Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Memahami Identitas Manusia dari Selembar Stiker

Muhammad Zaid Sudi oleh Muhammad Zaid Sudi
19 November 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dari selembar stiker itu kita bisa menerka-nerka identitas sahibul stiker; profesinya, pendidikannya, hobinya, selera humornya, afiliasi politik, bahkan sampai sikap keagamaannya.

Cermin diri seseorang dapat dilihat dari banyak hal. Dari rumah, pakaian yang dikenakan, kendaraan, hobi, warna favorit, merek yang dipilih, dan lain sebagainya. Benda-benda itu menjadi representasi diri. Melalui benda-benda fana itu kita bukan saja ingin menunjukkan siapa kita tapi juga bagaimana kita ingin dipandang dan diperlakukan.

Pakaian, misalnya, merupakan pembawa pesan non-verbal yang efektif dan sudah dimanfaatkan sejak lama. Konon, di Cina dulu pakaian warna kuning hanya digunakan oleh kaisar. Di Romawi Kuno pakaian warna ungu tyrian khusus untuk para senator.

Saat ini warna pakaian memang bukan lagi monopoli sebuah kelompok (meski kadang masih dikaitkan-kaitkan juga seperti warna ungu adalah milik janda), tapi tugas pakaian sebagai pembawa identitas masih berlaku. Jadi, bukan semata agar terlihat banyak uang jika Pak Prabowo butuh baju safari berkantong banyak serta berpeci seperti sekarang atau Pak Jokowi dengan pilihan kemeja putih dan gaya lengan dilipat.

Pakaian membangun asosiasi dan menciptakan mitos. Seperti halnya pakaian mewah akan menimbulkan kesan kaya dan perlente atau jilbab yang memberikan tanda serta kesan taat dan salihah pada seseorang perempuan atau bahwa yang bersangkutan sudah berhijrah.

Karena itulah, layaknya memilih pasangan hidup, memilih pakaian bukan perkara sederhana. Dibutuhkan waktu yang tidak sebentar dan tenaga yang ekstra untuk menentukan yang cocok.

Dalam aktivitas sehari-hari pun menentukan pakaian mana yang akan dikenakan tidak selalu mudah, bahkan bagi mereka yang hanya memiliki beberapa lembar. Apalagi jika berkaitan dengan hajatan yang akan kita hadiri, perlu kesibukan khusus agar tidak dikatakan salah kostum. Bagi sebagian perempuan urusan pakaian malah kadang jauh lebih kompleks.

Semua itu terjadi karena pakaian adalah representasi diri kita. Dan umumnya kita memang tidak ingin dipandang sebelah mata.

Namun selain dari hal-hal besar dan mencolok di atas, cermin diri itu juga bisa terlihat dari benda yang kecil dan remeh. Gantungan kunci yang kita pakai—misalnya, atau bahkan dari stiker yang kita tempelkan.

Di jalan-jalan, stiker dengan mudah kita lihat di belakang helm, kaca belakang mobil, slebor sepeda motor. Stiker juga biasa ditempel di kaca depan rumah, lemari, belakang layar laptop atau tempat-tempat lain yang mudah dilihat orang.

Mungkin ada orang yang tidak peduli dengan jenis stiker yang ditempel. Asal nempel saja. Tapi kebanyakan orang tidak menganggap stiker hanya sebagai pengisi ruang kosong. Selalu ada maksud untuk mengirim informasi atau pesan tertentu agar orang lain mengetahuinya.

Maka, dari stiker itu kita lalu bisa menerka-nerka identitas sahibul stiker; profesinya, pendidikannya, hobinya, selera humornya, afiliasi politik atau keagamaannya, idolanya, klub kesayangannya, motto hidupnya, komunitasnya, kedai langganannya, destinasi wisata yang pernah dikunjunginya, keluarganya, dan seterusnya.

Pemasang stiker berbentuk gambar buah apel dengan sedikit bekas gigitan, umpamanya, bisa ditebak selera dan isi kantongnya. Bahwa ia adalah pengguna produk dari brand terkenal dan mahal. Entah apa profesinya tapi ia sangat mungkin akrab dengan teknologi terbaru atau dunia digital.

Beberapa stiker memberi gambaran yang lebih lugas sehingga orang lain tidak perlu repot-repot menebak identitas pemasangnya. Stiker ini biasanya terkait dengan profesi atau anggota sebuah komunitas.

Iklan

Namun jenis stiker paling sering dipasang dan mudah digemari yang asosiasinya berupa hiburan. Stiker-stiker ini sering kali berupa tulisan nakal dan bikin geli. Identitas pemilik stiker jenis ini tidak selalu jelas apakah ia seorang penghibur atau tukang nyinyir.

Topik yang dibicarakan dalam stiker jenis hiburan ini juga beragam, mulai dari cinta, mantan, kritik sosial, politik, hingga soal-soal aktual lainnya. Anda pasti pernah melihat stiker seperti; “Neng, malam ini kamu terlihat cantik sekali. Kalau boleh tahu pakai aplikasi apa?” Hm, sebuah sindiran yang nyelekit.

Tapi di balik main-mainnya, diakui atau tidak, stiker sering mengungkap fenomena riil yang sering terabaikan oleh kebanyakan orang. Misalnya stiker ini; “Di balik pria sukses ada mantan yang jadi stress.”

Ia bukan semata plesetan dari ungkapan yang lazim kita dengar tentang peran istri. Bisa jadi memang ada mantan-mantan yang menderita tekanan batin ketika melihat bekas pasangannya dulu ternyata meraih kesuksesan. Ada pula yang bahagia melihat mantannya menderita, “Bahagia itu tidak selamanya harus dengan uang, melihat mantan jatuh ke got pun aku sudah sangat bahagia.”

Stiker juga menjadi sarana melancarkan kritik. Kecenderungan cinta yang makin komersial akhir-akhir ini banyak menjadi sasaran. “Cinta itu buta tapi cinta itu tahu mana mobil mana sepeda.” Dari nadanya yang sinis ini kita bisa mengira-ira dalam konteks apa ia muncul.

Tak ketinggalan, ejekan terhadap nasib jomblo. “Di saat yang lain sudah pasang foto prewedding, foto keluarga dan foto bersama anak, elu masih aja pasang foto selfie.”

Kenakalan-kenakalan dalam stiker tersebut bisa jadi memang menunjukkan identitas pemasangnya. Bahwa mereka adalah pribadi-pribadi gembira dan merdeka.

Meski ada pula stiker yang menolak keberadaannya dihubungkan dengan pengendaranya. Karena itu, jika ia terlihat ugal-ulagan di jalan atau membahayakan orang lain, kita diminta menghubungi nomor di bawahnya. Meski pada kenyataannya, tak ada yang cukup selo untuk melaporkannya.

Terakhir diperbarui pada 19 November 2018 oleh

Tags: Baju Safarifoto selfiehijrahidentitasjokowikondanganMantanpakaianprabowopreweddingstiker
Muhammad Zaid Sudi

Muhammad Zaid Sudi

Kadang penulis, kadang penerjemah, kadang guru ngaji. Tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Lagu Sendu yang Mengiringi Banjir Bandang Sumatera Barat MOJOK.CO

Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat

6 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.