Driver Ojol Antar Miras kena Ciduk di Solo dan Pelajaran Ikhlas dari Aparat Kita - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Driver Ojol Antar Miras kena Ciduk di Solo dan Pelajaran Ikhlas dari Aparat Kita

Fikry Ainul Bachtiar oleh Fikry Ainul Bachtiar
15 Juni 2021
0
A A
Driver Ojol Antar Miras kena Ciduk di Solo dan Pelajaran Ikhlas dari Aparat Kita

Driver Ojol Antar Miras kena Ciduk di Solo dan Pelajaran Ikhlas dari Aparat Kita

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Viral driver ojol di Solo yang mengaku diciduk polisi karena tak sadar mengantarkan miras. Dilepas sih akhirnya, tapi….

Kasus driver ojol yang ditangkap karena kedapatan aparat membawa miras di Solo, kembali membuka diskusi netizen soal profesionalisme aparat.

Saya tak perlu capek menjelaskan siapa yang memesan miras yang berakhir dengan “diamankannya” mas-mas driver ojol. Sudah jadi rahasia umum, sudah sama-sama tahu.

Ah, bukannya kita memang sudah mafhum dengan peristiwa beginian karena toh sudah berulangkali kasus-kasus serupa terjadi?

Kebetulan saja kasus terakhir ini mencuat karena jadi bahan pergunjingan netizen seluruh Indonesia Raya—yang tahu sendiri bagaimana julidnya.

Baca Juga:

Holywings Jogja Ditutup Satpol PP, Buntut Kasus di Jakarta

Viral Perawat Buat Konten Pasang Kateter ke Pasien Pria, Tanda Kode Etik Hanya Angin Lalu

Ketika Kartini Curhat Soal Miras pada Sahabatnya

Jika saja kasus ini tidak jadi isu nasional, nasib mas-mas driver ojol itu mungkin bakal berbeda, tidak dilepas dan disantuni. Mungkin ia bakal jadi tersangka penyelundupan miras yang bahkan ia pun tidak tahu pesanan yang dibawanya ternyata barang haram.

Sebagai pengayom masyarakat tentu saja aparat mengemban tugas yang berat. Perkara miras mah cuma upaya kecil-kecilan buat melindungi masyarakat agar terhindar dari nafsu duniawi.

Walaupun kecil, itu adalah usaha serius dari aparat agar orang-orang tidak terlena pada penghilang sakit sementara bernama miras ini. Agar orang-orang dapat menghadapi segala tantangan hidup dengan lebih berani. Memang, cuma pecundanglah yang menyelesaikan masalahnya dengan mabuk-mabukan.

Selain memberantas miras, tugas-tugas aparat lainnya tidak kalah krusial. Mereka selalu bisa diandalkan menjaga keamanan di saat orang-orang libur Lebaran, mereka yang selalu tersenyum ramah menghadapi pemotor ugal-ugalan dengan knalpot bisingnya, mereka yang kerap menangkapi pencoleng-pencoleng kamar kosan mahasiswa miskin.

Sungguh, bukankah mereka adalah perwujudan manusia yang amat humanis? Pengabdiannya adalah pengejawantahan dari keinginan untuk mengelola kehidupan madani.

Tak ada ego personal di dalamnya, yang ada adalah upaya untuk mencapai keinginan kolektif guna merasa aman tentram kerta raharja. Dan saya percaya setiap aparat adalah orang-orang yang ingin berbakti untuk kepentingan bersama.

Tetapi setiap perkara yang bersinggungan dengan aparat selalu memicu trauma saya. Betapapun ingin saya berbaik sangka kepada orang-orang yang penuh pengabdian ini, bayangan-bayangan tidak mengenakan selalu muncul.

Saya jadi mempertanyakan, apakah saya punya kelainan jiwa karena punya prasangka dan sinis terhadap mereka yang tulus mengabdi ini? Atau jangan-jangan saya ini punya jiwa penjahat, karena dulu mungkin pernah ada perasaan tidak senang dengan aparat?

Setelah beberapa kali berurusan dengan kantor aparat terdekat, saya tidak membawa penyelesaian yang memuaskan. Yang ada adalah rasa dongkol dan waktu yang terbuang sia-sia.

Beberapa kali saya masuk ke sana kerap disambut dengan kursi kosong atau oknum petugas yang sedang berleha-leha di depan komputer sambil ngudud kretek.

Sekali waktu ketika partner saya kehilangan motor, kami dilempar-lempar ke beberapa petugas. Sungguh kesannya jadi tidak tertib administrasi. Kami diwawancarai selama beberapa jam dengan janji bakal dihubungi jika kendaraan ditemukan.

Sementara pencuri motor melenggang ke luar wilayah, kami masih saja berbusa-busa menjelaskan ke petugas. Tak ada olah TKP, padahal tempat parkirnya tergolong dekat dengan lokasi kantor.

Selama berbulan-bulan kami menunggu, kabar baik tak kunjung datang.
Dan ya memang, berurusan dengan aparat kita harus membiasakan diri untuk belajar ikhlas. Selain ustaz-ustaz yang hobi ceramah, aparat mengajarkan saya untuk ikhlas dengan lebih praktikal.

Semoga motor Beat itu berguna untuk biaya anak-isterimu mas pencury.

Perkara ikhlas juga diajarkan ketika saya ditipu transaksi jual-beli online. Tapi memang sih sayanya juga bego karena tidak curiga sedikitpun.

Sebagai mahasiswa kere yang mengandalkan beasiswa, kehilangan duit ratusan ribu adalah urusan yang bikin risau. Duit itu jika dihitung-hitung dapat mengisi perut saya selama sebulan. Tentu dengan penghematan yang amat.

Saya sebenarnya sempat ragu mau membawa perkara ini ke kantor aparat. Tapi berkat cuitan resmi dari lembaga aparat yang mendorong masyarakat untuk melapor jika membutuhkan, membuat saya memberanikan diri.

Ditambah kasus Kaesang Pangarep “kena tipu” ratusan ribu oleh toko online yang bisa diselesaikan dengan cepat karena dia anak presiden, saya makin percaya diri.

Tetapi, lagi-lagi respons yang saya dapat hanyalah ceramah-ceramah untuk berbuat ikhlas.

“Uang segitu mah udah ikhlasin aja, Dek, sudah dipastikan tak bisa balik lagi. Ya lagian kok kamu nggak hati-hati.”

Osiap, Ndan!

Saya sebenarnya tahu betul jawaban itu yang akan saya terima. Namun, keinginan saya untuk berbaik sangka mengenyahkan anggapan-anggapan buruk itu. Sebagai bagian dari yang diayomi, saya ingin meneladani ketulusan bakti, keseriusan pengabdian dari pelindung masyarakat ini.

Mendapati respons yang tidak simpatik atau kerap menggampangkan pengalaman traumatis adalah hal yang amat membagongkan. Saya sungguh tak bisa membayangkan jika berada di posisi mas-mas driver ojol yang tiba-tiba kena ciduk aparat kayak di Solo itu.

Perkara pencurian dan penipuan kayak saya ini tak ada apa-apanya.
Soal ikhlas ini telah benar-benar terinternalisasi dalam diri. Tatkala terakhir kali kosan saya dibobol maling, saya tak lagi-lagi ingin melapor. Saya telah menjadi pribadi dengan keikhlasan yang kaffah.

Aparat telah mengajarkan saya yang kering batinnya dengan siraman rohani, mengalahkan pesona ustaz-ustaz di tipi. Tak ada kepemilikan, semua milik-Nya. Lepaskan soal-soal keduniawian. Nanti-nanti mungkin aparat bakal mengajarkan saya untuk moksa juga karena raga memang cuma ilusi keduniaan.

Meminjam istilah yang acap kali dipakai aparat, jangan-jangan saya adalah oknum? Jangan-jangan masyarakat yang kecewa terhadap pelayanan aparat adalah oknum?

Sementara aparat-aparat dan birokrat di lembaga pemerintahan umumnya adalah orang-orang normal yang berkelakuan lumrah. Profesionalisme yang mereka perlihatkan adalah kewajaran belaka.

Atau jangan-jangan memang begitulah cara kerja dunia ya?

BACA JUGA 5 Cara Paling Tidak Masuk Akal dalam Menghindari Tilang Polisi atau tulisan Fikry Ainul Bachtiar lainnya.

Tags: driver ojolmirasnetizenpolisi soloviral
Fikry Ainul Bachtiar

Fikry Ainul Bachtiar

Mahasiswa Sejarah Unpad. Tinggal di Jatinangor.

Artikel Terkait

holywings jogja mojok.co

Holywings Jogja Ditutup Satpol PP, Buntut Kasus di Jakarta

29 Juni 2022
perawat mojok.co

Viral Perawat Buat Konten Pasang Kateter ke Pasien Pria, Tanda Kode Etik Hanya Angin Lalu

3 Juni 2022
Kartini mengingatkan bahayanya miras

Ketika Kartini Curhat Soal Miras pada Sahabatnya

15 April 2022
Diskonan Shopee dan ShopeeFood yang Merepotkan Ojol dan Mercant MOJOK.CO

Diskonan Shopee dan ShopeeFood yang Merepotkan Ojol dan Merchant

1 Desember 2021
Bagi Driver Ojol, Dengar Azan Itu Sholat Jamaah Dulu atau Antar Orderan Dulu?

Bagi Driver Ojol, Dengar Azan Itu Sholat Jamaah Dulu atau Antar Orderan Dulu?

26 November 2021
Agar Argumen Ade Armando soal Waktu Sholat Lebih Kontroversial

Agar Argumen Ade Armando soal Waktu Sholat Lebih Kontroversial

23 November 2021
Pos Selanjutnya
ilustrasi Analisis Kesalahan Desainer Grafis UI di sekaligus Mengapresiasinya sebagai Taktik Viral mojok.co

Analisis Kesalahan Desainer Grafis UI sekaligus Mengapresiasinya sebagai Taktik Viral

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022
Driver Ojol Antar Miras kena Ciduk di Solo dan Pelajaran Ikhlas dari Aparat Kita

Driver Ojol Antar Miras kena Ciduk di Solo dan Pelajaran Ikhlas dari Aparat Kita

15 Juni 2021
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022
Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Perguruan Tinggi Favorit MOJOK.CO

Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Masuk Perguruan Tinggi Favorit

5 Agustus 2022
Asrama mahasiswa Sumatra Selatan, Pondok Mesudji dalam sengketa di pengadilan. Mahasiswa menilai ada campur tangan mafia tanah.

Mahasiswa Sumsel di Asrama Pondok Mesudji Jogja Terancam Pergi karena Mafia Tanah

11 Agustus 2022
Lampu merah terlama di Jogja. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Menghitung Lampu Merah Terlama di Jogja, Apakah Simpang Empat Pingit Tetap Juara?

9 Agustus 2022
Musimin, petani di lereng Gunung Merapi yang menolak ekspor kopi ke Jepang.

Mengenal Musimin, Petani Lereng Merapi yang Menolak Pesanan Kopi dari Jepang 

5 Agustus 2022

Terbaru

Buick, mobil dinas pertama Presiden Sukarno dipamerkan dalam pameran mobil kepresidenan dii Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Sabtu (13:8:2022) (ANTARA:Fathur Rochman)

Pameran 7 Mobil Dinas Kepala Negara, Buick yang Dipakai Sukarno Jadi Primadona

13 Agustus 2022
BANYAK YANG BILANG MINUMAN DI INDOMARET INI MERESAHKAN! | BAKUL

BANYAK YANG BILANG MINUMAN DI INDOMARET INI MERESAHKAN! | BAKUL

13 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022
ambulans bawa jenazah

Tak Bisa Pakai Ambulans Puskesmas, Keluarga Tandu Jenazah Sejauh 13 Kilometer

13 Agustus 2022
daya tahan tubuh mojok.co

Spesialis Anak UI: Imunitas Tubuh Dukung Tumbuh Kembang Anak 

13 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In