Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Pariwisata Jogja Katanya Maju, tapi kok Miskin? Makanya, Mari Merangkul Anak Muda

Namun, di balik tingginya kunjungan wisatawan, Jogja juga menjadi provinsi yang memiliki nilai kemiskinan cukup tinggi. Per September 2019, tingkat kemiskinan di sini sebesar 11,44%. Sementara itu, pada September 2022, tingkat kemiskinan mengalami kenaikan ke 11,49%. 

Yemima Septi Nugraheni oleh Yemima Septi Nugraheni
31 Mei 2023
A A
Pariwisata Jogja Katanya Maju, tapi kok Miskin? MOJOK.CO

Ilustrasi Pariwisata Jogja Katanya Maju, tapi kok Miskin? (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Terdapat beberapa penyebab kemajuan pariwisata tidak mampu mengurangi kemiskinan dan ketimpangan yang ada. Misalnya, antara pariwisata dengan sektor pendukung itu tidak terjadi integrasi. Seharusnya, ada sebuah kesatuan antara beberapa sektor yang terkait agar saling mendukung. 

Selain itu, pembangunan pariwisata tidak mempromosikan masyarakat miskin yang ada. Sektor wisata hanya berfokus pada yang memiliki kuasa. Dan yang paling utama adalah adanya digital divide antara kelompok masyarakat yang ada di wilayah kota dengan desa. Hal ini menjadi tantangan dan hambatan dalam mendigitalisasi pariwisata. 

Pemerintah Jogja wajib merangkul kaum muda yang kritis

Bidang pembangunan pariwisata dunia itu telah mengalami digitalisasi relatif paling lama. Oleh sebab itu, potensi melahirkan kemiskinan tidak terhindarkan. Hal tersebut telah diingatkan oleh Yuval Noah Harari (2018) dalam buku Lessons for The 21st Century. Bahwa kemunculan algoritma digital berbasis Artificial Intelligence (AI) yang manipulatif mengakibatkan 60% penduduk dunia useless atau irrelevant (kata lain dari problem marginalisasi dan kemiskinan). 

Nah, di titik ini, kaum muda terdidik seharusnya menjadi kelompok masyarakat yang paling melek algoritma digital. Mereka yang seharusnya, dan bahkan wajib, dirangkul oleh pemangku kekuasaan, untuk mencegah kemunculan generasi tidak relevan itu. Ini adalah saran saya.

Ironi seperti ini terjadi di tengah banyaknya kaum muda terdidik. Peran kaum muda dalam pembangunan pariwisata sangat penting untuk memajukan pariwisata itu sendiri. Kaum muda memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan destinasi wisata yang menarik dan inovatif.

Mereka juga kritis ketika mempromosikan keindahan alam dan budaya kepada wisatawan lokal hingga mancanegara. Kaum muda yang seringkali dipandang sebagai kelompok yang paling ramah dan melek digital, seharusnya mampu menggunakan kelebihan ini untuk membela kepentingan desa wisata dan dapat mengentaskan kemiskinan.

Kaum muda juga dapat menjadi agen perubahan dalam meningkatkan kualitas layanan pariwisata Jogja. Misalnya memberikan pelayanan yang ramah dan profesional kepada wisatawan. Selain itu, mereka juga dapat berperan sebagai pelopor dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam industri pariwisata. Mereka itu gampang diajak kerja sama, kok. 

Wisata sebagai alat mengentaskan kemiskinan

Saya percaya bahwa mengoptimalkan sektor wisata bisa menjadi alat, menjadi strategi, mengentaskan kemiskinan. Apalagi untuk Jogja, di mana sektor pariwisata mereka sebenarnya punya potensi apabila disentuh secara modern dan lebih segar.

Oleh sebab itu, pemerintah wajib melibatkan kaum muda. Ajak mereka duduk bersama dalam sebuah forum terbuka. Kalau perlu disiarkan secara live streaming untuk mencari pemecahan masalah sosial yang lebih konkret. 

Pemerintah Jogja sangat bisa memacu kaum muda untuk melihat peluang yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan kemiskinan. Khususnya yang bukan dari sektor pariwisata saja. Kaum muda ini dapat berkolaborasi dengan pemerintah dan stakeholder lainnya untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di Jogja.

Kaum muda membutuhkan dukungan

Saya yakin kalau pemerintah Jogja sadar bahwa kaum muda perlu dioptimalkan lagi dalam pembangunan sektor wisata yang lebih segar. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan dukungan dari pemerintah dan stakeholder terkait. Sebaiknya jangan pernah gerah dengan suara dan keberadaan kaum muda. Mau tidak mau, mereka adalah aset dan masa depan suatu daerah itu sendiri.

Pemerintah dapat memberikan pendidikan dan pelatihan tentang industri pariwisata kepada generasi muda. Misalnya merekrut mereka secara profesional. Bisa juga dengan menyediakan fasilitas beasiswa untuk belajar soal industri ini di universitas atau kota-kota lain yang mampu memaksimalkan sektor pariwisatanya. Kelak, mereka yang akan merawat Jogja, bukan?

Selain itu, pemerintah juga wajib menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan bisnis pariwisata. Dan yang terutama yaitu dalam transformasi pembangunan wisata tidak boleh ada yang tertinggal. Artinya, semua harus merata sehingga kaum muda akan memiliki sikap kepedulian yang tinggi. Begitu.

Penulis: Yemima Septi Nugraheni 

Iklan

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Akui Saja, Pariwisata Jogja Memang Sudah Menemui Titik Jenuhnya dan analisis cerdas lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 31 Mei 2023 oleh

Tags: Jogjapariwisata jogjaProvinsi TermiskinUMP Jogjawisata jogja
Yemima Septi Nugraheni

Yemima Septi Nugraheni

Mahasiswa Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Bisa dikontak lewat [email protected].

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.