Walau Buruh Sudah Dibohongi Anies-Sandi, Kenapa Mogok Nasional Belum Ada Juga? - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Walau Buruh Sudah Dibohongi Anies-Sandi, Kenapa Mogok Nasional Belum Ada Juga?

Sarinah oleh Sarinah
15 November 2017
0
A A
buruh-mogok-nasional-mojok

buruh-mogok-nasional-mojok

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Penetapan upah minimum tahun 2018 sepertinya yang paling penuh drama ketimbang yang sudah-sudah. Anies-Sandi yang dulu dielu-elukan dan disanjung setinggi langit oleh buruh pendukungnya kini dicap pembohong. Anies-Sandi ternyata sama saja dengan kepala daerah lainnya, ujung-ujungnya mengikuti PP 78/2015 dalam menetapkan upah.

Dulu buruh pendukung Anies-Sandi mati-matian memenangkan jagoannya. Mereka sampai ikut-ikutan menistakan Ahok. Puncaknya, buruh nekat membakar karangan bunga yang diperuntukkan untuk Ahok. Alasannya, bunga-bunga itu dianggap mengotori jalan dan mereka hanya membantu pemda untuk membersihkan. Entah siapa yang cukup bodoh untuk percaya alasan itu.

Sekarang buruh-buruh ini betul-betul merasa ditipu. Klimaksnya, mereka kembali mendatangi Balai Kota DKI Jakarta untuk mengutuk Anies-Sandi dengan gelar “Bapak Upah Murah”—gelar yang dulu pernah mereka sematkan kepada Jokowi.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPI) sekaligus Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Said Iqbal bahkan mengatakan, Ahok lebih baik daripada Anies-Sandi. Nggak salah dengar nih? Ahok yang kafir, Cina, mulutnya tidak tahu sopan santun, dan sekarang lagi dipenjara itu ternyata bisa lebih kesatria dalam soal penetapan upah minimum?

Meski Anies-Sandi sudah dicap lebih parah daripada Ahok dan dinobatkan sebagai “Bapak Upah Murah”, anehnya Said Iqbal belum juga mengeluarkan pernyataan pamungkasnya; pernyataan yang selalu keluar setiap tahunnya sejak 2012; pernyataan yang selalu membuat penguasa negeri ini menjadi kalang kabut dan ketar-ketir; pernyataan yang membuat kapitalis kelabakan; pernyataan yang masih terdengar pada pengujung 2016 lalu: apalagi kalau bukan “mogok nasional”.

Baca Juga:

Ganjar Pranowo: Dihindari Partai, Disayang Publik dan Lembaga Survei

Anies Baswedan, Jangan Anggap Enteng Ambruknya Pagar Tribun Utara JIS

Kuskridho Ambardi: Gejolak Capres-Cawapres 2024 hingga Taruhan Alphard

Setelah tertawa terguling-guling karena melihat Said Iqbal menyobek kontrak politik, saya pun mendapatkan ilham jawaban di balik absennya Said Iqbal melontarkan kata angker mogok nasional.

Pertama, mogok nasional hanya ditujukan untuk Jokowi dan Ahok saja. Dalam hal ini, Jokowi dan Ahok patut berbangga karena diistimewakan oleh buruh KSPI. Tidak gampang untuk menjadi seorang penguasa yang menjadi langganan hadiah senjata pamungkas kaum buruh.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang punya prestasi penangguhan upah yang lebih banyak daripada Jokowi dan Ahok tak pernah dihadiahi mogok nasional. Contohnya, tahun 2014 Aher mengabulkan penangguhan upah untuk 166 perusahaan di Jawa Barat, sedangkan penangguhan upah di DKI Jakarta yang diterima hanya 16 perusahaan. Aksi-aksi ke Gedung Sate dan menggugat penangguhan upah di Pengadilan Tata Usaha (PTUN) Jawa Barat memang dilakukan, tapi tak pernah ada serangan kepada Aher secara personal, apalagi dianggap sebagai biang kerok upah murah. Semuanya salah Jokowi-Ahok.

Meski anggota KSPI kebanyakan berada di Jawa Barat, tapi sepertinya mereka lebih bersemangat demo ke Balai Kota DKI ketimbang ke Gedung Sate. Kalau disentil soal ini, jawabannya selalu: karena upah DKI adalah tolak ukur sehingga harus tinggi, agar daerah lain lebih gampang naiknya. Kayak orang nggak tahu aja kalau pimpinan teras KSPI banyak yang anggota PKS. Kalau Anies-Sandi masuk PKS, tentu drama ini tak akan terjadi.

Kedua, mogok nasional itu memang nggak gampang. Tidak segampang mulutnya Said Iqbal saat ngasih instruksi. Dalam hukum ketenagakerjaan, istilah “mogok nasional” tidak dikenal. UU Ketenagakerjaan hanya mengakui pemogokan yang sah sebagai akibat dari gagalnya perundingan yang dinyatakan deadlock oleh pengusaha dan pekerja dalam risalah perundingan. Selain itu, buruh harus melayangkan surat pemberitahuan kepada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan pengusaha minimal tujuh hari sebelum pemogokan.

Jadi, mogok kerja tanpa ada masalah yang sedang dirundingkan terlebih dahulu disebut sebagai “mogok spontan”. Pada dasarnya mogok spontan dianggap ilegal oleh negara. Kalau berhenti kerja begitu saja, maka jatuhnya dianggap mangkir kerja. Lima hari berturut-turut tidak masuk kerja, dianggap mengundurkan diri.

Oleh karena payung hukumnya tidak ada, mogok nasional memerlukan militansi yang lebih besar. Risikonya besar. Kekompakan adalah kunci agar tidak mendapat hukuman sesudah pemogokan dilakukan. Jika sebagian buruh berhenti kerja sementara sebagian lainnya masih kerja, pengusaha bisa menggantikan buruh yang mogok dengan mudah. Secara, banyak pengangguran di luar sana yang ngantre untuk kerja di pabrik kendati dengan membayar jutaan rupiah kepada calo.

Persoalan lainnya, di pabrik banyak buruh kontrak yang kurang berminat mengikuti mogok nasional karena rentan dipecat. Buruh kontrak siap menjalankan produksi apabila buruh anggota serikat mogok kerja. Tidak adanya advokasi yang serius untuk buruh kontrak di tempat kerja membuat buruh dengan status kontrak merajalela. Coba aja ajak mereka mogok, paling-paling mereka jawab, “Maaf, Mas, Mbak, saya takut tidak diperpanjang, kreditan motor saya belum lunas.”

Setelah segala halangan dan rintangan, hebatnya pengurus serikat bisa menyiasati dengan mogok boong-boongan. Buruh sif 2 dan sif 3 disuruh berkumpul di depan pabrik, tapi buruh sif 1 masih kerja di dalam pabrik. Aktivis Kiri yang melihat pemandangan di depan pabrik pun terharu, revolusi sudah di depan mata!

Ketiga, buruh bosan jadi tumbal. Sudah menjadi rahasia umum di kalangan buruh KSPI kalau saat mogok nasional, pabrik tempat kerja para pengurus cabang dan pengurus pusat biasanya tidak berhenti produksi.

Setelah mogok nasional jilid 2 pada 2013, Said Iqbal pernah mengumpulkan para pengurus KSPI untuk dimintai pertanggungjawaban. Surat pernyataan patuh instruksi pun disiapkan dan para pengurus disuruh tanda tangan. Tapi, apakah pabrik tempat kerja Said Iqbal sendiri pernah mogok?

Alhasil, buruh yang sudah keluar dari pabrik lain masih harus menggedor pabrik-pabrik tempat kerja para pengurus KSPI agar buruhnya keluar.

“Apaan sih ini gedor-gedor pabrik orang?!” Wajar lah, orang yang menginstruksikan kok pabrik tempat kerjanya sendiri nggak berhenti? Situ sudah ada deal-deal ya sama manajemen?

Akhirnya, drama pemogokan berakhir dengan pemecatan terhadap buruh yang patuh menjalankan instruksi pemogokan dari pimpinan organisasi. Sementara, buruh-buruh di pabrik yang masih bisa dikondisikan untuk tetap kerja, selamat. Buruh-buruh yang dipecat itu diadvokasi agar mendapatkan pesangon yang setinggi-tingginya dan tak lupa potongan dua persen untuk setoran ke serikat.

Tags: Anies Baswedanburuhkspimogokmogok nasionalsaid iqbalsandiumrupah buruh
Sarinah

Sarinah

Artikel Terkait

Ganjar Pranowo Dihindari Partai, Disayang Publik dan Lembaga Survei MOJOK.CO

Ganjar Pranowo: Dihindari Partai, Disayang Publik dan Lembaga Survei

17 Agustus 2022
Anies Baswedan, Jangan Anggap Enteng Ambruknya Pagar Tribun Utara JIS MOJOK.CO

Anies Baswedan, Jangan Anggap Enteng Ambruknya Pagar Tribun Utara JIS

27 Juli 2022
Kuskridho Ambardi: Gejolak Capres-Cawapres 2024 hingga Taruhan Alphard

Kuskridho Ambardi: Gejolak Capres-Cawapres 2024 hingga Taruhan Alphard

27 Juni 2022
JIS mojok.co

JJ Rizal Serahkan Petisi MH Thamrin Jadi Nama Pengganti JIS ke Anies

22 Juni 2022
Melihat Realita dan Belajar Ilmu Ikhlas dari Tenda Lusuh Angkringan di Jogja MOJOK.CO

Tour d’Angkringan: Melihat Realita dan Belajar Ilmu Ikhlas dari Tenda Lusuh Angkringan di Jogja

30 Mei 2022
Umur 19 Gaji 3,5 Juta dan Rencana Taklukkan Dunia. (Mojok.co/Ega Fansuri).

Mengomentari Rencana Gaji 3,5 Juta di Umur 19 dan Upaya Taklukkan Dunia

22 Januari 2022
Pos Selanjutnya
traveloka

Aksi Boikot Traveloka yang Wagu dan Salah Sasaran

Komentar post

Terpopuler Sepekan

buruh-mogok-nasional-mojok

Walau Buruh Sudah Dibohongi Anies-Sandi, Kenapa Mogok Nasional Belum Ada Juga?

15 November 2017
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
kadisdikpora diy mojok.co

Rekomendasi Satgas Selesai, Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan 

18 Agustus 2022
Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang MOJOK.CO

Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang (Bagian 1)

18 Agustus 2022
Es Putr Pak Sumijan Lasem

Warung Es Puter Pak Sumijan Lasem: Kemewahan di Balik Uang Rp5 Ribu

15 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022

Terbaru

kebocoran data mojok.co

Kebocoran Data Pribadi Terjadi Lagi, Pakar Sebut Hal Ini Perlu Diperbaiki

20 Agustus 2022
bawaslu diy mojok.co

Parpol Catut Tiga Nama Anggota Bawaslu dan ASN di DIY 

20 Agustus 2022
pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

19 Agustus 2022
Kominfo masih dalami kebocoran data 17 pelanggan PLN.

Lebih dari 17 Juta Data PLN Diduga Bocor, Kominfo Masih Mendalami 

19 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In