ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Kilas

Cara Seniman Melepas Kepergian Djoko Pekik ke Peristirahatan Terakhir

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
13 Agustus 2023
0
A A
Sejumlah seniman melukis on the spot di Sembungan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Minggu (13/08/2023). MOJOK.CO

Sejumlah seniman melukis on the spot di Sembungan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Minggu (13/08/2023). (Yvesta Ayu/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Seniman di Yogyakarta punya cara tersendiri menyikapi meninggalnya maestro seni lukis Indonesia, Djoko Pekik. Mereka justru merayakan kesedihan dengan bersukacita.

Para seniman merayakan kesedihan mereka dengan bersemangat melukis on the spot secara bersama-sama di rumah duka Djoko Pekik di Sembungan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Minggu (13/08/2023). Ini adalah cara mereka untuk melepas kepergian seniman itu ke peristirahatan terakhir.

Mereka membawa kanvas dan cat untuk melukis gambar diri Djoko Pekik. Juga melukis binatang celeng yang sering menjadi obyek lukisan seniman lintas zaman tersebut.

Salah seorang inisiator melukis bersama, Titi Budiono mengungkapkan, gagasan melukis on the spot berawal dari budayawan Sindhunata. Saat menjenguk jenazah Djoko Pekik di RS Panti Rapih, Sindhunata menyampaikan bila seniman itu tidak menyukai orang-orang bersedih bila kehilangannya.

“Pak Pekik suka yang sifatnya kegembiraan walaupun untuk pemakaman. Kalau sedang berduka, duka itu harus diubah menjadi satu sukacita. Tidak harus kita menangisi atau meratapi kepergian karena yang sudah pergi itu yang sudah lepas dari segala penderitaan. Tinggal kita yang menyikapinya. Karena itu kami akhirnya menggelar acara melukis bersama di sini untuk melepas kepergian, Pak Pekik,” jelasnya.

Dipamerkan Bentara Budaya Yogyakarta

Karya-karya peserta yang melukis bersama, lanjut Titi tidak akan hilang begitu saja. Mereka akan menggelar pameran di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) dalam peringatan 40 hari kematian Djoko Pekik mendatang.

“Kita akan kumpulkan karya-karya itu untuk dipamerkan bersama,” jelasnya.

Selain melukis bersama, lanjut Titi, sejumlah seniman lain juga ikut serta melepas kepergian Djoko Pekik dengan melakukan performing art. Di antaranya Sri Krisha Encik yang menyanyikan lagu.

Sedangkan seniman Bambang Paningron dan Kinanti Sekar menampilkan tarian dalam acara pelepasan jenazah tersebut. Setiap seniman yang datang pun diperbolehkan menampilkan kreasi kesenian mereka.

“Mbak Endah Laras (sinden asal Solo-red) juga ikut tampil dalam performing art ini,” jelasnya.

Saat pemberangkatan jenazah pada pukul 13.00 WIB, sejumlah seniman menandu peti mati. Suara gamelan mengiringi pelepasan jenazah ke makam seniman.

“Pak Pardiman(seniman karawitan-red) melanggamkan gending jawa selama pelepasan jenasah. Semuanya kesukaan Pak Djoko Pekik,” ujar Titi.

Djoko Pekik dimakamkan di Imogiri

Sementara saat pemakaman jenazah Djoko Pekik di Makam Seniman Imogiri, kawan-kawannya sesama seniman menyerahkannya kepada pihak keluarga. Hal itu agar acara menjadi semakin khidmat.

“Pak Pekik sebelum meninggal minta semua berkumpul dan bikin acara, ternyata ini untuk pemakaman,” paparnya.

Sementara Sri Krisha Encik mengungkapkan, dia menampilkan beberapa lagu yang terinspirasi karya-karya Djoko Pekik. Di antaranya lagu “Celeng Degleng” dan “Kita Berteman Sudah Lama”.

“Lagu Celeng Degleng saya buat memang karena terinspirasi karya pak Djoko Pekik,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Mengenang Djoko Pekik Lewat Karya, dari Lukisan Berburu Celeng hingga Stasiun Ngabean

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2023 oleh

Tags: Djoko PekiklukisanSeni rupaseniman jogja
Iklan
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Seniman lokal di Jogja. MOJOK.CO
Aktual

Upaya Seniman Lokal Jogja Tetap Eksis di Tengah Kondisi Ekonomi yang Menghimpit

24 Maret 2025
Perjalanan Nanang, Tunanetra yang Diusir karena Buka Jasa Pijat di Malioboro hingga Menjadi Seniman Jogja. MOJOK.CO
Sosok

Perjalanan Nanang, Tunanetra yang Diusir karena Buka Jasa Pijat di Malioboro hingga Menjadi Seniman Raba

8 Januari 2025
Kurator Suwarno Wisetrotomo Melarang Pemasangan Lukisan Yos Suprapto di Pameran Galeri Nasional Indonesia. MOJOK.CO
Aktual

Kurator Suwarno: Saya Nggak Mau Pasang Lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia, Bukan Soal Takut atau Tidak Takut

24 Desember 2024
Dolorosa Sinaga maestro pematung yang mengangkat isu kekerasan, menggelar pameran seni rupa di Jogja. MOJOK.CO
Ragam

Rekaman Kekerasan dalam Patung-patung Dolorosa Sinaga

30 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

cikarang.MOJOK.CO

Ironi Cikarang, Favorit Perantau Cari Kerja tapi Banyak Warganya Susah Dapat Kerja: “Nganggur di Negeri 1.001 Pabrik”

10 Juni 2025
Menyaksikan Kegilaan dari Dalam Bus Bagong dan Harapan Jaya MOJOK.CO

Menyaksikan Kegilaan Sopir Harapan Jaya dan Bus Bagong dari Dalam Bus, Menjadi Saksi Kehidupan Bus yang Selalu Dianggap Biang Masalah Jalanan

13 Juni 2025
Jadi driver Gojek buat cari duit malah tekor terus kena order fiktf, hidup tertolong promo MOJOK.CO

Jadi Driver Gojek untuk Cari Duit Malah Tekor Terus Kena Order Fiktif, Hidup Tertolong Promo

13 Juni 2025
Bus Eka lebih baik ketimbang bus Sugeng Rahayu. MOJOK.CO

Sama-sama Bus Patas dengan Harga Ekonomis, tapi Bus Eka Lebih Menjamin Keselamatan Saya dibandingkan Sugeng Rahayu

10 Juni 2025
Fadli Zon menyangkal pemerkosaan massal dalam kerusuhan 1998. MOJOK.CO

Menyangkal Pemerkosaan Massal 1998 adalah Bentuk Pelecehan Dua Kali: Fadli Zon Seharusnya Minta Maaf, meskipun Maaf Saja Tak Cukup

16 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.