat kalian yang ingin berkunjung ke wisata alam yang berada di Jogja, lokasi-lokasi berikut ini wajib masuk ke dalam daftar. Selain karena sedang viral, tempat-tempat ini juga menawarkan keindahan alam yang mempesona.
Berikut ini Mojok menyajikan rekomendasi 10 wisata alam di Jogja yang wajib dikunjungi.
#1 Wisata Alam Kalibiru
Rekomendasi objek wisata alam viral yang pertama adalah Wisata Alam Kalibiru. Berlokasi di Desa Hargowilis, Kokap, Kabupaten Kulonprogo, wisata alam ini menarik minat pengunjung karena menyediakan banyak spot foto yang instagramable.
Salah satu spot foto yang paling banyak dikunjungi adalah menara pandang. Dari spot ini, kalian bisa langsung menikmati keindahan Pegunungan Menoreh dan Waduk Sermo dari atas ketinggian.
Harga tiket masuk ke objek wisata ini sangat ramah di kantong, yakni Rp10.000 saja. Namun, buat kalian yang ingin mengambil foto di beberapa spot, terdapat biaya tambahan.
#2 Air Terjun Kedung Pedut
Selain Wisata Alam Kalibiru, Kulonprogo juga memiliki wisata alam lain yang tak kalah menarik, yakni Air Terjun Kedung Pedut. Berlokasi di Desa Jatimulyo, Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, kawasan air terjun ini juga berada di area perbukitan.
Keunikan air terjun ini terletak pada warna airnya yang begitu bening dengan dua warna, hijau tosca dan berwarna putih. Selain itu, kalian juga bisa menjumpai kolam-kolam kecil atau kedung yang tersebar di lokasi ini sebagai tempat pemandian.
#3 Curug Luweng Sampang
Rekomendasi berikutnya masih seputar air terjun, tapi dengan “konsep” yang agak berbeda. Dalam bahasa Jawa, kata “luweng” berarti lubang di tanah. Dengan demikian, nama Curug Luweng Sampang punya maksud “air terjun yang mengalir ke lubang tanah”.
Sesuai namanya, di sini kalian akan disajikan keindahan air terjun yang mengalir dan jatuh ke dalam luweng. Suara aliran dan gemricik air jatuh menambah suasana santai di curug ini.
Berlokasi di Desa Sampang, Gedangsari, Gunungkidul, objek wisata alam ini masih bebas dikunjungi alias tidak dipungut biaya tiket masuk. Namun, akses ke lokasi ini masih kurang memadai, sehingga kalian direkomendasi untuk berkunjung menggunakan sepeda motor.
#4 Taman Sungai Mudal
Terletak di kawasan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Sungai Mudal merupakan mata air yang memancar dari kedalaman gua. Dinamakan “Mudal” karena sumber air ini selalu memancarkan air sepanjang tahun, sehingga dapat mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga sekitar melalui pipa-pipa.
Selain menikmati wisata air, di sini juga tersedia gazebo-gazebo beratap ijuk dan beberapa spot foto yang menarik bagi para pengunjung.
Di Taman Sungai Mudal juga terdapat area camping ground berlatar bukit, yang jika beruntung, pegunjung akan bertemu dengan kawanan monyet ekor panjang (binatang langka dan dilindungi).
#5 Kebun Buah Mangunan
Bergeser ke wilayah Bantul, terdapat Kebun Buah Mangunan, sebuah desa wisata yang terletak di Desa Dlingo, Mangunan. Tempat wisata ini menjadi pilihan terbaik, bagi kalian yang ingin menikmati aneka ragam wahana menarik dari atas ketinggian.
Kebun Buah Mangunan berlokasi di puncak gunung dengan ketinggian kurang lebih 200 mdpl. Dengan demikian, di sini kalian bisa menikmati pemandangan menarik dari atas puncak, seperti hutan sejauh mata memandang, kabut-kabut yang menyelimuti Jogja, dan tentunya sunrise. Maka, tak heran jika lokasi ini punya nama lain “Negeri di Atas Awan”.
Selain keindahan alam, sekitar Kebun Buah Mangunan juga terdapat area wisata lain. Seperti Akar Langit, Puncak Becici, dan Pinus Pengger.
#6 Pinus Pengger
Selain kebun buah, Mangunan juga punya satu hutan pinus yang menarik untuk dikunjungi. Namanya Pinus Pengger.
Wisata alam ini mulai ramai dikunjungi, bahkan tak jarang dijadikan lokasi syuting sinetron, film, atau video klip. Selain menawarkan pemandangan alam dari ketinggian, Pinus Pengger juga memiliki banyak spot foto yang tentunya instagramable.
Di sini, ada sekitar tujuh spot foto dengan beragam bentuk telapak tangan, jempol, hingga jembatan setengah lingkaran.
#7 Bukit Klangon
Bukit Klangon termasuk wisata alam yang mendadak viral baru-baru ini. Meski baru banyak dikenal, sebenarnya objek wisata ini sudah dibuka untuk umum pada tahun 2011 lalu.
Berlokasi di Desa Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, wisata ini menyajikan keindahan lanskap alam bawah lereng Gunung Merapi. Selain itu, tempat ini juga terkenal karena sering dijadikan lokasi bumi perkemahan.
#8 Lava Bantal
Beralamat di Desa Kalitirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Lava Bantal jadi lokasi yang menarik karena merupakan salah satu geoheritage di Jogja.
Sama seperti Bukit Klangon, Lava Bantal adalah obyek wisata yang terbentuk setelah adanya kejadian tertentu di alam, seperti gunung meletus, gempa bumi, atau kejadian alam lainnya.
Di lokasi ini, kalian dapat menikmati tubing dengan perahu karet di sepanjang aliran sungai Lava Bantal. Selain itu, ada banyak spot foto yang bisa dikunjungi.
#9 Blue Lagoon
Selanjutnya ada objek wisata yang terletak di Desa Widodomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman bernama Tirta Budi atau yang terkenal dengan sebutan “Blue Lagoon”.
Objek wisata ini disebut Blue Lagoon karena airnya berwarna biru dan bening, laiknya oase di padang pasir. Pemandian ini sendiri berupa kolam yang tidak begitu besar, dengan pancuran kecil di tengahnya.
Dulunya, pemandian ini biasa digunakan oleh warga sekitar untuk aktivitas sehari-hari. Namun, karena keindahan dari tempat ini akhirnya banyak orang yang berminat untuk berkunjung dan ikut mandi di sana.
#10 Gumuk Pasir Parangkusumo
Terakhir, jika sedang berkunjung ke Pantai Parangtritis, sebaiknya kalian juga menyambangi wisata alam yang satu ini, yakni Gumuk Pasir Parangkusumo. Lokasinya sendiri tak jauh dari Pantai Parangtriris. Di sini, kalian bisa duduk-duduk dan berfoto maupun bermain sandboarding.
Gumuk Pasir Parangkusumo sebenarnya sudah lama viral. Namun, dijadikannya objek wisata ini sebagai lokasi syuting film Qodrat (2022) baru-baru ini, menjadikannya makin banyak diperbincangkan.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi
