Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Malang Nggak Suantai, Sayang! Sal Priadi Kudu Sadar kalau Malang Makin Macet, Ruwet, Semrawut, dan Permasalahan Tata Kotanya Makin Amburadul

Iqbal AR oleh Iqbal AR
20 Agustus 2025
A A
Malang Nyatanya Nggak Santai kayak Lagu Sal Priadi MOJOK.CO

Ilustrasi Malang Nyatanya Nggak Santai kayak Lagu Sal Priadi. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Malang seakan memelihara kemacetan dan keruwetan

“Namanya juga kota besar, jadi wajar saja kalau suka macet.” Iya betul, kemacetan di kota besar seperti Malang itu memang agak wajar. Kota ini isinya nggak hanya pekerja, tapi juga mahasiswa yang tiap hari beredar di jalanan. Masih ada wisatawan yang selalu memenuhi kota tiap akhir pekan.

Tapi, mewajarkan kemacetan itu nggak boleh. Mewajarkan kemacetan hanya akan jadi alasan bagi pemerintah untuk nggak segera cari solusi. Sudah begitu, kalau cari solusi, biasanya ngawur. Persis seperti yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini.

Ambil satu contoh paling nyata, adalah pemerintah ngurusin kemacetan yang terjadi di Kayutangan dan sekitarnya. Kayutangan, terlebih ketika akhir pekan, sudah pasti macet. 

Tebak apa yang pemerintah lakukan? Nggak ada. Mereka membiarkan kemacetan ada di sana. Ketika mencoba bikin rekayasa lalu lintas, juga malah ngaco..

Padahal, Kayutangan ini, semenjak dibuka kembali setelah proyek heritage rampung, sudah menjadi jalan satu arah. Alasan pemerintah, ya biar bisa mengurai kemacetan, meskipun kajiannya nggak jelas. 

Keputusan ini nyatanya salah besar. Semua masih sama: macet, ruwet, dan semrawut. Banyak masyarakat mengkritik jalan searah di Kayutangan ini. Tapi, pemerintah Malang malah kayak abai dan nggak menggubris kritikan masyarakat. 

Kayutangan jelas bukan satu-satunya. Ada banyak titik-titik lain di Malang yang sampai saat ini masih macet dan seakan dibiarkan. Di Tlogomas-Dinoyo, Muharto, kawasan sekitar alun-alun dan pasar besar, juga masih kerap macet. Tahu apa yang dilakukan pemerintah? Lagi-lagi, mereka kayak abai dan malah seakan memelihara sekaligus membiarkan kemacetan itu.

Nggak pernah punya solusi atas problematika tata kota

Kalau boleh menarik garis lurus, masalah kemacetan adalah imbas dari ketidakbecusan pemerintah dalam urusan tata kota. Pemerintah Malang kayak nggak pernah punya solusi yang nyata, konkret, dan jelas.

Untuk urusan macet misalnya, solusi paling mentok yang adalah rekayasa lalu lintas. Kelihatan masuk akal, tapi implementasinya di lapangan masih ngawur. 

Sosialisasi informasi rekayasa lalu lintasnya nggak merata. Di jalan nggak ada plang atau penunjuk jalan alternatif ketika rekayasa lalu lintas. Petugas yang ada di jalan kayak malas-malasan ngatur lalu lintas. Jadinya ya gitu, semrawut nggak karuan. 

Soal tata kota, pemerintah Malang ini memang masih goblok banget ngaturnya. Nggak cuma soal kemacetan, soal banjir juga sama penanganannya. 

Soal banjir, ini karena titik-titik resapan makin hari makin hilang berganti bangunan. Belum lagi soal drainase yang nggak ideal. Kayak nggak niat, kayak orang nggak pernah sekolah.

Makanya, menjelang musim hujan, warga sudah mulai sambat soal ancaman banjir. Respons pemerintah? Ya gitu, seadanya, kayak nggak benar-benar serius. Bilangnya selalu jangan buang sampah sembarangan. Anjuran yang benar, tapi akan percuma jika daerah titik-titik resapan makin hilang dan drainasenya nggak dibikin dengan benar.

Itu baru masalah kemacetan dan banjir. Gimana dengan persoalan tata kota yang lain? Soal pembangunan trotoar dan jalan berlubang? Situasinya sama, masih ruwet. 

Iklan

Bisa 3 hari 3 malam kalau saya jelaskan di sini. Intinya, sampai saat ini pemerintah Malang masih belum punya solusi yang nyata untuk persoalan tata kota. Nggak tahu apa alasannya. Apakah nggak peduli, nggak tahu, atau emang nggak becus aja.

Malang nggak suantai, sayang!

Maaf, Sal Priadi, tapi Malang nyatanya nggak sesantai itu. Nggak ada ceritanya Malang itu santai ketika pemerintahnya memelihara kemacetan, membiarkan banjir, dan trotoarnya berantakan.

Tapi, Sal Priadi juga nggak salah. Bahwa “Ada satu tempat, yang benar-benar suantai sayang. Pemanangannya tinggal sebut saja. Mau pantai ada, gunung-gunung juga, bahkan yang lengkap ada air terjunnya, dan tempat itu adalah Malang.” 

Saya setuju. Malang memang penuh cerita lucu, senang, ugal-ugalan, bahkan sampai sedih. Tapi, ketika Sal Priadi bilang, “Kupersembahkan Malang dengan penuh keterusterangan”, maka kemacetan, banjir, jalanan berlubang, kesemrawutan kota, hingga ketidakbecusan pemerintah dalam mengurus kota seharusnya menjadi gambaran nyata dari keterusterangan itu. 

Bahwa Malang nggak hanya soal gunung dan laut, juga soal wajah-wajah warga yang murung dan pikiran-pikiran yang kalut. 

Penulis: Iqbal AR

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Sisi Suram Kota Malang yang Membuatnya Red Flag Disinggahi untuk Healing, apalagi Tinggal dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 20 Agustus 2025 oleh

Tags: banjir malangkayutanganmacet kayutanganMalangmalang macetMalang Suantai Sayangsal priadi
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis dan reporter lepas. Tinggal di Malang.

Artikel Terkait

Jadi ojol di Malang disuruh nyekar ke Makam Londo Sukun. MOJOK.CO
Liputan

Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah

16 November 2025
Kerja keras bawa Annes kuliah di Universitas Brawijaya (UB) Malang gratis hingga kerja sebelum wisuda MOJOK.CO
Kampus

Universitas Brawijaya (UB) Bawa Saya Kuliah Tanpa Biaya, Bisa Kerja Sebelum Wisuda buat Tebus Masa-masa Berat Sekolah Sambil Kerja Sejak Remaja

15 Oktober 2025
Pilih kos murah di Malang karena gaji nggak UMR. MOJOK.CO
Ragam

Cara Bertahan Hidup Anak Kos di Malang dengan Gaji Rp2 Juta setelah Orang Tua Tiada, Tersiksa tapi “Kudu Legawa”

8 Oktober 2025
Derita Mahasiswa Kota Malang Nekat Kumpul Kebo demi Perhatian MOJOK.CO
Esai

Mahasiswa Kota Malang Nekat Kumpul Kebo karena Haus Kasih Sayang tapi Berakhir Jadi Korban Kekerasan Pacarnya, Ada yang Hamil di Luar Pernikahan

24 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.