Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

FPI, Jangan Baper, Sosok di Kartun Tempo Itu Bukan Habib Rizieq

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
19 Maret 2018
A A
Menyambut Kepulangan Habib Rizieq Shihab di Tanggal Cantik 212

Menyambut Kepulangan Habib Rizieq Shihab di Tanggal Cantik 212

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – FPI sedang melakukan blunder ketika marah kepada Tempo karena menganggap kartun Tempo menyindir Habib Rizieq. Semua bukti menunjukkan, orang di kartun itu sudah pasti bukan sang Habib. Kok situ baper?

FPI benar-benar dibikin panas oleh Tempo. Mereka gerah dan geram karena Tempo dianggap menghina dan melecehkan imam besar mereka, Habib Rizieq Shihab, lewat kartun yang diterbitkan di majalah Tempo edisi 26 Februari 2018.

Dalam kartun tersebut terlihat gambar seorang pria berjubah putih sedang berbincang dengan seorang wanita berambut panjang yang memakai baju tanpa lengan. Keduanya sedang duduk berdua di kursi dengan meja kotak di tengah mereka berdua.

Melalui balon percakapan, terlihat si lelaki bersorban mengatakan, “Maaf, saya tidak jadi pulang,” sementara si perempuan membalasnya dengan berkata, “Yang kamu lakukan itu jahat.”

Kalimat terakhir itu memang sudah basi saking seringnya dipakai, walau terancam akan tergeser oleh kalimat “xxx itu berat, kamu tidak akan kuat, biar aku saja” yang menjurus jadi basi pula. Tapi, bukan perkara tidak kreatif merepetisi ujaran populer yang bikin FPI sebal. Kali ini FPI mencak-mencak karena karena menganggap sosok bersorban itu adalah sindiran untuk Habib Rizieq Shihab.

Seperti diketahui, Habib Rizieq memang beberapa waktu yang lalu batal pulang ke Indonesia setelah tinggal cukup lama di Arab Saudi. Ia bahkan sudah diselentingkan sekian kali menjanjikan akan pulang, tetapi selalu nihil hasilnya. Yang membuat ia pergi dan kemudian tak kunjung pulang tentu saja kasus chat mesum yang diduga melibatkan dirinya dengan seorang perempuan.

Buntut dari kartun produksi Tempo tersebut sendiri, massa FPI pun kemudian berdemonstrasi (seperti biasanya) dan menggeruduk kantor Tempo beberapa hari lalu. Mereka memaksa Tempo meminta maaf.

Tempo tidak menuruti keinginan FPI untuk meminta maaf karena telah memuat kartun tersebut. Yang kemudian disampaikan pemimpin redaksi majalah Tempo Arif Zulkifli adalah permintaan maaf apabila kartun yang diterbitkan pihaknya telah membuat FPI tersinggung. Tempo juga siap memuat hak jawab dari FPI.

Kalau melihat polemik kasus ini, kemarahan FPI rasanya adalah kemarahan yang salah sasaran. Kemarahan yang agak wagu.

Jika mau melihat lebih jeli pada konten kartun yang dipermasalahkan itu, FPI seharusnya tak perlu sampai menggeruduk kantor Tempo. Sebab, kalau ada pihak yang berhak marah atas kartun yang dibikin oleh Tempo ini, maka dia bukanlah FPI, melainkan adalah Rangga.

Ya, Rangga.

Betapa tidak, dalam kartun tersebut, dari latar tembok warna-warni yang jelas mencerminkan latar AADC 2, serta gestur dan dialog si perempuan, semua orang pasti paham, bahwa jelas sekali sosok perempuan dalam kartun tersebut adalah Cinta. Bukan si mbak itu. Jadi, otomatis, lelaki di depannya itu juga pastilah Rangga, bukan Habib Rizieq.

“Rangga bagaimana? Sudah jelas si lelaki itu pakai sorban, itu pasti Habib Rizieq.”

Nah, di sini letak salah sangkanya. Kita terlalu mudah menduga seseorang lewat pakaian. Kita terlalu dipenuhi oleh syak wasangka.

Iklan

Sejak kapan lelaki bersorban pasti Habib Rizieq? Sejak kapan? Kawan saya ada yang bersorban, dan ia bukan Habib Rizieq. Para guru dan ulama juga banyak yg bersorban, dan mereka bukan Habib Rizieq. Maskot Sarimi yang gambarnya selalu ada di bungkus mi instan Sarimi itu juga bersorban, dan ia jelas bukan Habib Rizieq. Bahkan Piccolo, pendekar pilih tanding dari Padepokan Planet Namex yang juga mantan musuhnya Son Goku, dia pun bersorban dan ia bukan Habib Rizieq. Jadi jelas, sosok bersorban tak mesti Habib Rizieq. Sampai di sini paham, ya?

Kembali lagi ke Rangga.

Dialog “Maaf, saya tidak jadi pulang” jelas dikatakan Rangga karena ia memang butuh waktu lama untuk pulang dari Amerika ke Indonesia, padahal seperti kita ketahui, Cinta sudah menunggu sekian lama, menunggu sampai berkali-kali purnama, bahkan sampai mau nikah segala. Wajar jika kemudian Rangga minta maaf.

Di titik ini, semakin jelas posisinya. Itu dialog Rangga.

Nah, soal kartun tersebut, Rangga tentu berhak marah karena sosoknya kemudian diasosiasikan dan disamakan sebagai Habib Rizieq. Enak saja.

Tentu Rangga tak mau.

Semarah-marahnya Rangga, seemosi-emosinya Rangga, ia hanya pernah berkata kasar kepada mereka yang berisik di perpustakaan atau mereka yang memecahkan kaca rumahnya dengan batu. Sementara Habib Rizieq, ia mengatai presiden goblok, menteri agama sesat, sambil teriak-teriak. Bahkan pernah juga mengatai Gus Dur dengan “buta mata buta hati”.

Rangga jelas tak mau disamakan dengan sosok sekasar itu. Jangankan Rangga, Mamet pun belum tentu mau.

“Etapi sejak kapan Rangga berjubah dan bersorban?”

Ya siapa tahu, selama di Amerika, Rangga hijrah atau ikut jamaah tablig. Bisa saja kan? Atau malah ikut HTI kaya mantan rocker Hari Moekti. Sekali lagi, siapa tahu….

Terakhir diperbarui pada 19 Maret 2018 oleh

Tags: AADCcintaFPIHabib Rizieqkartun tempopulangRanggasorban
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Guru tak pernah benar-benar pulang. Raga di rumah tapi pikiran dan hati tertinggal di sekolah MOJOK.CO
Ragam

Guru Tak Pernah Benar-benar Merasa Pulang, Raga di Rumah tapi Pikiran dan Hati Tertinggal di Sekolah

8 November 2025
Sesal dulu bersikap kasar hingga menghina bapak. Kini ditampar realitas di perantauan dan mewak tiap pulang ke rumah MOJOK.CO
Ragam

Sesal Dulu Sering Kasar dan Hina Bapak, Kini Sadar Cari Duit di Perantauan dan Berkorban untuk Keluarga Tak Gampang!

28 Oktober 2025
Duka bertahun-tahun merantau di perantauan: Rumah tak seperti rumah, pulang bukan sebagai penghuni tapi tamu MOJOK.CO
Catatan

Duka Merantau Lama: Rumah Jadi Tak Seperti Rumah Sendiri, Tiap Pulang Terasa Hanya Sebagai “Tamu” Bukan Penghuni Asli

23 Oktober 2025
Ngopi Itu Nikmat, Tidak Perlu Diributkan | Semenjana Eps. 9
Video

Ngopi Itu Nikmat, Tidak Perlu Diributkan | Semenjana Eps. 9

25 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.