Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

LinkedIn Swindler Bakal Nangis Darah! Personal Branding Pasti Hancur dan Kamu Dibenci HRD Sedunia

Silakan cek nomor kalian masing-masing di aplikasi tersebut. Penamaannya pasti beragam. Nah, bisa dibayangkan, pemberian label bagi LinkedIn Swindler akan seserampangan apa? Siap-siap untuk nangis darah, dasar kamu penipu!

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
10 Agustus 2022
A A
LinkedIn Swindler Bakal Nangis Darah! Personal Branding Pasti Hancur dan Kamu Dibenci HRD Sedunia MOJOK.CO

Ilustrasi LinkedIn Swindler Bakal Nangis Darah! Personal Branding Pasti Hancur dan Kamu Dibenci HRD Sedunia. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sebagai HRD, karyawan, sekaligus mas-mas biasa, saya ingatkan, konsekuensi dari pelaku LinkedIn Swindler itu berat dan sulit dihilangkan.

Sebagai platform media sosial para pekerja, LinkedIn memang cukup ideal bagi kalangan profesional untuk saling terhubung satu sama lain. Mulai dari para pencari kerja yang mencari info lowongan kerja, sampai HRD yang melakukan proses screening kandidat sekaligus membagikan info lowongan kerja. Semuanya bisa terhubung di LinkedIn. Bahkan, kalau mau membaca cerita yang menjual kesedihan berkedok motivasi pun, kini bisa dengan mudah ditemukan di platform yang, konon, terbilang cukup powerful di kalangan profesional.

Namun, sama seperti media sosial pada umumnya, LinkedIn sulit luput dari cerita yang membikin semesta internet heboh. Ya gimana, ya. Selama user-nya manusia, disadari atau tidak, suka atau nggak, akan selalu ada bahan cerita dalamnya.

LinkedIn yang tak luput dari kejahatan

Baru-baru ini, misalnya. Istilah LinkedIn Swindler (penipu) mulai ramai digaungkan di linimasa Twitter. Dalam hal ini, tentu saja para pengguna Twitter yang kemampuan mengetiknya bisa melebihi kecepatan cahaya dalam melakukan penelusuran, meminjam istilah Tinder Swindler yang ceritanya sempat heboh di Netflix itu.

Istilah LinkedIn Swindler pun nggak ujug-ujug muncul begitu saja. Singkat cerita, ada pengguna LinkedIn yang di profilnya beken betul pengalaman kerjanya. Sudah mondar-mandir ke beberapa perusahaan ternama sebagai QA/software engineer, bahkan sudah ada di level manajer.

Sampai di sini, kita sepakat bahwa sebetulnya tidak ada masalah sama sekali dengan hal tersebut. Yang menjadi persoalan, kemudian muncul banyak komentar bahwa yang bersangkutan tidak bisa bekerja, kerjaannya kacau, dan nggak becus. Berbanding terbalik dengan apa yang dia  tampilkan di profil LinkedIn. Nggak sedikit juga yang menyalahkan pihak HRD saat melakukan proses seleksi alias ngedumel, “Kok bisa-bisanya HRD kena tipu dan mau ngerekrut kandidat kayak gitu?”

Sebentar, sebentar. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal utama yang bisa didiskusikan lebih dulu.

Mengenal bluffing dan risikonya

Di ruang lingkup pekerjaan, kejadian serupa juga dikenal dengan istilah bluffing. Secara harfiah, arti dari bluffing adalah ‘menggertak’. Cara ini biasa digunakan oleh sebagian pelamar kerja saat mencantumkan beberapa pengalaman kerja atau posisi sebelumnya di CV. Tujuannya, tentu saja agar CV terkesan mewah dan bisa menarik perhatian HRD.

Sebetulnya, dari sisi pelamar kerja (atau pekerja itu sendiri) bluffing nggak akan bikin pusing dan jadi senjata makan tuan selama yang dicantumkan di CV adalah pengalaman yang betul-betul sudah dilalui. Sehingga, mulai dari wawancara kerja sampai dengan praktiknya, pekerja bisa menunjukkan kemampuannya secara maksimal, sesuai yang dicantumkan di CV.

Sebaliknya, bagi pelamar kerja yang bluffing secara serampangan, apalagi tidak diimbangi kemampuan mumpuni, alih-alih menarik perhatian HRD dan atasan, malah berpotensi membikin keduanya jengkel nggak karuan. Dan hal ini bisa saja terjadi kepada para LinkedIn Swindler di mana pun berada.

Susahnya jadi HRD

Apakah HRD menjadi pihak utama yang patut disalahkan saat LinkedIn Swindler diterima bekerja di suatu perusahaan?

Bisa iya, bisa juga tidak.

Pertama, apakah HRD sudah melakukan background check ke perusahaan sebelumnya? Jika sudah, artinya bola ada pada perusahaan sebelumnya. Apakah sudah memberi penilaian secara fair atau hanya sembarang.

Kedua, untuk posisi tertentu, HRD atau user bisa melakukan tes dari sisi teknis saat proses seleksi berlangsung agar bisa uji kompetensi secara langsung.

Iklan

Ketiga, HRD sebetulnya bisa saja melakukan analisis sederhana saat mengecek CV atau profil LinkedIn kandidat yang dimaksud. Melalui posisi atau jabatan yang didapat selama bekerja, misalnya. Namun, kemungkinan human error akan tetap ada. Bisa saja meleset. Itulah kenapa, kroscek tetap harus diutamakan.

Pada titik yang paling menyebalkan, fenomena bluffing profil LinkedIn maupun LinkedIn Swindler, punya celah untuk berjalan beriringan dengan terciptanya profil alter ego dari para penggunanya. Dan digunakan untuk tujuan tertentu yang bisa jadi menjurus kepada hal tidak menyenangkan. Sebagai suatu platform, lagi-lagi LinkedIn akan menjadi tumbalnya dan dianggap sama saja dengan platform media sosial lainnya.

Melalui CNBC Indonesia, dalam sebuah pernyataan, pihak LinkedIn mengakui ada peningkatan kasus penipuan. Sejak Juli hingga Desember 2021, menurut laporan LinkedIn, 96% dari semua akun palsu, 11,9 juta yang dihentikan saat pendaftaran, dan 4,4 juta yang dibatasi secara proaktif, sudah dihapus. Kata Grace Yuen, juru bicara Global Anti-Scam Organization, “Mereka mungkin mengklaim bahwa mereka lulus dari universitas terkenal, lalu mereka mengatakan bahwa mereka di bidang keuangan atau investasi. Terkadang bahkan mereka berpura-pura berada di industri yang sama denganmu.”

Gimana? Sudah makin akrab atau relate dengan contoh kasus sekaligus fenomena LinkedIn Swindler?

Konsekuensi yang akan diterima LinkedIn Swindler

Sebagai HRD, karyawan, sekaligus mas-mas biasa, tentu saya merasa apa yang dilakukan oleh pelaku LinkedIn Swindler tidak perlu terjadi. Sebab, ada beberapa konsekuensi yang, siap atau tidak, suka maupun tidak, harus diterima.

Pertama, personal branding di LinkedIn akan buyar seketika. Apalagi jika kasus sampai viral, tersebar di internet, dan jadi bahan rujak warganet. Dampaknya adalah sanksi sosial yang awet sepanjang zaman. Beberapa pihak pasti ragu akan kebenaran profil yang tercantum di LinkedIn, CV, atau media lain yang digunakan saat melamar pekerjaan.

Kedua, pemberian nama di aplikasi yang menyediakan layanan identifikasi nomor telepon asing atau orang tidak dikenal (seperti GetContact atau True Caller) bisa jadi akan serampangan. Ini adalah celaka yang kesekian. Sebab, sudah menjadi rahasia umum bahwa kedua aplikasi yang dimaksud saat ini menjelma sebagai media personal branding digital. 

Nggak percaya? 

Silakan cek nomor kalian masing-masing di aplikasi tersebut. Penamaannya pasti beragam. Nah, bisa dibayangkan, pemberian label bagi LinkedIn Swindler akan seserampangan apa? Siap-siap untuk nangis darah, dasar kamu penipu!

BACA JUGA Menyusun CV dan Memakai LinkedIn Seharusnya Diajarkan di Bangku Kuliah dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Penulis: Seto Wicaksono

Editor: Yamadipati Seno

Terakhir diperbarui pada 10 Agustus 2022 oleh

Tags: CVhrdlinkedinLinkedIn SwindlerlokerTindertwitter
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang suami, ayah, dan recruiter di suatu perusahaan.

Artikel Terkait

Mahasiswa Ngotot Skripsi 300 Halaman karena Sok Pintar, Malah Terancam DO dari Kampus Surabaya dan Berujung Susah Cari Kerja MOJOK.CO
Kampus

Ngotot Skripsi 300 Halaman karena Sok Pintar, Malah Terancam DO dari Kampus Surabaya dan Berujung Susah Cari Kerja

2 Juli 2024
Gen Z Solo, dunia kerja.MOJOK.CO
Ragam

Stigma Gen Z yang Dianggap Nggak Becus di Dunia Kerja, Stigma Paling Serampangan yang Makin Hari Makin Parah Gara-gara Media Sosial

24 Mei 2024
Pertanyaan HRD tentang Skripsi Saat Interview Kerja Itu Bukan Basa-basi, tapi Bisa Menentukan Karier!
Ragam

Pertanyaan HRD tentang Skripsi Saat Interview Kerja Itu Bukan Basa-basi, tapi Bisa Menentukan Karier!

17 Mei 2024
Lulusan Ilmu Sejarah Berakhir Jadi Assistant Store Manager Uniqlo, Ingin Pekerjaan yang Linear dengan Jurusan tapi Realitas Tidak Seindah yang Dibayangkan
Liputan

Lulusan Sejarah Berakhir Jadi Assistant Store Manager Uniqlo, Ingin Pekerjaan yang Linear dengan Jurusan tapi Realitas Tidak Seindah yang Dibayangkan

8 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.